30 DWC JILID 19

Jumat Di Bulan Juli

Di hari yang tidak begitu cerah lelaki berambut klimis di balut jaket levi's dan celana jeans yang sedikit kusut menjemput gadis manja tepat di depan pintu rumahnya, pada saat itu kita merencanakan ke dua tempat,tempat pertama sederhana tapi nyaman,tempat ke dua sedikit extreme pastinya menyenangkan,
Setelah menunggu beberapa saat,kau keluar dan menyapaku, hay'Sudah sampai' tanya nya,
sudah,kalo belum sampai ya aku enggak akan ada disni, jawabku'dengan sedikit bercanda.
Roda pun berputar menuju tempat ke dua.
Ini adalah awal pertama kau memang bersedia untuku ajak kencan.

'Terima kasih sudah meluangkan waktu, hanya untuk sekedar bercanda dan menemukan tawa, memang ini tidak mewah tapi setidak nya bisa menghilangkan sementara penat yg kau rasakan.
Mungkin menurutmu bersamaku adalah hal yang biasa tapi tidak bagiku,
harapanku setelah ini semoga ini bukan kali terakhir untuk kita, jika pun iya ini pertemuan terakhir aku harap kau tahu bahwa aku pernah mendamba-mu, menyayangimu dengan sewajar nya dan merindukanmu dengan seadanya.
Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan yang memilihkan, kita hanya lah korban aku tahu konsekuensi seperti ini adalah kecewa kalopun ini berujung bahagia mungkin itu hanya bonus.
Selama aku bisa menunggumu, aku akan menunggumu di setiap senja, yang akan berujung menjadi gelap, tapi aku yakin kamu akan datang untuku dan menjadi bintang di tengah gelapnya malam, jikapun bintang yang aku tunggu tak kunjung datang, aku akan melangkah dengan segenap kekuatanku untuk mencari mentari yang akan menyapu wajahku.

Di bawah langit yang sedang kemerahan,aku baru menyadari ternyata waktu sudah sore,
kau kembali kerumah dan aku pamit pulang
Di setiap jalan yang sudah kita lalui atau tempat yang sudah kita singgahi tanpa sadar kita telah mengukir kenangan yang akan kita ceritakan nanti dengan anak-anak kita atau hanya sebatas angin yang akan berbisik lembut menyampaikan salam perpisahan kepadaku