Dengan nafas yang tidak beraturan, Azra terbangun dari mimpi yang pernah menjadi kenyataan waktu ia masih ada di kampung.
Dulu Azra TK sempat di Jakarta namun setelah SD Azra pindah di kampung sampai SMP, Kelas 2 SMP Azra pindah lagi di Jakarta. Dilihat jam yang ada di samping kasurnya menunjukkan pukul 5 pagi.
Langsung saja Azra mengambil posisi duduk dan mengumpulkan beberapa energi untuk mandi. Azra mengingat lagi mimpinya, namun seketika lupa. Azra merasa tidak mimpi apa apa.
Selesainya merapikan diri, Azra langsung turun kebawah untuk sarapan.
"Mbak mau bareng Ayah lagi?" Tanya Widjianto dari dapur. "Iya Yah" selesai makan roti dan minum susu Azra langsung menggunakan sepatunya.Sepanjang jalan menuju sekolah Azra hanya bengong, pagi ini Azra tidak bisa fokus, tatapannya kosong. Masih saja memikirkan apa yang semalam Azra mimpikan.
Entah Widjianto yang menginjak gas nya cepat atau karna Azra bengong, Azra merasa sangat cepat sekali sampai di sekolah. Sudah mulai banyak siswa-siswi berdatangan di SMA Tunas Bangsa.
" Belajar yang bener" Widjianto mengelus halus kepala Azra." Iya Yah, makasih, Assalamu'alaikum" jawab Azra dengan salim tangan. "Waalaikumsalam"
SMA TUNAS BANGSA 🌻
Di SMA Tunas Bangsa ini di wajibkan setiap siswa dan siswi mengikuti ekstrakurikuler.
Ada beberapa ekstrakurikuler di SMA Tunas Bangsa, di bagian olahraga ada voly, basket, futsal, badminton, Petanque dan karate. Ada juga Pramuka, Paskibra, Teater, Cinema, Marching band, Band, dll.Azra memilih ekstrakurikuler paskibra, alasannya karna di sana ia di bimbing menjadi orang yang lebih baik, sopan, dan ramah ke siapa pun itu. Namun Azra bukan orang yang ramah, ada senior lewat saja Azra masih bisa berpura pura tidak lihat.
Azra POV
Aku berjalan melewati koridor sekolah, entah mungkin aku yang kurang sehat. Badan ku terasa lemas.
Dari jauh aku melihat senior paskibra, malas sekali rasanya untuk menyapa. Namun jika aku tidak melakukan pasti angkatan ku yang akan kena.
" Pagi Bang" sapa ku sambil tersenyum.
"Iya pagi dek" jawabnya.Virza, ya dia adalah salah satu senior ku yang memiliki wajah tampan. Namun aku tidak suka dengan perilakunya yang angkuh. Bukan angkuh namun anaknya petjijilan, ada saja hal yang di lakukannya untuk membuat orang tertawa.
Pernah waktu aku sedang latihan, Bang Tutur sedang mengambil alih dan posisi ku saat itu sedang posma namun ia membuat angkatan ku tertawa dengan cara salto di depan barisan namun gagal, sontak aku tertawa. Bukan hanya aku, teman ku juga tertawa, lalu ada senior yang berkata.
"Kenapa kalian tertawa? Siapa yang nyuruh ketawa?" Dalam hati aku berkata "dasar senior, kerjaan nyari kesalahan aja".
