5. Tell My Friends

2.2K 381 7
                                    

Jam makan siang sudah menyapa, tapi sosok di balik meja besar itu masih berkutat dengan beberapa dokumen. Sesekali tangannya menggerakan tetikus berwarna hitam dengan aksen doff yang bersebelahan dengan MacBook keluaran tahun dua ribu delapan belas. Matanya juga berpindah-pindah dari dokumen-dokumen ke layar MacBooknya yang juga menampilkan data-data penting. Dahinya berkerut dalam ketika mendapati ada yang ganjal dari dokumen tersebut, sebelum melemparnya karena ia harus memeriksa dokumen selanjutnya.

Tiba-tiba telepon tanpa kabel di sebelahnya berdering, membuat sosok itu terpaksa menunda kegiatannya dan mengangkat telepon.

"Ya?"

"Pak, maaf. Ada Pak Jaehyun, Pak Johnny, dan Pak Yuta di lobby. Mereka bilang sudah ada janji dengan Bapak. Perlu saya suruh menemui Bapak satu persatu, atau-"

"Suruh mereka semua masuk." Doyoung langsung menutup teleponnya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Katanya kentang, alias kena tanggung. Such a workaholic.

"Kerja mulu lo elah." Komentar Yuta ketika pria keturunan Jepang itu masuk ke ruangan Doyoung, bertepatan dengan si pemilik ruangan yang tengah menutup MacBook-nya.

"Udah kelar," Doyoung mengangkat telepon dan bertanya pada teman-temannya sebelum menekan beberapa tombol. "Mau minum apa?"

"Biasa," jawab Yuta cepat.

"Air putih?"

"Ya nggak air putih juga," Yuta memutar matanya kesal. "Kopi susu aja."

"Samain," sahut Jaehyun yang sibuk dengan ponselnya.

"Lo, John?" Tanya Doyoung pada Johnny yang juga sibuk dengan ponselnya.

"Samain sama lo," jawab Johnny. "Gue pesen pizza gede atas nama lo, bilangin sekretaris lo tolong anterin juga."

"Dasar." Doyoung kemudian menekan beberapa tombol dan membiarkan teleponnya mendial otomatis. "Tolong bilang ke Pak Jonghu, dua kopi susu, dua white coffee, sama nanti ada pizza atas nama saya tolong antar ke ruangan saya."

"Pizza apa yang lo pesen?" Tanya Yuta pada Johnny.

"Kepo banget, sih. Tunggu nanti aja kenapa?" Balasan Johnny membuat Yuta memutar matanya lagi. Kurang dari lima menit, pria itu sudah memutar matanya dengan kesal sebanyak dua kali.

"Ada apa, sih? Tiba-tiba rame gini?" Tanya Doyoung setelah mengambil tempat di sebelah Jaehyun karena Yuta menguasai sofa panjang lainnya dengan merebahkan dirinya dengan nyaman di sana.

"Kita mau tanya perkembangan teman kita nih berhubung udah nyaris akhir bulan. Gimana? Udah dapet flatmate?" Tanya Johnny yang sedari tadi sudah mengambil posisi nyaman di single sofa.

"Udah. Dari terakhir Jaehyun ke tempat gue, besoknya gue langsung terima orang," Jawab Doyoung. "Pagi-pagi buta banget. Untung gue udah mandi."

"Gila, lo beneran terima siapapun yang dateng pertama kali kayak yang lo bilang ke gue?" Jaehyun menatap Doyoung tidak percaya. Cowok itu langsung menyimpan ponselnya. Sedangkan Yuta dan Johnny beringsut mendekat karena penasaran juga.

"Emang dia bilang apa?" Tanya Johnny.

"Dia bilang, dia bakal nerima siapa aja yang daftar duluan. Dan dia beneran ngelakuin hal itu. Kim Gila Doyoung memang." Jaehyun masih menatap Doyoung tidak percaya.

"Don't stare at me like that!" Doyoung mendorong bahu Jaehyun agar pria berlesung pipi itu menjauh.

"Terus gimana orangnya? Ganteng?" Tanya Yuta.

"Dari sekian banyak hal untuk ditanyakan, kenapa harus ganteng sih, Yut?" Protes Johnny.

"Nggak gantengㅡ" Doyoung menggantung kalimatnya. Namun sepertinya di telinga teman-temannya tidak terdengar demikian.

FLATMATE | doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang