.
Membuka kedua matanya sejenak, seorang pria dengan perawakan wajah mirip seekor bebek nampak baru saja terbangun dari pingsannya. Pandangannya sedikit kabur. Ia bisa merasakan sakit yang teramat diseluruh otot tubuhnya, seolah-olah tubuhnya baru saja terjatuh dari suatu ketinggian.
"Aw!" Pria itu memegangi kepalanya yang mendadak pusing. Berat sekali dan sepertinya ada luka cukup besar disana.
Ia masih belum sepenuhnya sadar. Tubuhnya serasa begitu lemah seolah berminggu-minggu lamanya ia tak makan. Sinar matahari yang begitu terik sedikit mengaburkan pandangannya.
Tangannya yang lain mulai bergerak meraba-raba sesuatu disebelahnya. Sedikit kebingungan ketika ia mulai merasakan sesuatu yang aneh disana.
Ini... seperti pasir?
Ah, bahkan ia bisa merasakan dorongan air yang perlahan bergerak menerpa tubuhnya.
Eh? Pasir? Gelombang?
Huh, dia ada dimana?
Lalu, perlahan namun pasti pandangan matanya yang tadinya sedikit mengabur dapat melihat dengan jelas apa yang tengah terjadi padanya saat ini.
Sinar matahari yang menyilaukan, langit biru yang terbentang luas, pasir dan pepohonan bakau, membuatnya mulai menebak-nebak jika saat ini kemungkinan besar ia tengah berada dipinggir pantai.
Apa?! pinggir pantai? K-kenapa ia bisa ada disini?
Terkejut, pria itu dengan cepat bangkit dari posisi tubuhnya. Sembari meringis pelan akibat rasa sakit yang menyerang disekujur tubuhnya, dipaksanya pikirannya itu supaya mengingat apa yang tengah terjadi pada dirinya itu sebelumnya.
Mengedarkan pandangannya ke segala arah, ia mencoba mencari-cari sesuatu yang mungkin dapat membantunya saat ini.
Begitu sepasang matanya menangkap pemandangan beberapa serpihan kecil pesawat yang tersapu ombak, pria itu langsung ingat.
Beberapa saat yang lalu, pesawat yang ia tumpangi bersama teman-teman sekolahnya itu mengalami kecelakaan. Entah apa yang terjadi, pesawat yang membawa cukup banyak penumpang itu mulai hilang kendali. Semua barang berjatuhan akibat pesawat yang oleng sana sini. Bunyi peringatan darurat mulai terdengar berkali-kali memekakkan telinga. Semua orang berteriak-teriak panik, beberapa diantaranya mendadak pingsan akibat guncangan yang begitu kuat. Ia yang saat itu duduk dipojokan hanya bisa merapatkan kedua tangannya dengan kuat sembari berdoa sebanyak-banyaknya agar ia diselamatkan.
Lalu, guncangan pesawat itu terasa semakin kuat. Sebelum ia dapat melihat dengan jelas apa yang saat itu terjadi, tubuhnya terlempar begitu saja. Sesuatu yang berat menimpa kepalanya hingga membuatnya tak sadarkan saat itu juga.
Begitu otaknya mampu mengingat kejadian mengerikan itu, pria itu langsung melebarkan sepasang matanya dengan shock.
Berdiri dengan ketakutan, ia berharap ini semua hanyalah mimpi buruk dalam tidurnya.
"Tidak! Tidak! Tidak! Ini pasti mimpi kan? Ya ya ini pasti mimpi. A-aku tidak mungkin terdampar, kan?" Katanya dengan panik. Sebelah tangannya mencoba menepuk-nepuk pipinya sendiri dengan cukup keras, berharap ia akan terbangun dari mimpi buruknya itu. Namun, tindakannya itu sama sekali tak berguna karena yang ada ia malah merasakan sakit dikedua pipinya itu.
"Oh my God! I-ini bukan mimpi?! A-aku benar-benar terdampar?!"
Pria yang terlampau shock itu kemudian berjalan dengan agak memincang, menyusuri sekitar pantai dengan cemas, berharap menemukan sosok orang yang dapat membantunya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSING 12 [END]
FanfictionTerdampar dipulau asing & tak berpenghuni? Setelah mengalami kecelakaan pesawat yang menewaskan banyak orang, 12 murid SMA yang selamat kini harus bertahan hidup dalam berbagai kondisi yang mereka alami disana. - BxG! - Gender Switch! ° tragedy, an...