Sampai nya di kelas aku langsung duduk di kursi ku. Lalu aku mengambil handphone dan membuka aplikasi WhatsApp. Aku buka grup paskibra
PTB 017&018
Assalamu'alaikum
Untuk perlengkapan Diklat tolong di persiapan dari sekarang.Putih abu abu
PDL (putih polos)
PDO (Training 2)
PDK (2)
PDB (2)
PDH 1 Set
Celana/rok hitam (2)
Dasi hitam
Sepatu pantofel
Gesper,topi,hanlat
Jaket
Selimut RS
Alat shalat
Alat mck
Atk
Ember putra merah/putri hijau
Handuk putra merah/putri hijau
Sendal samakan warna sesuai jenis kelamin
Piring samakan warna sesuai jenis kelamin
Sendok garpu
Gelas plastik samakan warna sesuai jenis kelamin
Air 1,5 L (2)
Obat2an
Permen asem,manis,kopi,mint (10)
Susu coklat dan putih (2)
Koran
Beras 1/2 L
Kacang hijau (2018 biji)
Gula merah (3)
Kayu bakar (10)
Jahe (1)
Telur (3)
Snack
Oiya untuk kacang hijau wajib dihitung sampai 2018. Kalo lebih atau kurang kalian harus terima konsekuensi nya.Siap, terima kasih mba
Lalu aku menutup aplikasi WhatsApp dan menghembuskan nafas. Banyak sekali barang yang akan di bawa. Waktu hanya di beri hanya 1 Minggu. Keuangan menipis, belum lagi bayar PDL 120.000
"Woi bengong aja" tegur Ida dari belakang.
"Da udah cek grup? Liat senior lu ngirim perlengkapan Diklat" mata ku melirik di gadget Ida.
"Beneran? Aiss cepet banget dah pusing aing" lalu Ida membuka handphone nya. Dan setelah itu menghembuskan nafas."Assalamu'alaikum" pak Adi masuk ke kelas.
"Waalaikumsalam wr wb."
"Wey tadi katanya pak Adi ga masuk, ini kenapa masuk?" Tanya Rara."Kata siapa? Halu kali lu Ra" jawab ku malas.
" Gatau dari siapa tapi tadi gua denger pak Adi gamasuk" aku hanya menggeleng gelengkan kepala. "Hafalan sudah sampai mana?" Tanya pak Adi sambil membolak balikan buku paket Agama.
"Belum mulai hafalan pak!" Jawab dari basis anak belakang.
"Oke sekarang mulai hafalan Ali'Imran ayat 1-5 dulu, saya kasih waktu 5 menit" baru saja aku ingin bermalas malasan namun kini sudah di beri tugas menghafal.30 menit kemudian
Tringgggggg.....Bel berbunyi tanda pelajaran Agama berakhir, aku bersyukur karna hari ini belum setor hafalan, dan aku ada waktu untuk menghafalnya di rumah.
Hari ini bunda membawakan aku bekal, jadi aku tidak akan pergi ke kantin.
"Zra mau nitip ga?" Tanya Elisa.
"Hai, engga deh. Tadi bunda bawain bekel, makan bareng hayuk!" Jawab ku sumringah."Yah gua lagi pengen lontong sayurnya Mpok Nur nih, tau dah Cika sama Bitha" Jawab Elisa sambil melihat Cika dan Bitha yang masih berusaha untuk hafal ayat Al Qur'an.
"Gua ikut Sa!" Teriak Cika dari belakang."Mm yaudah deh, gua sama Rara aja. Gua nitip air mineral boleh?" Mataku sambil kedip-kedip
Elisa hanya menjawab dengan senyuman dan tangan yang di julurkan ke arah ku, tanda minta uang untuk membeli air."Kembalinya permen buat gua ya Zra!!!" Elisa melengos keluar kelas. Dan aku hanya mendengkur kan nafas.
"Blay! Makan bareng ya" Rara datang dan aku hanya menganggukkan kepala.
Tak lama kemudian pun Elisa datang, dan bel pun sudah berbunyi. Tanda pelajaran akan di mulai lagi.Namun pada pelajaran ini rasanya aku sangat ngantuk, sudah tidak kaget lagi karna Aku kekenyangan makan. Dan obatnya hanya tidur namun gagal karna guru sudah datang, pelajaran di mulai dan aku memaksa untuk tetap fokus walaupun pelajaran nya tidak ada yang masuk ke otak ku.
Haii pembaca setia memories aku minta maaf banget karna baru bisa up lagiiii doain agar aku rajin ngetik lagi. Jangan lupa vote sama komen ya. Ingat komen sama kritik beda ya!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen FictionHingga tiba masa aku harus teringat tentangmu lagi. Tentang bagaimana kau memasuki duniaku. Mengetuk pintu hatiku. Nyaris saja. Kau berhasil dan tenggelam didalamnya. Dalam hati yang memiliki rasa. Yang sempat membuatku harus mengeluarkan air mata l...