"Mingyu~"
"Iya, Jaehyun?"
"Mau jajan~"
Jaehyun bergelayut manja seperti apa yang biasa ia lakukan pada Mingyu selama bertahun tahun menjalin hubungan.
Biasanya Mingyu selalu memberikan apa yang Jaehyun inginkan. Karena salah satu prinsip sederhana tapi dalam pada isi kamusnya adalah, untuk Jaehyun, apa sih yang enggak?
Tapi kali ini berbeda.
"No no no. Jaehyun, kau sudah terlalu banyak makan. Lihatlah perut buncitmu itu. Lemak dimana mana. Kau sudah seperti babi."
Menunduk, Jaehyun menatap lipatan perut yang ia cubit menggunakan kedua tangan. Memajukan bibirnya lucu kemudian. Lucu menurut Mingyu. Kalau bagi orang lain, mungkin itu tampak menyebalkan dan menggelikan.
"Memang kenapa? Kalau tubuhku jelek, kau tidak mau menerimaku apa adanya?"
"Bukan begitu. Hanya saja, itu sangat tidak sehat. Kau bisa terserang penyakit parah mematikan seperti serangan jantung atau kanker. Memangnya kau mau jika hal itu terjadi padamu? Kalau kau mati cepat, nanti siapa yang akan menjadi ayah dari anak anakku? Apa kau tidak kasihan pada mereka? Apa kau tidak kasihan padaku juga?"
Jaehyun tidak ingat sejak kapan Mingyu bisa menjadi secerewet ini. Sungguh, biasanya ia tidak banyak berbicara. Sekali kali mungkin mengeluarkan kata kata seduktif, atau mengerikan sekalian.
Apa yang salah dengan Kim Mingyu saat ini?
"Tapi kau baru saja mengatai bentuk tubuhku! Mentang mentang kau punya abs, cih. Sombong sekali. Aku tidak sabar ingin segera pergi ke saat saat dimana kau memiliki bentuk tubuh yang lebih jelek dariku tidak lama lagi. Kau dengar itu Kim Mingyu? Tidak lama lagi. Kau akan merasa sangat malu ketika menatap refleksi tubuhmu di cermin, bertemu dengan orang orang, juga karena telah menjilat ludahmu sendiri."
Tiba tiba saja Mingyu memicingkan mata pada Jaehyun. Menatap lawan bicaranya itu serius. Jaehyun meneguk ludah. Apa ia baru saja salah bicara?
Jangan sampai Mingyu berteriak di wajahnya sebagaimana yang biasa dia lakukan di lingkungan perusahaan kala ia murka.
"Ya, aku tahu itu. Semua usahaku untuk membentuk tubuhku selama ini akan sia sia begitu saja. Tapi aku tidak peduli. Kau tahu kenapa?"
Jaehyun hanya menggeleng takut, meneguk ludah sekali lagi. Meskipun ternyata reaksi yang diekspresikan Mingyu tidak semengerikan yang ia bayangkan.
"Karena jauh sebelum aku mengatakan bahwa aku bersedia hamil untukmu, aku telah memikirkan segalanya. Mempertimbangkan semuanya. Memperhitungkan segala konsekuensi yang akan aku terima atas keputusanku. Jadi jika dengan merusak tubuhku hingga tampak sangat buruk adalah satu satunya jalan agar aku bisa menghadirkan anak dan membahagiakanmu, aku tidak apa apa. Aku rela menanggung segala perjuangan dan rasa sakit karena tidak ingin kau terluka. Dan kau masih ingin membebaniku dengan semua ucapanmu? Aku tidak percaya ini Jung Jaehyun."
Mingyu berjalan cepat menjauhi Jaehyun yang dibuat dumbfounded. Membanting pintu sekuat tenaga hingga terdengar debuman memekakkan dan menimbulkan retakan imajiner di permukaan dinding sekitar pintu kamar apartemen Jaehyun. Berlalu dari sana.
"Ya sudah! Pergi sana! Dasar Drama Queen!" Jaehyun berteriak pada Mingyu yang entah mungkin telah berjalan memasuki lift dan tidak mendengarnya. Atau bisa mendengar sayup sayup suara Jaehyun tapi tetap mengabaikannya.
"Dia itu kenapa sih? Dia yang duluan meledekku kan? Kenapa jadi dia yang marah sampai seperti itu? Dasar play victim! Pakai bawa bawa masalah anak segala? Kalau memang dia benar benar rela berkorban menanggung rasa sakit untukku, seharusnya dia tidak perlu mengungkit jasanya seperti itu! Kalau dia tidak tulus, tidak perlu hamil saja sekalian! Payah! Pacar macam apa dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Wild & Woolly 🔫 JaeGyu [⏹]
FanfictionTo Jaehyun, Mingyu is Wild and Woolly Top!Jaehyun Bot!Mingyu MPREG #8 gyujae #10 jaegyu ©2019, ichinisan1-3