bohong kalau seungsik bilang dia baik - baik aja. jelas nggak, sama sekali nggak.
seungsik gak baik - baik aja.
pas pesawat seungwoo take off, seungsik balik ke mobilnya. lesu, gak ada tenaga. lemes. sedih, sakit.
tapi, gak nangis.
pandangan seungsik kosong.
masih inget banget dia. terakhir kali mereka farewell di bandara, semua masih baik - baik aja.
gak kayak sekarang.
untuk natap seungwoo aja, seungsik gak ada tenaga. tadi, seungwoo sempet minta peluk pas dia kelar minta maaf.
dan katanya seungwoo mau mereka berdua to stay as friends.
seungsik senyum aja, geleng pelan. "gak usah peluk, ya. aku belum mandi."
padahal, alesan utamanya, karena seungsik gak mau nangis lagi.
lima tahun tuh gak sebentar. orang kalau kuliah udah bisa dapet gelar sarjana.
lima tahun tuh lama.
seungwoo was his first.
love, kiss, sexual experience, and last but not least, heartbreak.
seungwoo tuh, pertama untuk seungsik. gak ada satupun moment penting di hidup seungsik yang seungwoo lewatin selama lima tahun terakhir.
pun sebaliknya.
seungsik graduate dari sma-nya, seungwoo dateng ke rumah bawain sekresek keripik pisang.
bukan bunga.
yang dibales sama seungsik pake pelukan super lama, dan satu cium di pipi. terus habis itu, seungwoo diusir pulang. seungsik malu.
pun seungsik untuk seungwoo.
seungsik selalu ada untuk seungwoo. seungsik tau semua tentang seungwoo.
seungwoo kayak apa. seungwoo gimana aslinya. what really happened to seungwoo's family. seungwoo dan ayah-nya. seungwoo dan komplotan babi-nya.
seungsik tau.
seungsik udah paham banget soal seungwoo. even better than he does to his own self.
makanya, seungsik bisa dengan gampang nebak kalau seungwoo.. sedihnya, udah gak ada hati untuk dia lagi.
seungwoo itu bukan tipe yang bongkar pasang, atau rusak dikit—buang. gak gitu.
seungwoo always tries his best in everything he does. seungsik tau itu. seungsik tau, lebih baik dari orang lain.
makanya, ketika perlakuan seungwoo beda, seungsik gak pake mikir langsung bisa tau itu apa.
seungsik has always known since the first day seungwoo arrived, tapi seungsik berusaha nutup mata. berusaha gak denger. dan berusaha baik - baik aja.
nyatanya? sakit juga. jatuh lagi. makin parah.
awalnya, seungsik masa bodoh. awalnya seungsik cuma mikir kalau seungwoo, mungkin aja, berubah.
tapi seungsik tau, lebih baik dari kita semua, kalau seungwoo bukan typical orang yang berubah tanpa alesan.
bohong kalau seungsik bilang dia gak capek. dia capek. dia sakit. dia butuh keluarin semuanya.
dari kemarin, dia berusaha terlihat baik - baik aja di depan seungwoo.
tapi sekarang seungwoo udah gak ada, seungsik gak tahan lagi.
seungsik mabuk. di kamar temennya—heochan.
yang juga temen seungwoo.
temen seungwoo sparing futsal, dulu.
"chan, sakit..."
heochan cuma bisa buang nafas panjang aja. tangannya ngelus - elus punggung seungsik sabar. gak ngomong apa - apa, karena heochan tau, yang seungsik butuhin sekarang cuma untuk didengar.
"lima tahun, chan. lima tahun..." seungsik nangis. tangannya ngeremes - remes dada kirinya sakit.
"iya, sik, iya."
seungsik cegukan, "byungchan lucu sih, ya? kalau gue jadi seungwoo, gue juga bakal suka."
heochan diem, gak mau ngomong. tetep ngelus seungsik sabar.
"gue tuh, gue gak bisa lucu kayak byungchan, chan. gak ganteng, gak cantik, gak lucu. gue.." seungsik tarik nafas. "sakit banget."
heochan tuh sebenernya marah. tau banget dia gimana sayangnya seungsik ke seungwoo. tau banget dia apa aja yang dikorbanin seungsik untuk seungwoo.
tapi heochan gak ada hak. perasaan tuh susah dikendaliinnya. terlebih kalau yang ngejagain hati-nya tuh jauh. heochan gak bisa marah.
"gue kurang banget, ya? makanya seungwoo capek.." kata seungsik pelan, udah teler. "what could possibly go wrong.. di mana, salah gue apa?"
heochan mau nangis jadinya. bahkan di saat kayak gini, seungsik masih ngebela seungwoo dan nyalahin dirinya sendiri.
"gue gak menarik lagi, ya.." seungsik nangis. "gue.. chan, sakit banget."
"gue sayang banget sama seungwoo, i did anything i could for him.. tapi mungkin gue," seungsik cegukan lagi. "gue mungkin kurang berjuangnya, we were almost there, chan. we were almost there..." suara seungsik makin pelan.
gak lama, seungsik tidur. masih nangis, badannya masih geter. heochan biarin aja. gak tega dia tuh.
heochan jamin, seungwoo bakal nyesel senyesel - nyeselnya setelah ini.
heochan jamin.
i have been there, di posisi seungsik. where my man cheated on me, behind my back, with my godsister.
i used to cry myself to sleep. i did, for weeks. for the first few months. sakit.
i kept questioning myself. what could possibly go wrong. what went wrong. what did i do so wrong.
gue bertanya-tanya, salah gue di mana and ended up blaming myself even more.
karena gue selalu mikir, no one could ever hurt me if i never let them to do so.
gak akan ada yang bisa nyakitin gue, selama gue gak membiarkan mereka. i have the full rights to protect myself, yet i did not.
and i kept regretting it.
aftereffect setelah diselingkuhi tuh ini. we tend to blame ourselves, instead of fixing it.
semoga kalian semua bahagia terus!
KAMU SEDANG MEMBACA
usai
Fanfictiondia kira selama ini dia memperjuangkan, namun nyatanya, dia hanya memaksakan. dan dia, memilih untuk usai. sampai di sini.