I. Bertemu

13 1 0
                                    

hai semua!!! namaku Yaumi Battsum Al-hamd, aku anak ketiga dari empat bersaudara. aku punya satu ibu,satu ayah, dua abang dan satu adik. biasanya ibu dan ayahku memanggilku yau atau neng, dan sudah menjadi kebiasaanku sejak kecil. aku sekolah disalah satu sekolah favorit di Jakarta. kebetulan ayahku pindah kerja dan juga abang-abangku yang berkuliah disana. sebenarnya aku gamau ninggalin Bandung, tapi karena keputusan bersama-sama mau tidak mau aku harus pindah. menurutku Bandung bukan hanya rumah untukku tapi disana sudah menjadi duniaku, ketika aku lahir lalu beranjak dewasa aku berada disana lalu ketika aku mulai sekolah sd,smp dan sma. meninggalkan teman-temanku merupakan keputusan yang berat, tapi daripada berpisah dengan keluargaku aku lebih melilih berpisah dengan teman-temanku.

Fahmara Azzira Battsum, sosok yang sabar banget ngadepin anak-anaknya. apalagi kalau pagi ibu keliatan sibuk ngurusin kita semua, kadang suka kasian sama ibu tapi aku gabisa bantu. Jabber Menna Al-hamd, ayah yang disiplin banget sama anak-anaknya. tidur, makan, belajar, bercanda, dan kumpul-kumpul itu ada waktunya. ayah selalu ngewanti ke anak-anaknya buat mentingin pendidikan dulu, karna pendidikan nomor satu. Amsaynaa Azit Al-hamd (azit), abang paling baik dan paling dewasa. bang azit itu orangnya serius banget, kadang juga si bercanda cuman lebih banyak jarangnya. ohh iya bang azit Anak kedokteran semester 6, pinter banget kan abangku ini. Robbi Kibar Al-hamd (obbi), mungkin ini abangku yang paling jail kesemua orang. meskipun rada sengklek tapi bang obbi anak hukum lohh udah semester 4. Mashiir Laka Al-hamd (asir), adikku paling baik dan pendiem banget. asir itu kelas 8, jago banget sama mtk dan fisika. 

                                                                                         *******

suara kicauan burung mulai terdengar, sinar sang mentari mulai menelusup di jendela kamarku. dengan syup-sayup kulihat sekeliling kamar, ternyata ibuku yang sedang membuka kain hordeng lalu menatapku.

" ingetkan hari ini hari apa? " tanya ibuku,sambil berkacak pinggang tepat dihadapanku yang sedang mameluk guling kesayanganku.

" Ahhhmmmmm........hari minggu " kataku,jujur aku masi mengantuk dengan menelusupkan kepala kebantal. 

" berapa lama kamu ga sekolah? sampai lupa hari ini. ayoo neng bangun, mandi sana!" seru ibuku yang mulai menarik badanku agar menjauhi kasurku.

" iyaa bu...iyaa...yau mandi nih " kataku seraya memasuki kamar mandi.

                                                                                      *******

"pagi semuaa" teriakku yang mulai turun dari atas tangga seraya menggendong tas dan juga memegang beberapa buku.

"pagi Yau " kata mereka serempak tentunya ayah,ibu,bang azit, dan asir. lalu dibalas senyum olehku sambil mendudukan diri di kursi meja makan.

"pagi cil " kata bang obbi tentu dengan senyum jahil yang menghiasi wajahnya, tentu itu membuatku menatap jengkel kearahnya. aku tahu maksud cil apa yang dia katankan,yap bocil. 

" apa si masi pagi?! " kataku ketus.

" yeu kata siapa malam?!" kata bang obbi.
tentu itu membuat ayah menatap kami berdua seraya berkata" kebiasaan deh, ayo cepat makan teteh berangkat sekolah. dan abang kamu kuliah yang benar" dan membuat kami berdua mengangguk seraya memakan sarapan kami.

"ayah, asir berangkat ya? " kata asir yang mulai beranjak dari kursi.

"eh....eh...eh...apaan main berangkat?masa mau ninggalin teteh?!" kataku dengan masi ketus.

"bagus sir tinggalin aja,biar dia naik angkot HAHAHA " jawab bang obbi dengan tertawa.

asir tertawa seraya meninggalkan meja makan berlalu menuju mobil, melihat itupun aku buru-buru menghabiskan makanan dan terburu-buru menyusul asir.

                                                                                       ******* 

"hati-hati ya teh, semangat belajarnya!" kata asir menyemangatiku, tentu kubalas dengan senyum yang sangat manis.

" iya asır. asır juga semangat ya! " kataku lalu disambung " hati-hati ya pa bawa mobilnya, aku pamit ya. Dah!!!" seruku seraya menjauh dan juga melambaikan tangan ke mobil putih itu.

Ku langkahkan kakiku Masuk ke gerbang sekolah, kulihat lapangan yang luas lalu gedung kelas yang bertingkat dan halaman yang asrı sama seperti di bandung. Lalu aku menyusuri sekolah baruku ini, banyak murid-murid berlalu lalang yang menatapku dengan heran. mungkin karena mereka belum mengenaliku, jadi mereka menatapku seperti itu. sampai akhirnya langkahku terhenti di ruang kepala sekolah, setelah mengucapkan salam lalu aku mencondongkan kepalaku kedalam memastikan ada orang di dalam. lalu pandanganku terpaku pada sosok yang sedang membelakangiku dan juga menatapku.

"maaf ada perlu apa ya?" jawab seseorang yang menatapku heran,tentu pastinya itu kepala sekolah.

" ehh...ituu pak...saya murid baru, saya yaumi pak" kataku dengan menghampirinya, juga tertunduk sopan.

" ohhh Sudah datang rupanya..." jawab pak kepala sekolah.

" Yaumi Battsum Al-hamd? pindahan dari bandung itu?" kata laki-laki yang tadi membelakangiku.

"HAH?!KAMU TAHU NAMAKU?" pekikku terkejut dengan apa yang ia lontarkan tadi.

lalu pria itu menoleh dan menatap ku datar, pandangan kita sempat bertemu. sebelum akhirnya aku memutuskan pandangan terlebih dahulu, lalu menunggu apa yang akan dikatakan oleh laki-laki itu.

"Yaudah pergi ya pak. YOK!" pamit laki-laki itu kapada kepala sekolah juga mengajakku keluar.

ku langkahkan kaki seraya mengikuti seseorang yang sedang berjalan didepanku, mungkin ia yang akan menunjukkan kelasku nanti. sesekali aku melihat tubuhnya yang tegap, tinggi, dan gagah pandanganku saat melihatnya. sampai akhirnya aku tidak sadar bahwa laki-laki itu menghentikan langkahnya membuatku yang sedang melamun menabrak punggung tegapnya.

" aaAAAH.... maaf tadi aku melamun " kataku terkejut, lalu aku menundukkan pandanganku.

" kelas lo disini" jawabnya, singkat padat dan jelas.

lalu aku menatap pintu kelas bertuliskan 'XI IPA 1' , lalu mengalihkan pandanganku menatap laki-laki itu.

"ohh iya... Makasi  ya.....?" kataku yang menggantungkan ucapanku karna aku tidak mengetahui namanya.

" Aikal" jawabnya seraya membalikkan badannya meninggalkanku di depan pintu kelasku.

"makasi aikal" kataku dalam hati sembari melihat punggungnya tegapnya dengan senyum tipis. lalu setelah cukup menatapnya, akupun memasuki kelasku.

bersambung

hai, terima kasih yang udah baca.  



BerakhirWhere stories live. Discover now