9. Close To You

957 113 27
                                    

"Al bilang apa saat kau pinjam mobilnya?" Liv bertanya kepada Ben ketika mereka baru saja meninggalkan private villa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Al bilang apa saat kau pinjam mobilnya?" Liv bertanya kepada Ben ketika mereka baru saja meninggalkan private villa. 

"Tidak bilang apa-apa. Cuma kasih kunci saja," sahut Ben seraya menghubungkan musik di ponselnya ke mobil. Langsung saja lagu Pearl Jam mengalun di BMW biru dua pintu yang dikendarainya. Bibirnya bergerak mengikuti alunan lirik lagu itu.

Liv di sebelahnya hanya diam memandang keluar jendela. Padahal Ben sengaja memutar lagu kesukaan Liv. Dari raut wajah perempuan itu tergambar kesedihan sekaligus kegundahan.

"Tenang saja, Livy. Ella nanti juga baik sendiri." Ben tahu benar apa yang sedang dipikirkan perempuan itu. "Apalagi kalian kakak adik yang biasa akrab, kan? Mana enak, sih, musuhan lama-lama."

"Yeah. Semoga saja." Liv menghela napas.

"Senyum, dong. Biar cantiknya kelihatan lagi," goda Ben.

Liv menoleh dan tersenyum lebar.

Sontak saja Ben tertawa. "Kalau senyummu begitu, bukannya cantik, tapi mirip Pennywise."

"Kalau kau macam-macam, berarti kau siap kugigit." Liv mendekatkan wajahnya ke lengan Ben, siap menggigit.

Perempuan pada umumnya mengagumi dan cepat talkluk pada Ben, terutama untuk caranya merayu. Ben yakin, Liv pasti menyetujui itu—dengan tambahan sarkasme tentunya. Seperti percakapan di detik berikutnya ini.

Bibir Ben menyunggingkan senyum. "Aku tidak menolak kau gigit."

"Tidak perlu gombalin aku, Ben. Waktumu akan terbuang percuma," balas Liv.

Ben suka itu. Dan, sepertinya mulai ketagihan ngobrol dengan Liv. Tertawanya Liv, jokes witty, dan cara Liv menjatuhkan harga dirinya dengan santai tanpa membuat Ben ngamuk ataupun tersinggung.

Dalam beberapa hari dekat dengan Liv, Ben merasa perempuan itu sulit ditebak. Liv bisa tersenyum dan membuat Ben tertawa. Beberapa menit kemudian, Liv bisa diam dan memasang muka serius ketika membalas pesan, membaca, atau menonton. Contohnya sekarang. Liv tadinya sedang sedih, kini ia sedang menyanyikan lagu milik Green Day, Last Night on Earth.

"Kau mau makan apa?" Ben bertanya setelah lagu berakhir.

"Sebentar." Liv mengeluarkan ponselnya. "Kata Rommy, sate ayam yang di Jalan Uluwatu Raya enak."

Ben melihat peta di layar kecil di mobil. "Ini Jalan Uluwatu Raya. Sebelah mana?"

Liv melihat kanan dan kiri, kemudian menunjuk. "Oh, itu tempatnya!"

Rewrite The Stars (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang