Fast forward
Jennie dan Lisa sebenarnya memiliki perasaan lebih dari teman sejak kejadian tak terduga waktu itu saat mereka SMA.
Tapi mereka tidak bisa mempublikasikan hubungan mereka karena Jennie dan Lisa ingin menyimpan hubungan ini agar aman karena nama besar orang tua Jennie, dan mereka berjanji untuk bisa menyelesaikan studi mereka sampai perkuliahan selesai dan mencapai keinginan dari masing masing, seperti Jennie yang ingin membuka bisnis sendiri ke depannya dan Lisa yang ingin bisa bekerja di perusahaan impiannya.
Namun waktu dan takdir bisa mengubah rencana manusia. Begitu juga dengan Jennie dan Lisa
flashback
—————————————————————————-
"Sayang.. Kau masih ingat dengan Kim Jongin? Dia kakak kelas Jennie saat di Junior High School. Kemarin orang tua nya menghubungi ku dan mereka mengajak makan malam kita.. sepertinya mereka ingin melihat perkembangan anak kita.. dan sepertinya tertarik membahas hubungan yg lebih serius dengan Jennie anak kita nanti jika Jennie sudah lulus SMA, rupanya mereka ingin Jennie satu kampus dengan Jongin.." Appa Jennie berbicara kepada istrinya."Biarkan saja Jennie memilih dan menjalani apa yg dia inginkan. Kita sebagai orang tua belum tentu bisa memberikan kebahagiaan yg dia inginkan" sahut Eomma Jennie.
Mereka (orang tua Jennie) tidak tahu di balik ruang makan ini Jennie sedang berdiri mendengarkan apa yang mereka perbincangkan..
"Tapi sayang.. sebaiknya Jennie segera kita biasakan agar bisa dekat dengan Kai" Appa Jennie mendominasi pembicaraan
"Ah.. terserah kamu sajalah. Aku hanya ingin Jennie mendapatkan kebahagiaannya" Eomma Jennie lelah berdebat dengan Appa Jennie.
Mengetahui hal ini, Jennie bercerita kepada Lisa. Jennie ingin tahu pendapat Lisa, apa yang harus Jennie lakukan?
Lisa pun mengiyakan apa yang diinginkan orang tua Jennie karena Lisa merasa hubungan mereka tidak akan bisa berlanjut untuk masa depan. Hubungan semu di hadapan semua orang dan juga mungkin hanya sebatas untuk bersenang senang saat remaja.
Lisa tidak ingin membebani Jennie dengan kehadirannya dan perasaan aneh yg mereka miliki. Lisa meyakinkan Jennie bahwa Lisa akan menjadi sahabat untuk Jennie sampai kapanpun meski sebenarnya Lisa memiliki perasaan lebih dari sahabat begitu juga dengan Jennie kepada Lisa, tapi Lisa tidak ingin orang tua Jennie kecewa kepada Jennie dengan keadaan mereka yang tidak bisa dibawa untuk hubungan masa yang akan datang.
Lisa bersikukuh mengatakan pada Jennie bahwa Lisa akan selalu ada untuk Jennie dan meski hanya sebatas teman dekat atau sahabat dan teman belajar di hadapan orang tua Jennie, Lisa tidak keberatan.
"Percayalah Jennie, orang tua mu menginginkan yang terbaik untukmu. Tidak apa apa.. aku akan berusaha menjadi teman terbaikmu. Terkait perasaan kita cukup kita saja yang tahu. Toh aku akan selalu ada untukmu. Mengenai keinginan orang tuamu, santai saja.. toh kamu bukan akan dijodohkan besok kan?" Hibur Lisa kepada Jennie
"Tapi Lisa.. apakah kau yakin tidak ingin memperjuangkan perasaan kita?" Jennie masih bimbang dan gusar dengan kenyataan yang harus ia hadapi.
"Percayalah Jennie, jika memang takdir menghendaki kita bersatu, nanti pasti akan ada jalan,,.. tapi jika kita tidak bersatu, aku tetap berterimakasih kepada Tuhan karena aku sudah pernah hadir sesaat dalam hidup seorang Jennie Kim. Dan kamu akan selalu ada di dalam hatiku J..." jawab Lisa...
