Awalnya Lisa merasa seperti ada yang memperhatikan nya. Setelah ia melihat-lihat, di ujung sana ada lima wanita yang cukup dia kenali. Lisa coba perhatikan lagi diam-diam agar mereka tidak curiga, dan benar saja, salah satu dari mereka adalah Rosé, guru Lisa di sekolah.
Lisa memincingkan mata melihat kedua wanita yang seperti di kenalinya juga, yaitu kakak beradik yang telah menabrak dirinya. "Lah! Bukannya itu Kepsek sama Managernya? Kok mereka bisa jalan barengan?" batin Lisa cukup penasaran dengan kedekatan mereka.
"Kamu lagi liatin apa?" Tanya wanita yang sedari tadi bersama Lisa membuat yang di tanya hanya bisa menggeleng untuk menjawab pertanyaan itu, tidak mau memberitahunya.
Tidak lama setelah itu, mereka berdua beranjak dari tempat lantas mencari-cari sesuatu yang wanita itu inginkan. Sedangkan Lisa hanya bisa diam dan mengikuti arahannya. Sebenarnya Lisa sangat bosan jika menemani wanita berbelanja, bisa di lihat dari raut wajah nya.
"Lisa, aku pengen ke toilet sebentar." ajaknya, lantas menarik pergelangan tangan Lisa yang sedari tadi berada digandengan nya.
Setelah wanita itu menyelesaikan urusannya di toilet. Dia malah menarik tangan Lisa menuju tangga darurat dan langsung mendorongnya ketepi dinding dengan kedua tangannya mengelus pipi Lisa, lembut. Lisa tersentak kaget menerima perlakuannya, tidak bisa menepis hanya bisa diam. Karena Lisa tahu, sang wanita pasti tidak akan menerima penolakan.
Kedua tangannya sudah melingkar di leher Lisa. Matanya menatap dengan penuh nafsu. Merasa tidak dapat menahan gejolaknya, wanita itu menempelkan badannya kebadan Lisa, perlahan wajahnya mendekat dan langsung mengecup bibir. Awalnya, itu hanyalah kecupan lembut. Merasa tidak puas, dia melumat bibir atas dan bawah Lisa secara bergantian.
Ciuman yang sangat agresif, dan Lisa yakin wanita yang sedang mencumbu nya sangat penuh dengan gairah dan nafsu pada saat ini. Lagi, Lisa hanya bisa diam mematung, seluruh badannya terasa tidak berdaya dibuat aksi memanas yang wanita itu berikan.
Lisa berusaha mengimbangi, melancarkan permainan nya dengan sesekali melumat bibir bawahnya. Tak jarang membuka mulut untuk memberikan akses untuknya mencicipi setiap inci rongga mulut Lisa.
Lisa mengakui wanita itu sangat pandai dalam hal bercumbu. Dengan santai dia memasukkan lidahnya untuk menjelajah lebih dalam. Lisayang menerima, sekali lagi hanya bisa kaget mendapati wanita yang sangat berani memulai duluan hal yang mungkin akan mereka pertimbangkan dua kali.
Mungkin sudah sampai beberapa menitan mereka melakukan aksi panas di tangga darurat. Karena Lisa mulai cemas kalau-kalau ada yang akan lewat, sesekali dia mencoba melirik dengan ujung matanya tanpa melepas cumbuan mereka. Lisa melirik kesamping kiri, menemukan sekilas ada yang mencoba bersembunyi tapi sesekali memperhatikan apa yang mereka lakukan. Lisa cukup penasaran akan seseorang dibalik dinding itu, tak mau sampai kelolosan, ia terus memantau nya. Tidak lama setelah itu, orang dibalik dinding yang membuat Lisa penasaran berjalan meninggalkan toilet.
"Dia, si Kepsek itu? Madam yang super duper judes. Apa dia tau kalau gue yang disini? Njir! Bisa-bisa gue di hukum lagi ini. Kesekian kalinya nih, gue keliatan buruk di mata dia." Lisa membatin.
_THE MADAME AT SCHOOL_
"Hello guys!" teriak Seulgi dari arah depan pintu.
Pagi yang begitu indah, dengan cuaca yang sedang; Tidak mendung, dan tidak panas juga.
Hanbin menoleh cepat kearah pintu, matanya menyipit tidak melihat keberadaan Lisa. "Lisa mana?"
"Lo pikir gue Bapaknya?" sahut Seulgi sambil meletakkan ranselnya dilaci meja.
Seulgi yang telat lima menit. Untung saja guru yang masuk di kelasnya ternyata berjalan di belakang nya. Jadi setidaknya Seulgi sampai lebih dulu dari guru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MADAME AT SCHOOL
RomanceLisa Manoban, pemuda berusia 17 tahun yang menyimpan banyak luka batin karena keluarganya. Lisa berpisah dengan kedua orang tuanya karena masalah yang cukup rumit dan mulai menjalani kehidupan yang jauh dari kata positif. Setelah menginjak kelas 3 S...