Aldo terdiam memandang buku Evan, sebuah gambar dan tulisan yang bernada sedikit mengancam.
"Al.. Lu belon tidur?" tanya Evan sambil berbaring miring di ranjang Aldo.
"Belum nih." jawab Aldo singkat.
"Lu ketakutan ya? makannya gua nemenin lu tidur dikamar lu." jawab Evan.
"Alaaah, lu juga paling takut, pake segala alesan mau nemenin Aldo." kata Yasa sambil mendorong punggung Evan dengan pelan. Kemudian Yasa duduk di ranjang sambil melihat ke arah Aldo.
"Yaaahh.. Iya sih ehehhee, udah sih robek aja kertasnya, trus dibuang." kata Evan sambil memeluk guling.
"Nanti dulu, gua masih belum mau sobek kertas ini." jawab Aldo.
"Emang kenapa? Mau lu laminating? Mau di pajang? Di bungkai?" kata Evan.
"Bukan.. Tapi gua penasaran aja sama gambar wajah ini." jawab Aldo sambil duduk di ranjangnya.
"Emang lu lagi mikirin apaan? Keinget sesuatu?" tanya Yasa.
"Belum tau sih, cuma ini tertuju ke siapa masih belum tau, gua masih mikir apa maksud gambar sama tulisan ini." jawab Aldo.
"Ya dah besok kita meeting sama Icha sama Vika deh, kali aja mereka punya jawabannya." jawab Evan. Dengan menyetujui ucapan Evan, Aldo pun mengangguk dan meletakkan buku di meja kecilnya disamping ranjang. Akhirnya mereka tidur.
@@@@@@@@@@
Pagi itu mereka bergegas berangkat ke kampus. Saat jam mata kuliah pertama mereka berkumpul di kantin. Dengan seksama Icha dan Vika melihat Coretan buku.
"Mati…? Ini serius bukan kalian yang gambar wajah sama yang nulisannya?" tanya Icha saat memperhatikan buku Evan.
"Serius! Tuh kalo gak percaya tanya aja sama Aldo sama Yasa. Gua kan malam itu pas di toilet." kata Evan dengan wajah serius.
"Ih serem banget sih…. Kaya teror gitu ya?" kata Vika.
"Iya sih, cuma gua gak paham nih siapa yang dimaksud gambar ini? Trus tujuannya buat siapa?" kata Yasa.
"Iya, ditambah ini siapa yang ngelakuin!" kata Aldo.
"Ih serem banget, trus solusi kalian gimana?" tanya Vika.
"Hmm.. Apa kalian punya orang pintar gitu?" tanya Yasa.
"Dukun maksud lu?" taya Icha.
"Yah yang pastinya sih yang bisa nerawang hal ini." Kata Yasa.
"Ada sih… tapi…." kata Vika.
"Serius lu kenal? Dimana?" tanya Evan penasaran.
"Coba aja sama Jaka, kali aja dia bisa bantu." kata Vika.
"Oh iyaa, Jaka kan bisa komunikasi ya? Haduh kenapa gak kepikiran dari semalem ya." kata Evan.
"Ya udah nanti sore pulang kuliah kita kesana yuk! Sekalian anter kalian balik." kata Evan.
"Tapi kita bawain apa nih?" tanya Aldo.
"Kita beliin makanan atau cemilan gitu kali ya, sekalian buat anak-anak yayasan." kata Evan penuh semangat.
"Ya udah, sip! Nanti sore kita ketemu Jaka ya." kata Yasa, mereka pun mengangguk saling menatap. Terlihat Evan memandang bukunya dengan takut dan penuh tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 3 (BAB 1 s/d BAB 32).. END ✔️
HorrorCerita ini melanjutkan dari Jingga 1 dan Jingga 2. Berawal dari tiga sahabat dan tiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Setelah mengetahui kejadian yang di alami oleh J...