Lisa memang sanggup berpura pura bahwa ia baik baik saja, meski kenyataannya hati terdalam Lisa remuk redam mengetahui kenyataan bahwa semua perasaan yg ia alami bersama Jennie harus berakhir dengan kekecewaan yang ia telan sendiri dan mungkin juga dengan Jennie, tapi Lisa tidak tahu apakah Jennie memiliki perasaan yang sama besarnya dengan apa yang dirasakan Lisa kepada Jennie. Lisa bahkan rela menyimpan rapat rapat perasaannya yg sebenarnya kepada Jennie saat ini karena Lisa menghormati Jennie dan orang tua Jennie.
Apalagi Lisa tahu bahwa hubungannya ini sangat tidak mudah. Lisa bertekad untuk memiliki kekuatan nya sendiri di masa depan dan jika takdir menghendaki dia akan bisa membawa kembali perasaan ini kepada Jennie dan meminta restu orang tua Jennie, tapi itu tidak mungkin untuk saat ini.
Bagi Lisa, biarlah dia saat ini berjuang terlebih dahulu dan tidak perlu mengatakan janji yang muluk muluk kepada JENNIE, karena Lisa hanya ingin membuktikan seberapa besar perasaannya ini akan bertahan untuk Jennie hingga nanti. Dan bagaimana Lisa akan menepati janjinya sendiri untuk Jennie.
———————————————————————————Sejak kejadian yang tidak diharapkan itu terjadi, Lisa menyimpan semua harapannya kepada Jennie. Lisa tahu mungkin keadaan yang memaksa Lisa untuk melupakan keinginan dan harapannya bisa terus dekat dengan Jennie.
Lisa sadar dia bukan orang yang pantas untuk Jennie saat ini. Jennie dengan status sosialnya yang tinggi sedangkan Lisa dengan background keluarga yang sederhana,.. sebenarnya Jennie tidak mempermasalahkan bagaimanapun keadaan Lisa, bagaimana Lisa dilahirkan di keluarga yang sepertti apa..
tapi kalian tahu.. Orang Tua Jennie tentu tidak semudah itu akan menerima kenyataan jika ternyata anaknya mencintai sesamanya.. orang tua Jennie masih termasuk orang tua yang strict dan mungkin bisa dibilang homophobic
apalagi jika orang yang dimaksud Jennie itu Lisa yang mungkin hingga saat ini hanya dikenal sebagai sahabat atau teman belajar saja bagi ortu Jennie, belum lagi dengan kenyataan bahwa Lisa dan Jennie masih usia sekolah mungkin hanya dianggap perasaan mereka ini seperti perasaan remaja menuju dewasa yang masih labil dan belum bisa membedakan apa itu cinta monyet atau seperti apa cinta sejati yang yah mungkin hanya dianggap main main saja bukan untuk sesuatu yg serius dan masa depan..
Jauh di dalam hati kecil orang tua Jennie tidak akan pernah terbersit jika anak gadis semata wayangnya akan benar berhubungan spesial dengan sesama perempuan. Apalagi Lisa yang yah.. mungkin bagi orang tua Lisa dia seperti gadis yang normal pada umumnya, berprestasi, dan selalu berusaha ceria meski dia lahir dari keluarga sederhana dan cerita tentang ibu Lisa yang single parent dan berusaha keras agar anaknya bisa meraih impiannya kelak
Jennie pun juga masih belum bisa membuktikan apapun kepada orang tua nya karena Jennie juga sadar saat ini dia masih serba dibiayai oleh orang tuanya sehingga Jennie merasa memiliki hutang budi jika belum bisa membayar kebahagiaan orang tuanya dengan melihatnya sukses kelak meraih cita citanya. Meski dalam hati Jennie sebenarnya bimbang. Apakah seperti ini rasanya ingin membahagiakan orang tua nya tetapi ia harus mengubur perasaannya sendiri kepada sahabatnya itu?
Apakah sesulit ini pilihan yang harus ia jalani? Mengabaikan kebahagiannya sendiri demi membahagiakan orang tuanya? Apakah kebahagiaannya benar benar tidak layak untuk diperjuangkan dan diterima oleh orang tua Jennie sendiri?
————-
Semoga tulisan singkat ini bisa menghibur kalian yang membaca.. jika ada yang ingin kalian sampaikan silakan komentar ya.. mungkin bisa juga kalian berkomentar update tentang momen Jenlisa yg terbaru.. siapa tau author ketinggalan update tentang mereka hehehe 🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenlisa... You are my rival, will you be my partner?
FanfictionMaybe i will continue this if many readers wants me to contonue