Extra Chapter 1 : First Payment

3K 414 37
                                    

Tanggal dua belas Oktober yang tertera pada setiap kalender di unit apartemen-nya telah dicoret oleh oknum Bianca sejak ia gagal mendapatkan tiket konser Super Show yang diselenggarakan pada tanggal tersebut. Sudah mecari, harga yang Bianca dapat sungguh tidak masuk akal. Ia belum sesukses itu untuk menghabiskan nyaris jutaan won untuk tiket konser dengan posisi yang tidak strategis. Mau mengharapkan jatah konser dari Tiga Orang yang Telah Berjanji Membelikannya Tiket rasanya tidak mungkin karena mereka juga tidak akan mau menghabiskan uang segitu banyaknya.

Doyoung? Tidak mungkin banget. Memangnya siapa gue? Begitu batin Bianca.

"Kenapa sih lo? Makin hari makin jelek aja." Komentar Doyoung dengan dua gelas susu cokelat di tangannya yang kemudian mengulurkan salah satunya pada Bianca.

"Doy, hari ini udah tanggal dua belas." Bianca menerima gelas susu dari Doyoung dan menyeruputnya perlahan. Padahal itu susu dingin.

"Terus?" Doyoung melirik jam dinding yang ada di atas televisi. Pukul satu malam. Bianca benar. Saking asyik-nya mereka movie marathon, sampai tidak sadar kalau sudah lewat tengah malam.

"Gue nggak nonton Super Show!" Bianca mencebikkan bibirnya sedih. "I've been waiting so long for this concert and now I can't attend."

"Ya elah." Doyoung menghela nafasnya.

"Diem aja deh. Lo nggak ngerti perasaan seorang fangirl!" Doyoung mengerjap kaget ketika mendengar Bianca memarahinya. Tapi kemudian cowok itu terkekeh dan membawa gadis di sampingnya itu ke dalam pelukannya.

"Maaf maaf. Nanti kalau ada konser lagi, biar gue yang cariin tiketnya. Udah, sekarang mau tidur atau lanjut filmnya?" Doyoung mengelus puncak kepala Bianca lembut. Sepertinya gadis itu malah mengantuk sekarang. Karena jawaban dari dirinya adalah,

"tidur aja deh."

Doyoung langsung melepaskan rengkuhannya dan membiarkan Bianca berjalan duluan masuk ke kamarnya. Setelah mendengar suara pintu ditutup kembali, Doyoung membereskan sisa makan dan minum mereka. Juga mematikan televisi serta DVD player. Sofa bed yang mereka gunakan pun sudah Doyoung ubah ke bentuk awal sofa. Sembari melipat selimut, Doyoung tersenyum lebar. Menurutnya, konsep Netflix and chill lumayan seru.

Setelah memastikan semua rapi kembali, Doyoung masuk ke kamarnya dan tentu saja untuk tidur. Oh, tentunya setelah menghubungi seseorang yang akan membawakan kabar baik ketika pagi nanti.

---127---

Pagi ini, Doyoung yang membuatkan sarapan karena Bianca terlihat enggan menyentuh dapur hari ini. Jangan tanyakan apa yang Doyoung buat. Cowok itu jelas membuatkan semangkuk sereal dengan susu segar. Untungnya, Bianca terima saja sarapan buatan Doyoung. Sepertinya hari ini cewek itu benar-benar enggan melakukan apapun. Mungkin jika bernafas adalah bukan gerakan refleks, mungkin Bianca sudah tidak bernafas.

"Keluar yuk? Jalan-jalan ke mana gitu. Biar lo nggak kepikiran?" Ajak Doyoung. Lama-lama ia semakin prihatin dengan kondisi flatmate-nya itu.

"Nggak mau. Nggak ngaruh." Tolak Bianca. "Pasti berita tentang Super Show ada di mana-mana. Pasti jadi perbincangan di mana-mana. Hari ini gue nggak mau lihat TV dan ponsel dulu."

"Tapi lo semakinㅡ"

Ting tong!

Bel apartemen mereka berbunyi. Bianca jelas tidak akan bergerak. Melirik pun sepertinya malas. Sejak tadi gerakannya hanya menyuapkan sereal ke dalam mulutnya. Jika sereal di mangkuknya habis, maka ia akan menuang kembali sereal yang sengaja Doyoung bawa ke dekat mereka.

FLATMATE | doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang