BAB 20

1.6K 111 22
                                    

     Jam mata kuliah telah selesai. Semua bergegas ke luar kelas. Yasa, Aldo dan Vika beranjak dari duduk sambil membawa tas mereka dan menghampiri Icha yang sedang membereskan bukunya.

     "Cha… kita ke ruang kesehatan yuk." tanya Vika.

     "Lu jangan sedih lagi ya, semoga Evan gak kenapa-kenapa." kata Aldo.

     "Oh ya Cha, tadi di buku lu itu kenapa ada darah ya? Siapa yang tulis itu?" tanya Yasa.

     "Gua gak tau Yas, tiba-tiba gua terbuai dan merasa ada yang mengendalikan tangan gua buat nulis sesuatu. Di hadapan gua seolah ada sosok Indra, tapi gua gak yakin itu Indra!" kata Icha.

     "Trus kita harus gimana nih, apa kita diemin aja? Coba kita cari orang pinter deh, atau siapa gitu." kata Yasa.

     "Gua gak mau bahas itu dulu, gua mau ketemu Evan." kata Icha sambil beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan kelas.

     "Eh Cha! Bukannya ruang kesehatan disebelah sana?" tanya Vika.

     "Gua mau beli cemilan dulu, kali-kali Evan udah siuman. Kalian duluan aja." kata Icha sambil berlari ke arah kantin.

      "Lah tumben si Icha, ada apa nih?" tanya Vika.

     "Bisa jadi Icha mulai membuka hati kali sama Evan, ya udah biarin aja." kata Yasa.

     "Ahh… so sweet… Aldo gak mau apa bawain kue atau cokelat buat gua?" tanya Vika sambil tertunduk malu.

     "Vik! Kenapa lu jadi genit gini deh!" kata Yasa.

     "Lu mau dibeliin apa Vik? Nanti pulang dari ketemu Evan kita beli makanan yaa." kata Aldo tersenyum.

     "Aaaaahhhhh…. Aldo perhatian banget deh! Ia deh, nanti kita jalan cari makanan yaa. Tapi semuanya di beliin kan? Biar gak rebutan." kata Vika.

     "Iyaa, nanti kita beli makanan buat sama-sama semuanya yaa." jawab Aldo tersenyum.

     "Vika kayaknya kelamaan jomblo nih. Bae-bae anak centil gini bisa gragas urusannya!" Bisik Yasa di telingan Aldo. Sementara Aldo hanya tersenyum memandang Vika.

     "Eh kalian bisikin apa?" tanya Vika.

     "Ehh… nggak, cuma bilang jajan di warteg aja." kata Yasa.

     "Iya gak apa-apa kok, yang penting makan bareng-bareng sama semuanya ya." Sahut Vika sambil menggigit bibirnya menahan malu.

            @@@@@@@@@@@@

     Perlahan Evan masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang bersama Icha dan Yasa. Sementara Aldo dengan perlahan mengendarai mobil. Terlihat suasana hening di dalam mobil. Vika pun sesekali menengok ke belakang sambil mengusap tangan Evan. Tiba-tiba Icha mengeluarkan bungkusan berisi cemilan dan memberikan pada Evan. Dengan perlahan Icha membuka bungkusan dan memberikan ke hadapan Evan.

     "Van, lu laper kan? Sebelum kita makan, itu makan cemilan dulu ya." kata Aldo sambil melihat spion tengah mobilnya.

     "Iya di makan ya, ngomong-ngomong cemilannya Icha yang beli loh." kata Vika sambil tersenyum.

     "Ssssttt! Ck ah Vik! Gak usah di kasih tau juga." kata Icha, namun Evan hanya menunduk dan melihat cemilan yang dipegang Icha, kmudian dengan perlahan Evan menoleh ke arah Icha dengan tatapan yang serius.

     "Lu masih syock ya? Ya dah Cha, lu suapin Evan. Kali aja dia mau makan." kata Yasa.

     "Hah? Harus banget di suapin?!" tanya Icha sambil memandang Yasa.

JINGGA 3 (BAB 1 s/d BAB 32).. END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang