Taman

983 48 1
                                    

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu.

"Kamu sudah bangun sayang" ucap eomma setelah melihatku yang sedang duduk di ujung tempat tidur.

"Hm" dehamku.

"Seharian ini kamu belum makan, bagaimana kalo sekarang eomma suapin kamu?" tawar eomma sambil membawa semangkok soup.

"Aku tidak mau" jawabku.

"Sayang.. Eomma tidak mau kamu sakit" ujar eomma lesu.

"Aku tidak akan makan kecuali eomma dan appa izinkan aku untuk jalan-jalan di taman" ucapku.

"Baiklah kalo begitu, eomma izinkan, tapi kamu harus makan" ucap eomma  yang langsung aku jawab dengan anggukan.

"Kalo begitu aku akan makan, tapi eomma suapin aku ya?" pintaku sedikit manja.

"Ah baiklah" eomma tertawa pelan dan ia langsung suapin aku.

Aku hanya tersenyum, aku sangat suka momen ini, aku berharap suatu saat aku bisa melihat wajah orangtuaku.

Sesudah makan orangtuaku mengantarkanku ke taman yang tak jauh dari rumahku.

"Sayang, eomma dan appa akan menunggumu disini" ucap eomma sambil menggandengku.

"Tidak usah, aku ingin mencoba sendiri" jawabku.

"Sayang, tapi appa takut.." omongan appa aku potong.

"aku tahu, kerena aku buta kan?" ucapku spontan.

"Maksud appa bukan begitu, appa takut kamu di apa-apain" ujar appa.

"Iya sayang, apa lagi sekarang pertama kalinya kamu ke taman ini" tambah eomma.

"Iyaa, tapi aku mohon.." aku terus memohon kepada orangtuaku, karena aku juga ingin mencobanya sendiri, aku bosan selalu di pantau oleh kedua orangtuaku hanya karna aku buta.

"Baiklah, kamu jaga diri kamu ya sayang" appa mengusap puncak kepalaku lembut.

"Terimakasih appa" ucapku Sambil tersenyum.

"Sayang jangan lupa tongkatmu" ujar Eomma sambil memberikan tongkat berwarna hitam dan mereka berdua langsung pergi.

aku langsung mencari kursi dan duduk di kursi taman tersebut. disini aku hanya bisa merasakan angin yang cukup kencang dan suara kicauan burung.

"Kapan tuhan izinkan aku agar bisa melihat dunia ini?" ucapku lesu.

"Suatu saat kau bisa melihatnya" ucap seseorang yang sepertinya laki-laki.

"sejak Kapan kamu disini?!" tanyaku panik.

"dari tadi, sebelum kamu dateng aku sudah disini" jawabnya.

"Terus kenapa kamu gak bilang, jadi aku tidak akan duduk di kursi ini" ujarku.

"Tidak apa-apa, kamu duduk saja di sebelahku" jawab laki-laki itu.

"Oh iya siapa namamu?" tanya laki-laki itu.

"namaku Hwang Eunbi, tapi aku biasa dipanggil Sinb" jawabku.

"Namamu cantik sama seperti orangnya" ucap laki-laki itu.

"Tidak usah gombal, aku tidak akan ke makan oleh gombalanmu itu" kataku.

"Aku tidak gombal, tapi ini fakta" ujarnya.

"Terserah, tapi namamu siapa?" tanyaku.

"Aku Jeon Jungkook" jawab laki-laki itu yang ternyata namanya Jungkook.

"Ohh" singkat ku.

"Sinb, sepertinya aku belum pernah melihatmu di taman ini" kata Jungkook.

"Aku pertama kali kesini, kamu sering?" tanyaku.

"Lumayan, aku menyukai tempat ini karna bisa membuat hatiku jauh lebih tenang" jawabnya.

"Jeon Jungkook" panggilku.

"Iya?" jawabnya.

"selama aku hidup, orangtuaku tidak mengizinkan aku bersoalisasi dengan orang-orang, Makanya aku tidak mempunyai teman" ungkapku.

"Memang kamu tidak sekolah?" tanya Jungkook.

"aku sempet tk, tapi orangtuaku memutuskan aku keluar karna waktu itu aku sering di ejek buta oleh teman sekelasku dan aku juga sering di bully fisik" jawabku dan rasanya hatiku sakit ketika mengingat kejadian itu.

"Mengapa Teman sekelasmu begitu" ucapnya.

"Sinb, kalo boleh aku ingin menjadi temanmu" tambah Jungkook.

"Oh? Kamu serius?" tanyaku memastikan.

"Tentu, aku serius" jawabnya.

"Aku mau!" jawabku semangat.

"Kalo begitu mulai sekarang kita akan menjadi teman, bagaimana kalo setiap sore kita bertemu di taman ini?" ujar Jungkook.

"Hmm boleh, aku akan meminta izin kepada orangtuaku nanti" jawabku.

"oh iya aku tidak bisa lama-lama, aku harus pulang sekarang" aku langsung berdiri.

"Biar aku antar" ujarnya.

"gak usah, makasih" tolak aku lembut.

"Tidak apa-apa, aku akan tetap mengantarmu Sinb" Jungkook mencubit pipiku, rasanya jantungku ini mau copot.

"Hmm baiklah" jawabku.

Akhirnya Jungkook mengantar ku sampai depan rumah.

"Terimakasih ya" ucapku sambil tersenyum.

"Iya, sama-sama" jawabnya.

"oh SinB? Kamu dengan siapa?" tanya eomma yang melihatku dengan Jungkook.

"Eomma dia teman baruku, namanya Jungkook" ujarku.

"Wah temanmu sangat tampan" kata eomma.

"tante, saya dibolehin kan buat jadi temen Sinb?" tanya Jungkook.

"boleh sih, tapi kamu jangan buat anak tante sedih ya" jawab eomma.

"Siap gak akan tante" jawab Jungkook Semangat.

Aku dan eomma hanya terkekeh.

"kalo gitu saya pulang dulu tante, aku pulang ya Sin" pamit Jungkook yang di jawab anggukanku dan eomma.

"hati-hati" ucapku.

Aku dan eomma langsung masuk ke dalam rumah dan aku langsung masuk kamar.

Aku langsung menjatuhkan badanku ke kasur Dan menatap langit-langit kamarku yang hanya terlihat hitam.

'untuk pertama kalinya aku merasa degdegan dengan seseorang, apa mungkin aku menyukai Jungkook? sungguh aku ingin melihat wajahnya' benakku.

Haii!!
ini story pertamaku.
Aku harap kalian suka, untuk lanjutannya di tunggu ya dan jangan lupa buat vomment.

Makasih❣

Thank you ; SinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang