Chapter 3

29 9 29
                                    

Jika kalian menyukai cerita ini,jangan lupa tekan ikon bintang dan tinggalkan jejak~

.

.

.


Bunyi alarm berdenting sudah hampir tiga menit, tapi sosok yang masih bergelung didalam selimut sepertinya enggan untuk beranjak dari sana. Masih tidak memperdulikan betapa berisiknya benda persegi dengan angka digital diatas nakas.

"Perjaka tua, cepat bangun!" Tepukan-ah bukan, lebih tepatnya pukulan- dilayangkan seorang wanita paruh baya pada gumpalan selimut itu.

"Jika dalam hitungan ketiga kamu nggak bangun, mami akan segera mempersiapkan kandidat lain untuk jadi calon CEO!"

"NO!! OKAY, I WAKE UP MAMI. JANGAN PERNAH GANTIIN POSISI PAPI SAMA SIAPAPUN."

Chandra, yang ternyata oknum dibalik gumpalan selimut itu bangun dengan gerutuan yang terdengar nyaring. Ia menyibak selimut yang semula membalut tubuhnya dengan kasar, lalu memandang sang Mami dengan sengit, kemudian memilih menyeret kakinya menuju kamar mandi.

Lagipula, Chandra sudah besar. Tolong juga digarisbawahi umurnya bahkan sudah tidak cocok untuk dibangunkan seperti tadi.

Bisa gila rasanya setiap mendengar ancaman wanita tua yang sayangnya adalah ibunya itu. Lagipula, mau ditaruh mana nanti mukanya jika orang lain yang menggantikan posisi Papinya? Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk Chandra berdiri.

"Good boy, jangan lupa syaratnya ya sayang~ CALON ISTRI. INGAT CALON ISTRI" Kata Mami Chandra dengan nada mengejek kearah anaknya yang langsung membanting pintu kamar mandi dengan kasar.

"PLEASE MOM, INI MASIH PAGI YA TUHAN!" Sial, rasanya kepala Chandra akan meledak tiap memikirkan syarat yang diajukan oleh orang tuanya.

..

Tubuh tegap itu mematut diri didepan cermin sembari membenarkan kancing pada pergelangan tangannya. Senyumnya mengembang melihat pantulan dirinya yang terlihat tampan. Luar biasa.

Chandra mengambil ponselnya, ada sekitar 10 panggilan tak terjawab dari sekertarisnya. Alis Chandra sontak mengerut, kenapa sahabat sekaligus sekertarisnya itu sudah repot-repot menelponnya sebanyak itu? Apa ada sesuatu terjadi di kantor? Tak mau ambil pusing, Chandra memilih untuk segera berangkat menuju kantornya dan menyelesaikan masalah yang sedang terjadi nanti.

..

"Sialan, kenapa kamu baru muncul, hah!?" Mia, wanita itu langsung menyembur Chandra, setelah menghempas pintu diruangan Chandra dengan kasar. Matanya langsung memancarkan sinyal berperang pada Chandra yang tengah duduk sembari memainkan ponselnya.

"Kenapa? Apa ada masalah?"

"Hah, pria bujang ini! Bukankah sudah kuberitahu untuk segera menemui pemilik tanah yang mau kamu beli itu! Aku bahkan sudah rela mengosongkan beberapa jadwalmu yang super padat untuk menemui pemilik itu. Proyek ini tidak akan berjalan kalau kamu masih berleha-leha di sini, Pak Chandra!"

Mia menekan kalimatnya diakhir, merasa gemas dengan atasannya. Sudah jelas tanah yang harus digarap itu masih dalam tahap negosiasi, sedangkan deadline untuk memulai proyek sudah harus segera dimulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not LongerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang