udah empat hari seungwoo ada di amerika. besok harus pulang. emang gak bisa lama-lama. banyak urusan yang nunggu dia.
hati salah satunya.
selama empat hari seungwoo ada di Amerika, seungwoo jelas seneng. ketemu seungsik setelah berbulan-bulan gak saling tatap muka.
tapi, gak ngelak kalau seungwoo masih sering kepikiran byungchan. seungwoo bahkan sampe lupa misahin pickled cucumbers di burger seungsik.
padahal biasanya dia selalu ngelakuin itu. soalnya seungsik gak suka pickles.
tapi byungchan suka.
pernah juga seungwoo salah nyebut nama. di hari ketiga, seungwoo dan seungsik mutusin untuk pergi ke amusement park. pulangnya mereka tepar, capek sejadi-jadinya. habis bersih-bersih, langsung bobo.
seungwoo niatnya mau ngucapin good night ke seungsik, yang keluar malah:
"good night, chan."
seungsik yang denger, cuma diem aja. mencoba untuk gak mikirin. dia senyum, masih elus-elus kepala seungwoo biar big bossnya cepet tidur.
seungwoo ngerasa banyak hal yang harus dia bicarain ke seungsik. termasuk dilema-nya. maka dari itu, dia sekarang lagi duduk di ruang tv—nunggu seungsik pulang ngampus.
pas denger suara pintu di buka, seungwoo tarik nafas dalem banget. terus diri, tangannya dia buka yang langsung ditubruk sama seungsik.
"udah makan belum kamu, woo?" tanya seungsik sambil ngebuka kaos kaki-nya.
seungwoo ngangguk, terus dia ngeliatin seungsik daleeeeem banget. yang diliatin duduk di sofa, terus nepuk-nepuk spot sebelahnya supaya seungwoo ikutan duduk.
pas seungwoo udah duduk, seungsik nyenderin kepalanya di bahu lebar seungwoo. seungsik senyum, manis banget.
"sik, aku mau ngomong, boleh?" kata seungwoo. tangannya yang besar mainin jari-jari seungsik yang ramping.
"ngomong aja, kenapa izin segala sih kamu tuh?"
"janji ya kamu bakal dengerin aku sampe aku kelar?"
badan seungsik udah diputer sama seungwoo, biar ngadep dia. terus seungwoo natap mata seungsik, dalem banget. yang ditatap cuma ngangguk aja, terus seungsik senyum, ngeyakinin seungwoo bahwa semua bakal baik-baik aja. terus seungsik pegang tangan seungwoo, ibu jari dia ngelus punggung tangan seungwoo sayang.
"aku..." mulai seungwoo, dia narik nafas dalem banget. "i think i like someone else, other than you."
pergerakan ibu jari seungsik di tangan seungwoo berhenti, seungwoo gak berani natap seungsik. gak berani.
tapi gak lama, seungsik megang tangan seungwoo lagi, lebih erat kali ini. "terus?" tanya seungsik, masih dengan senyuman. bedanya, kali ini mata seungsik gak ikut senyum. dan itu semua gak luput dari perhatian seungwoo.
"aku suka orang lain, sik. aku suka orang lain, dan itu bukan kamu.." seungwoo nunduk, gak berani ngangkat muka. "dan aku rasa.. i fell out of love with you. beda, sik. rasanya.. udah beda," lanjutnya.
seungsik gigit bibir bawahnya, nahan tangis. "terus?"
seungwoo makin nunduk, seungwoo tau seungsik nahan nangis. tapi seungwoo rasa, seungsik deserved an explanation. seungsik berhak tau.
"i once kissed him, when he was asleep. brengsek ya aku? nyakitin kamu, nyium seseorang without his consent."
seungsik dongak, dia serius mau nangis. dia gak bisa ngomong. cuma bergumam aja.
"orang itu byungchan, sik. byungchan."
hati seungsik hancur. dia narik tangannya yang daritadi megang dan dipegang seungwoo. badannya bergetar, seungsik nunduk. nangis, gak ada suara.
seungwoo natap seungsik lagi. hatinya udah lega, sangat. tapi ada yang berat. dia gak bisa ngeliat seungsik sehancur ini.
seungwoo meluk seungsik. yang dipeluk diem aja, gak nolak, gak juga ngebales pelukan itu.
"sik, maafin aku. maaf."
gitu terus, sampe sekitar lima menit kemudian, seungsik mulai tenang. udah gak nangis. dia senyum ke arah seungwoo.
"kasih aku waktu buat ngeproses semuanya ya, woo."
hai?
KAMU SEDANG MEMBACA
usai
Fanfictiondia kira selama ini dia memperjuangkan, namun nyatanya, dia hanya memaksakan. dan dia, memilih untuk usai. sampai di sini.