06 Harapan

2.4K 350 18
                                    

.

"Pada akhirnya, kita semua akan saling membunuh untuk menyelamatkan diri masing-masing!"




"Y-yah, apa maksudmu? Kau berkata seperti itu seolah-olah kau akan membunuh kami semua disini!" Yena memprotes pernyataan terakhir Hyewon yang sukses membuatnya bergidik ketakutan.

"Aku cuma berspekulasi. Kita berada dipulau terpencil, saling membunuh untuk menyelamatkan diri bisa saja menjadi hal yang wajar. Aku berkata seperti itu, bukan berarti aku yang membunuh temanmu itu. Kemungkinan besar orang yang membunuh Lee Sian adalah salah satu korban yang selamat juga." Jelasnya.

"Jadi, apa itu artinya dia merampas barang yang berhasil dibawa oleh salah satu korban yang selamat kemudian membunuhnya?" tanya Yujin memastikan penjelasan Hyewon.

"Benar! Membunuh untuk menyelamatkan diri. Pada dasarnya manusia itu egois. Bisa jadi suatu saat karena keegoisan kita masing-masing, kita bakal saling membunuh satu sama lain."

"Hei. Tidak! Tidak! Apa maksudmu? Kita tak akan saling membunuh! Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama! Meski pada akhirnya kita tahu bahwa kita akan mati disini, jangan pernah sekalipun berpikiran untuk saling membunuh seperti itu!" Seru Eunbi meluap-luap.

"Benar. Mulai sekarang kita adalah teman. Teman tidak akan saling membunuh ya kan?"

"Ayo kita buat perjanjian!" Ujar Chaeyeon mengangkat sebelah tangannya.

"Perjanjian?"

"Ya, bagaimanapun keadaan kita nanti, berjanjilah agar kita terus bersama-sama seperti ini.."











***












'Chaeyeon, Sakura, Nako, Hitomi, Yuri, Yena, Chaewon, Eunbi, Minju, Yujin, Wonyoung, Hyewon'

Chaeyeon tampak sibuk menulis seluruh nama temannya itu satu-persatu diatas sebuah batu cukup besar yang kebetulan ia temukan dengan menggunakan kapur kecil ditangannya.

"Yah, untuk apa?" tanya Yujin disebelahnya heran.

"Tak apa, aku hanya menulis nama-nama kita sekaligus berharap agar nantinya kita akan terus bersama-sama seperti ini.." jelas Chaeyeon sambil menunjuk nama-nama tertera disana.

"Semacam prasasti ya?" Sahut Yena yang tiba-tiba muncul dan ikut berjongkok disamping keduanya.

"Ck. Kau bikin kaget saja. Bukannya kau tadi bilang mau mengganggu Yuri mencuci baju?" tanya Yujin mengalihkan tatapannya kearah Yuri yang terlihat sibuk mencuci baju bersama Sakura dan Chaewon tak jauh dari keberadaan ketiganya itu.

"Aku diusir!" jawab Yena cemberut. Perhatiannya masih tertuju pada batu yang tadi ditulis oleh Chaeyeon disana.

"Hei, Chaeyeon, apa ini tulisanmu? Pffft, bwahahaha, kenapa jelek begitu?" Olok Yena terbahak.

"Yah! Kau kira menulis diatas batu seperti ini mudah? Bahkan tulisanku jauh lebih bagus ketimbang tulisanmu!" sungut Chaeyeon kesal.

"Pinjam itu!" Pinta Yena yang langsung merebut batu kapur kecil yang dari tangan Chaeyeon, lantas ia mulai menuliskan sesuatu diatas sana.

Sebenarnya bukan menulis, tapi lebih tepatnya menggambar bentuk hati diantara namanya dan Yuri yang tepat bersebelahan itu.

"Pfft.. Untunglah kau menulis namaku dan Yuri bersebelahan seperti ini!" Kata Yena tersenyum girang.

"Eoh? Apa-apaan itu? Kenapa kau malah menggambar hati? Kau menyukai Jo Yuri?" tanya Yujin.

"Memangnya tak boleh kalau aku menggambar hati seperti ini?" protes Yena tak peduli.

MISSING 12 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang