Prolog

328 24 2
                                    

"Kamu adalah coretan pulpen diatas kertas, karna aku hanya bisa menutupinya, bukan menghapusnya."

🍂🍂🍂

Jika kamu bertanya apa aku menyukai senja? Dengan tegas akan ku jawab "Tidak". Jangan bertanya padaku, karna aku memiliki banyak alasan untuk itu.

Bagi sekian banyak orang senja diibaratkan keindahan yang bisa menyejukan, mententramkan, juga menenangkan. Apalagi untuk seseorang yang memiliki pasangan, yang biasa mereka sebut dengan keromantisan. Tapi bagiku, senja adalah langit jingga yang merenggut keceriaan sang surya di pagi dan siang hari, lalu menggantinya dengan malam yang gelap dan kelam. Mungkin itu adalah salah satu alasanku tidak menyukai senja. Walau pun ada yang masih bisa kujelaskan, mungkin aku tidak suka ditinggalkan dengan kegelapan dan kesunyian sendirian.

Misalnya sekarang, aku sedang menunggu seseorang menjemputku di area parkir salah satu Sekolah Menengah Atas. Tiga minggu yang lalu, aku diundang menjadi salah satu nara sumber dalam acara yang si adakan di sekolah tersebut. Kebetulan pada hari ini aku tidak ada banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan, sehingga aku bisa hadir dalam acara ini.

Aku mulai gelisah, karna langit semakin gelap sedangkan orang yang sedang ku tunggu belum terlihat batang hidungnya. Berkali-kali aku mencoba menghubunginya namun tidak ada jawaban. Akhirnya aku coba hubungi seseorang yang sedang aku tunggu sekali lagi. Dan akhirnya terhubung.

"Kamu dimana?" Tanyaku khawatir, sambil menggigit sedikit bibir bawahku.

"Aku udah deket, tapi kejebak macet. Sabar ya, sebentar lagi ko. Ini juga udah mau maju." jawaban dari seseorang di seberang telepon itu.

"Oh yaudah. Aku tutup telponnya ya. Hati-hati." Setelah mengatakan hal itu, aku pun menutup telponnya. Lalu kumasukan ke dalam saku celana seragam berwarna coklatku.

Senja telah berganti menjadi malam. Angin malam mulai menghembus, dan menimbulkan udara dingin. Aku pun menggosok-gosokan kedua telapak tanganku, supaya terasa lebih hangat. Menyesal, tadi sebelum berangkat mengapa tidak membawa sebuah jaket untuk menghangatkan tubuh saat suasana seperti ini.

Ketika aku sedang menunggu seseorang yang sedang aku tunggu. Aku melihat sekelompok siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas yang mengenakan seragam pramuka dengan warna yang khas yaitu coklat tua. Mereka sedang menikmati rasa lelah mereka dengan dihiasi dengan lolucon yang mereka ciptakan, untuk menimbulkan gelak tawa.

Aku tersenyum melihat mereka. Aku teringat masa-masa manis yang pernah aku alami diusia mereka. Juga saat-saat menyenangkan menghabiskan waktu dengan teman dan sahabat, sekaligus canda dan tawa yang ada di dalamnya. Masa-masa aku mulai paham apa itu cinta sesungguhnya, terlebih dia menjadi seseorang yang sangat berperan dalam mengisi hari-hariku tanpa ada sebuah kekecewaan, sebelum semua itu terjadi.

🍂🍂🍂

Hai! Semoga suka sama prolog yang ambigu ini ya. Makasih udah mau luangin waktunya buat baca. Pantengin trus kelanjutannya ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak, juga kririk dan sarannya.

~Adaptasi~

EZAQILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang