3. Never Enough

75 5 0
                                    

Pelajaran hari itu telah berakhir. Para siswa berhamburan, sebagian ingin pulang dan yang lainnya akan segera menuju klub mereka masing-masing.

Alex sedang berjalan menuju stadion basket ketika Gabriela menghampirinya. "Halo sayang," sapa Alex.

Gabriela tersenyum dia memegang kamera di tangannya. "Aku akan segera bergabung dengan teman-temanku."

"Aku juga. Good luck," balas Alex, lalu mereka berpisah.

Alex melalui pintu hall dan dia berhenti. Dia membuka pintu hall dan tampak seorang gadis di atas stage. Madeleine sedang bermonolog pada salah satu adegan dari drama Evita Peron. Anggota klub drama yang lainnya sedang duduk memperhatikan. Seorang wanita cantik berdiri dekat dengan stage. Dia tampak lebih dewasa, sepertinya dia guru drama yang baru.

Madeleine menyelesaikan monolognya, dan anggota klub yang lain bertepuk tangan. Lalu para siswa itu bergabung dengan Madeleine di stage.

"Wow!" seru Alex sambil bertepuk tangan. Seluruh mata memandang pada Alex. "Penampilan Maddie sangat luar biasa. Bukan begitu, Miss?" Alex menghampiri pelatih drama itu.

"Aku tahu Madelenie sangat bagus. Tapi siapa kau?" jawab wanita itu.

Alex mengulurkan tangannya. "Aku Alex Miller, Miss. Dan kau?"

"Aku Sarah Clark. Aku baru saja menggatikan guru drama sebelumnya."

"Melihat Maddie membuatku termotivasi untuk mengikuti klub drama ini, Miss. Bagaimana menurutmu?"

Miss Clark tersenyum. "Panggil saja aku Sarah." Lalu dia melambai pada Madeleine. "Maddie, sepertinya kau punya pengagum!"

Mata Madeleine tampak berbinar. Dia menghampiri Sarah dan Alex. "Hai. Aku tahu kau. Kau begitu populer," kata Madeleine.

Alex tertawa. "Kau bercanda! Kau yang populer."

Madeleine tersenyum. "Siapa yang tidak mengenal The Gods of Clementine?"

Sarah mengangkat alisnya. "Aku pernah mendengar itu. Sebuah kehormatan kau bergabung dengan kami."

Alex menggoyangkan telunjuknya. "Tapi jangan minta aku berakting. Kalian tahu... aku payah. Mungkin aku bisa membantu pekerjaan di balik layar."

Madeleine mengerutkan dahinya. "Jika kau bergabung dengan klub drama, maka kau harus berakting."

"Oh.. Okay... Mungkin itu akan bertahap... Maksudnya, biarkan aku belajar dulu," balas Alex kikuk.

"Itu tak masalah, Alex. Kau bisa segera ikut latihan kami," kata Sarah.

"Tapi aku mohon maaf, aku harus membagi waktuku dengan tim basket."

"Tentu saja. Aku tahu kau superstar di lapangan," balas Maddie.

Alex tertawa dan melambaikan tangannya. "Hahaha, bukan aku! Semua atlit adalah superstar di lapangan."

Selanjutnya Alex berpamitan dan segera bergabung dengan tim basketnya di stadion.

"Kau terlambat, Miller!" bentak Mr. Sammel.

"Maaf, coach. Aku ada keperluan sedikit tadi.

"Hah! Aku berani bertaruh kalau keperluanmu itu pasti tak jauh dari urusan gadis," balas Mr. Sammel.

Alex menunjuk Mr. Sammel dengan senang. "Kau sangat memahamiku, coach!"

Di sisi lain lapangan itu, Mike berdiri tak jauh dari Anthony. "Jadi kau masih tetap menjadi pilihan utama Mr. Sammel?" kata Mike pada Anthony.

Clementine CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang