.
"Y-Yujin apa kau masih hidup?"
Minju mengguncang-guncang kecil tubuh Yujin dengan cemas. Takut seandainya pria itu telah mati.
Perlahan, ia mendekatkan telinganya pada dada Yujin, memastikan bahwa pria itu masih memiliki detak jantung disana. Dan, benar saja. Ia masih bisa mendengar detak jantung itu dengan samar-samar.
Ahn Yujin masih hidup!
Minju bernafas dengan sangat lega meski saat ini ia sama sekali tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menyadarkan teman sekolahnya itu.
Yujin memang masih hidup dan tak sadarkan diri, tapi bisa jadi beberapa saat kemudian ia bisa mati, kan?
Pikiran-pikiran itu membuat Minju ketakutan sendiri. Otaknya berpikir keras, mencoba mencari cara untuk menyelamatkan Yujin ditengah kondisi yang cukup gawat seperti ini.
"Oh ayolah, apa yang harus aku lakukan?"
"Ahn Yujin, tolong sadarlah.." pinta Minju panik tak karuan.
Ditekan-tekannya perut dan dada Yujin bergantian, namun pria itu masih belum juga menunjukkan kesadaran disana.
Ia kedinginan. Benar-benar kedinginan. Angin laut yang bertiup kencang itu seolah-olah membekukan seluruh tubuhnya. Gadis itu ingin beranjak membawa tubuh Yujin ketempat yang lebih aman namun kakinya benar-benar terasa sakit. Jangankan berjalan, berdiri pun ia tak sanggup.
Minju mulai menangis cemas. Apa yang harus dia lakukan? Ia sama sekali tak bisa melakukan apapun disaat bayangan-bayangan buruk mulai menghantui pikirannya, membuatnya semakin gemetar ketakutan.
Diperhatikannya sekali lagi wajah Yujin dengan seksama. Bagaimanapun caranya, ia harus menyelamatkan nyawa temannya itu, jika tidak, sudah dipastikan Yujin akan mati saat itu juga.
Tak lagi memiliki cara lain untuk dilakukan, Minju yang nekat memutuskan untuk melakukan cara terakhir yang terlintas diotaknya. Perlahan, meski cukup ragu-ragu, gadis itu mulai menutup hidung Yujin dan perlahan membuka mulutnya. Sembari menutup kedua matanya, ia menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya mendekati wajah Yujin. Ya, ia mencoba memberikan nafas buatan pada pria sekarat itu.
Namun, tepat sebelum hal itu terjadi, rupanya Yujin telah lebih dulu tersadar dari pingsannya, membuat Minju seketika tersentak dan menarik wajahnya kembali.
"Uhukk.. Uhukk.." Yujin terbatuk beberapa saat lamanya sebelum akhirnya ia mulai bangkit dari posisi tidurnya itu.
"Yujin. Astaga, syukurlah.." Minju berujar sangat lega.
"M-Minju? Kau, baik-baik saja?" Yujin yang baru tersadar langsung saja menatap gadis itu dengan raut wajah cemas.
"Kakimu..." Dengan cepat ia memeriksa kaki kiri Minju yang terluka parah. Menyesal karena tak segera mengobati kaki Minju dan malah jatuh pingsan disebelahnya.
"Maaf Minju, aku tak bisa segera mengobatimu."
"Pasti, p-pasti itu sakit sekali ya." Katanya dengan raut wajah penuh sesal.
Minju menatap pria itu sepintas dengan kebingungan.
B-bagaimana Yujin bisa tahu jika kakinya terluka? Bukankah dia baru saja tersadar? Lagipula hari sudah beranjak gelap, dia tak mungkin bisa melihat luka dikakinya sejelas itu.
"Y-Yujin, bagaimana kau tahu—"
"Ayo naik, aku akan menggendongmu!" Yujin memotong ucapan Minju dan kini berjongkok membelakangi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSING 12 [END]
FanfictionTerdampar dipulau asing & tak berpenghuni? Setelah mengalami kecelakaan pesawat yang menewaskan banyak orang, 12 murid SMA yang selamat kini harus bertahan hidup dalam berbagai kondisi yang mereka alami disana. - BxG! - Gender Switch! ° tragedy, an...