7. Three is Better Than Two

32 2 0
                                    

Anthony berjalan menuju lobby belakang Clementine dan menghampiri Alex dan Daniel yang menunggunya di sana.

"Aku punya sesuatu untuk kalian," kata Anthony sambil menyodorkan sebuah undangan berwarna copper.

"Apa ini?" tanya Alex sambil membukanya.

"Pembukaan Nitcliff. Club baru di dalam Metlif. Ayahku memberiku undangan untuk grand opening."

"Dan bagaimana kita bisa masuk?" tanya Daniel sambil membaca undangan itu. Dia menemukan bahwa club itu menyediakan minuman beralkohol. Tentu saja, mereka masih di bawah umur untuk bisa masuk sebuah klub malam yang menyajikan minuman beralkohol.

"Aku sudah memegang Diamond Card. Mereka memberiku membership dengan free entry yang berlaku untukku dan plus two," jawab Anthony.

Daniel dan Alex tampak berbinar. "Karena itu kau memberi kami undangan ini!" kata Daniel. Dia tampak sangat senang.

"Dan ada wanita-wanita cantik pastinya!" lanjut Alex.

Anthony menghela nafas. "Sebenarnya aku tak berminat menghadirinya. Tapi ada banyak eksekutif yang akan hadir dan Ayahku tak bisa datang."

"Tenanglah, ini akan sangat menyenangkan, kawan!" Alex bersemangat.

"Aku akan menjemput kalian nanti," kata Daniel, tak kalah bersemangatnya dari Alex.

Tak lama kemudian bel sesi pelajaran selanjutnya berbunyi. Alex, Daniel, dan Anthony menuju kelas yang sama. Mereka mengambil kelas Sastra Glassvale bersama Miss Spade.

Di akhir pelajaran, Miss Spade memberikan tugas pada para siswanya. "Proyek kali ini adalah Literature Presentation. Pilih satu penulis Glassvale, lalu buatlah presentasi visual selama sepuluh menit tentang kontribusinya terhadap sastra Glassvale."

"Man, aku tidak begitu mengenal sastra," gumam Alex. Dia tampak gusar dengan tugas yang baru saja dia dapatkan.

"Kita punya Cathy," balas Daniel. Senyumnya simpul. Di benaknya dia sebenarnya merasa bersalah karena sering mengganggu Cathy untuk tugas sekolahnya.

"Alex punya Madeleine. Dan guru dramanya," kata Anthony datar, sama sekali tak tampak terkesan.

Daniel dan Alex menoleh padanya tak percaya. "Pada satu titik, aku merasa kau punya benih untuk menjadi seorang lelaki player," balas Alex. Matanya memandang lurus kepada Anthony, seakan mencoba meyakinkan bahwa menjadi seorang player bukanlah hal yang buruk.

Anthony tampak terganggu. "Aku hanya berusaha mengingatkanmu bahwa kau punya orang-orang yang tepat untuk kau mintai bantuan," kata Anthony, lalu dia segera meninggalkan kelas.

Alex tersenyum. "Tentu saja dia menginspirasiku." Alex pun meninggalkan kelas, dan segera menuju hall.

Alex melihat Sarah di sana sedang bersiap untk latihan hari ini. "Kuharap kau tak bosan melihatku dan akting payahku," kata Alex. Dia berjalan pelan menghampiri Sarag.

Sarah tampak terkejut dan menoleh. Lalu dia tersenyum. "Selalu menyenangkan melihatmu dan semangatmu, Alex."

Alex menarik nafas dalam-dalam. "Aku membutuhkan bantuanmu, Sarah."

"Apa itu?"

"Proyek untuk Sastra Glassvale. Ini bukanlah pelajaran yang terlalu aku sukai. Aku harus membuat sebuah presentasi tentang penulis Glassvale, tapi aku tak punya gambaran siapa yang ingin aku presentasikan."

Sarah tersenyum. "Tidakkah guru kelasmu telah memberikan brainstorming?"

"Tentu saja. Tapi... tapi... untuk membuat sebuah presentasi utuh, aku kehilangan akal," jawab Alex mulai gelisah.

Clementine CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang