1. In Trouble

2.7K 120 23
                                    

Sepupuku titip salam buatmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepupuku titip salam buatmu. Katanya, kau sudah membuat hidupnya lebih baik," ungkap Dokter Alan Witherspoon di sela-sela kaki Liv sambil memasukkan spekulum.

Sepasang mata Liv mengarah pada langit-langit seraya berkata, "Aku hanya melakukan pekerjaanku, Dok." Ia menurunkan pandangan ketika kepala Dokter Witherspoon muncul di atas selimut yang menutupi lututnya. "Apa yang kulakukan memang tugasku sebagai psikolog."

"Kau tahu sendiri, sepupuku itu mengalami depresi setelah kakaknya meninggal sampai dia juga mau ikut mati. Sekarang aku merasa dia sudah jauh lebih baik dan lebih bersemangat. Itu artinya kerjamu bagus, kan?" tambah Dokter Witherspoon.

Liv tersenyum tipis dan mengendikkan bahu ringan. "Thank you. Aku senang mendengar feedback positif."

Dokter Witherspoon kembali menunduk dan bertanya, "Omong-omong, bagaimana rencana pernikahanmu? Kau sudah mendapatkan lelaki yang tepat?"

Kening Liv serta-merta mengerut. "Pernikahan? Aku tidak berencana menikah."

"Seingatku, waktu itu kau cerita kalau ibumu memintamu untuk menikah."

Kali ini Liv mengingatnya. Ia pun mendengus masam. "Yah, itu rencana ibuku, bukan rencanaku. Ibuku takut aku akan hidup sendirian dan kesepian saat tua nanti."

Satu detik kemudian Liv merasakan ada sebuah kapas raksasa yang membuat leher rahimnya terasa kram. Inilah bagian yang ia tidak suka ketika harus menjalani pap smear. Walaupun ia belum pernah berhubungan seks, ia tahu tes ini penting dilakukan setiap tahun untuk menjaga kesehatan organ reproduksinya.

"Ibumu ada benarnya, Liv." Dokter Witherspoon menimpali. "Kau juga pasti tidak mau saat tua nanti tidak ada teman ngobrol, tidak ada cinta, merepotkan adik dan kakak saat kau sakit."

"Tapi, kita akan sendirian juga kan saat mati nanti?" sanggah Liv. Ia berani bersumpah, itu juga diucapkannya kepada ibunya.

"Kau memang keras kepala," desah Dokter Witherspoon sambil melepas spekulum. "Sekarang kau boleh duduk. Semua sudah selesai."

Liv menggeser bokong lebih jauh ke belakang meja periksa dan menutup kaki. "Semua terlihat bagus?" tanyanya.

"Perawat akan menghubungimu kalau ada sesuatu yang kurang baik. Tapi aku yakin kau baik-baik saja." Dokter Witherspoon melepas sarung tangan dan meletakkannya dalam kotak biohazard berwarna merah.

"Syukurlah kalau begitu," ucap Liv.

Dokter Witherspoon kembali duduk di balik meja kerjanya. "Kau beruntung karena tidak terbebani oleh permintaan ibumu, karena banyak perempuan begitu. Tapi, kalau boleh aku memberi nasehat, kau sudah harus memikirkan masa depan organ reproduksimu."

"Ada saran lain, selain menikah?" Liv turun dari meja periksa dan berjalan menuju meja dokter.

"Di usia tiga puluh tiga tahun sekarang ini, kau hampir memasuki usia lanjut untuk hamil. Dan, setiap tahunnya, jumlah sel telurmu akan terus menurun," tutur Dokter Witherspoon menjelaskan. "Membekukan sel telurmu kurasa cara yang bisa kau ambil kalau kau mau punya anak."

Rewrite The Stars (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang