Dokyeom baru saja menyandarkan punggung Jaehyun dengan hati hati pada kepala ranjang ketika,
"Kwon Hyunbin..."
Jaehyun pada akhirnya berani menyebut nama itu.
"Apa?" Tanya Mingyu memastikan.
"Dia yang melakukannya."
Kepala Mingyu seketika mendidih, uap panasnya seakan keluar dengan kasar melalui napas yang memburu.
"Mingyu! Kau akan ke mana?!" Seru Dokyeom yang melihat Mingyu melangkah menjauhi.
"Dengan semua yang telah si brengsek itu lakukan pada bayiku? Kau pikir aku akan tinggal diam?! Aku akan membuat perhitungan!"
"Tapi Jaehyun-"
"Dokyeom, tolong rawat Jaehyun untukku. Aku akan segera kembali. Aku janji."
"Tapi di luar mulai turun hujan."
"Lalu kenapa? Aku akan berkendara, jadi aku akan aman. Boleh kupinjam mobilmu?"
"Ah, baiklah." Dokyeom tidak bisa melarang Mingyu kalau sudah begini. Ia melempar kunci mobilnya pada Mingyu, ditangkap tepat dengan kapabilitas gerakan.
"Mingyu! Jangan tinggalkan aku! Hiks..."
Mingyu sudah berlalu.
Ia bisa mendengar suara Jaehyun, tapi sosok Kwon Hyunbin yang memenuhi kepalanya membuat ia mengabaikan panggilan itu.
Tidak apa apa. Toh, ini juga untuk Jaehyun, pikirnya.
Malam itu ia berkendara dengan menerabas hujan yang turun semakin lebat. Hal ini tidak akan menghentikannya dari gairah balas dendam yang membara. Ia bahkan mengabaikan rasa sakit di perutnya yang tak kunjung hilang atau memudar sedikit saja. Dan dengan keinginan kuat untuk segera menghabisi Hyunbin, ia melajukan mobil yang ia kendarai itu dengan kecepatan di luar batas normal. Ia mungkin bisa mengalahkan pembalap pembalap di luar sana.
Sementara di dalam kamar apartemen, Dokyeom akan mengobati Jaehyun sesuai apa yang Mingyu minta.
"Sudahlah Jaehyun, jangan menangis lagi. Kau dengar apa kata Mingyu tadi? Ia sudah berjanji bahwa ia akan segera kembali." Dokyeom jadi teringat saat saat ia bersama Jaehyun dulu. Pria ini memang benar benar rapuh dan mudah menangis. Mingyu mungkin bisa menghancurkan apapun di dekatnya ketika ia murka, tapi ia tetap bersedia menerima Jaehyun apa adanya. Seburuk apapun Jaehyun. Tapi Dokyeom, meskipun ia jauh lebih baik dalam hal tempramen ketimbang Mingyu, tapi dia tidak bisa menerima segala kekurangan Jaehyun hingga dia merasa muak. Ia tahu Jaehyun begitu lemah. Tapi pada akhirnya ia tidak takut untuk menyakiti Jaehyun dengan melontarkan kata kata kasar dan meninggalkannya begitu saja.
Sekarang bahwa ia melihat lagi adegan tangisan Jaehyun di depan mata, ia jadi merindukannya.
"Sungguh? Mingyu akan segera kembali?" Jaehyun menggosok gosok kedua mata basahnya.
"Iya."
Berhenti menangis, Jaehyun tersenyum tipis. Itu adalah batas maksimal yang bisa ia lakukan karena wajahnya terasa ngilu ketika ia tersenyum.
Dokyeom mulai membersihkan tubuh Jaehyun. Ia melakukannya dengan telaten. Mengelap wajah dan tubuhnya menggunakan air hangat dengan penuh ikhtiati, sebagaimana ia memandikan bayi. Meskipun sebenarnya ia tidak pernah mengalami.
"Dokyeom, jangan pergi." Jaehyun menahan lengan Dokyeom yang hendak bangkit dari atas tempat tidur. Kalimat itu membuat Dokyeom ingin menginterpretasinya dengan konotasi lain.
Bahwa Jaehyun benar benar tidak ingin ia pergi dari dalam hidupnya. Bahwa Jaehyun benar benar menginginkan ia di sini. Dengannya. Selalu, bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Wild & Woolly 🔫 JaeGyu [⏹]
FanficTo Jaehyun, Mingyu is Wild and Woolly Top!Jaehyun Bot!Mingyu MPREG #8 gyujae #10 jaegyu ©2019, ichinisan1-3