Prolog

5.9K 521 15
                                    

Kebakaran itu membuat Doyoung harus memutar otaknya lebih. Dua pria tampan di hadapannya ini tidak membantu sama sekali. Mereka lebih sering melontarkan kelakar kelakar yang menurut Doyoung tidak ada lucunya sama sekali. Yang benar saja, di situasi membingungkan seperti ini, mereka malah sempat-sempatnya saling melempar lelucon.

"Harusnya gue mikir sendiri aja."

"Eitsㅡdon't be mad, my friends. Lo tahu, gue baru aja punya ide cemerlang buat lo." Doyoung menaikkan alisnya sedikit tertarik dengan ucapan pria berkaki panjang di hadapannya, Johnny.

"Apa?"

"Lo cari flatmate baru dengan mengajukan beberapa syarat." Johnny menjentikkan jarinya seolah telah mengatakan hal yang luar biasa brilian.

"Jo, gue udah ngelakuin itu dari dulu." Doyoung memutar matanya kesal.

"Tapi lo nggak mencantumkan kalau lo membayar sepuluh persen lebih banyak alias lo punya hak lebih dari dia. Jadi dia nggak bakal se-enak jidat." Johnny menambahkan.

"Nah, iya." Pria berwajah kejepangan itu setuju. "Coba lo inget-inget kenapa lo selalu gonta ganti flatmate? Itu karena dia bayarnya sama kayak lo, jadi dia bisa sesuka hati dia."

"Tuh, lo ngerti kan?"

"Tapi yaㅡ"

"Percaya sama Yuta dan Johnny, pasti mantap." Pria berwajah kejepangan yang bernama Yuta itu meyakinkan Doyoung.

Doyoung sendiri semakin bingung. Di sisi lain, ia setuju sih. Mengingat ia sudah tiga kali berganti flatmate, dan dengan yang sekarang menjadi empat.

Yang pertama, di bulan ketiga temannya itu membawa pacarnya yang telah melahirkan anak mereka. Doyoung jelas tidak bisa menerima dia lagi karena dia tidak bisa lolos kualifikasi, yaitu untuk tetap tenang. Mau tidak mau, Doyoung harus menghentikan kontrak mereka, meski ia tidak tega dengan si Bayi. Yang kedua, temannya itu adalah seorang artis baru yang sedang meniti karirnya. Penyebab Doyoung merasa terganggu adalah, setiap hari selalu saja ada yang mengirimi hadiah ke apartemennya. Untuk kali ini, Doyoung yang memilih pergi membawa barang-barangnya karena penggemar temannya tersebut sudah terlanjur mengetahui alamat tersebut.

Yang terakhir, apartemen Doyoung nyaris terbakar habis, yang bahkan bisa menghabiskan satu gedung apartemen tersebut jika pemadam kebakaran tidak segera datang. Bahkan Doyoung sendiri mungkin akan mati di tempat juka petugas pemadam kebakaran tidak menemukan dirinya yang nyaris tertimpa lampu gantung di ruang tengah.

"Yaudah, gue setuju." Ujar Doyoung final "Bantuin gue bikin dan pasang iklan lagi."

"Oh, siap laksanakan, Kapten!" Johnny dan Yuta langsung berfokus pada laptop Doyoung yang entah sejak kapan ada di pangkuan Johnny.

Doyoung menghela nafas, lalu beranjak untuk pindah ke sisi kosong sebelah Johnny. Mereka harus dipantau jika ingin segalanya tetap normal. Ditemani tiga gelas es teh manis dan teriknya langit Seoul di siang hari, mereka bertiga fokus untuk membuat iklan pencarian flatmate untuk Doyoung.

-----tbc-----

halo! hahaha, aku mau kasih tau, disini nggak ada menjelekkan pihak manapun ya. ini benar-benar murni cuma menuangkan apa yang ada dipikiranku dan menurutku cocok untuk dijadikan work baru. heheheh hope you guys like it.

sambil nungguin cerita Kayra sama Doye setelah jadian, bisa baca ini😂 jangan lupa baca "Yes, Doyoung" gaes wkwkw

oh, kalau ada yang mau daftar jadi apartemen mate/flatmate-nya Doyoung bisa. Kalian bisa cek di bawah ini :

- Laki-laki, usia 27-20 tahun.
- Mau membayar 40% uang sewa.
- Jujur.
- Rajin.
- Mau diajak bekerja sama.
- Belum menikah.
- Tidak menerima keluarga.
- Tidak menerima anak kecil karena saya bukan pengasuh.
- Tidak pendendam.
- Berkepribadian baik.
- Bisa tinggal dengan ketenangan.
- Lainnya akan ditanyakan saat wawancara.

FLATMATE | doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang