Jennie POV
"Hei Lisa... kenapa kamu menutup mata? Aku berbisik di telinga nya" aku yang menahan tawa melihat Lisa di depanku seperti saat ini.
Aku hanya ingin melihat bagaimana reaksi Lisa jika aku mendekati dia seperti ini. Tidak kuduga dia seperti ketakutan terhadapku. Berarti aku yang salah mengira selama ini. Aku kira Lisa benar benar menganggap ku ancaman untuk urusan nilai pelajaran di sekolah. Tapi nyatanya dia yang malah merasa takut jika aku tidak nyaman dengannya.
Hmmmm... kenapa aku suka ya di dekat Lisa? Aneh.. padahal dia tidak cantik. Tapi dia memang manis. Tapi ini aneh. Seharusnya aku tidak perlu mendekatkan wajah ku ke wajah Lisa. Tapi kenapa melihat wajah Lisa itu rasanya aku ingin menyentuhnya.
Matanya bagus juga. Almond shaped eyes khas orang Asia. Dan memiliki kelopak mata. Hidungnya juga bagus. Manis. Cute. Dan kenapa bibir nya bagus ya... tebal, sexy, dan menarik... hmmmm.. hanya perlu sentuhan dan sedikit perawatan aku yakin Lisa akan lebih menarik... kombinasi yang bagus di wajahnya. Iiissshhhh Jennie yaaa... apa yang kau pikirkan??? Kenapa segitunya kamu ingin memperhatikan wajah Lisa???
aneh... bagaimana mungkin Lisa kau menarik perhatianku? Bahkan kau adalah perempuan. Bukan laki laki. Bukankah seharusnya aku tertarik dengan laki laki?
"Ayo Lisa kita latihan.. aku tidak keberatan kok berpartner sama kamu." Aku melanjutkan perkataanku. Dan aku memundurkan badanku sekarang.
Jennie POV end
Lisa POV
Ya Tuhan.. apa yang mau Jennie perbuat padaku? Apa dia akan menamparku? Aku tidak berani membuka mata..
*
*
Eh tunggu.. tapi sepertinya tangannya sudah mulai melepaskan kerah seragamku.."Ayo Lisa kita latihan.. aku tidak keberatan kok berpartner sama kamu." Aku jelas mendengar Jennie mengatakan itu. Apa aku tidak salah dengar? Si Ratu itu mau berpartner denganku? Yaaaa Lisa... dia tidak seburuk rumor itu...
"Ah.. betulkah?" Tanyaku lagi
"Hei Lisa.. mau sampai kapan kita hanya seperti ini,, kapan kita latihan?!" Sungut Jennie yang sudah mulai melakukan pemanasan.
Aku tersenyum, dan segera meregangkan badanku untuk memulai pemanasan. Aku mengambil nafas dalam2 untuk menghilangkan ketegangan badanku, lalu menghembuskannya.
Ya Tuhan Lisa.. apa yang kamu pikirkan? Ayo fokus.. waktunya latihan hand stand dan roll up.. aku mengafirmasi pikiranku sendiri.
Aku dan Jennie untuk pertama kali akhirnya memecah keheningan antara kami berdua. Aku bersyukur ternyata Jennie tidak semenyeramkan rumor yang beredar.
Malah aku bisa melihat dia tersenyum dan memperlihatkan gummy smile nya.. ya Tuhan.. kiyowoooo... lucu nya kamu Jenn... kayak anak kucing... duhhhh.. gemassss...Hei Lisa.. fokus.. fokus.. kenapa kamu berlebihan memperhatikan Jennie? Aku bertanya kepada diriku sendiri.
Selesai pemanasan, aku berdiskusi dengan Jennie apakah dia bisa melakukan handstand dan roll depan atau pun roll belakang. Kalau aku sih aku sudah terbiasa melatih tubuhku dengan gerakan2 senam dan apalagi aku juga suka dance.
Jadi sepertinya tidak ada kesulitan untuk tes ujian praktik hari ini. Siapa tahu Jennie tidak bisa, aku akan membantunya, pikirku."Ada kesulitan Jen, untuk ujian praktik nanti?" Tanyaku pada Jennie.
"Enggak sih.. tapi kayakna aku perlu dibantu bagian roll belakang.. aku gak begitu yakin.. kamu bisa bantu?" Tanya Jennie.
"Ya.. okey. Sebentar aku ambil matras dulu" sahutku cepat.
Aku berlari ke ruang sebelah aula tempat gudang matras. Dan segera mengambil matras yang disediakan disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenlisa... You are my rival, will you be my partner?
FanficMaybe i will continue this if many readers wants me to contonue