Hati ini sedang patah tatkala seorang kekasih meninggalakanku, aku hanya mencari obat untuk tidak lagi memikirkanmu yang sudah pergi.
Sebuah perkenalan kecil di lini masa membuat aku denganya mengetahui satu sama lain,
kala itu aku menawarkan untukku antar dengan alasan kau memang sedang sakit.
Perkenalan di mulai, kini tiba ditempat yang memang tidak kita rencanakan hanya karna alam sedang tidak mendukung.
Matamu yang pertama kali berbicara menembus pertahananku secara membabi buta, aku hanya ingin ini perkenalan biasa,aku sudah merasakan sebelumnya ini hanya berdampak tidak baik untuku.
Aku yakin kau bukan manusia biasa, mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar untuk meruntuhkan pertahananku.
Kau pun pamit undur,menyisakan wangi yang pekat mewarnai udara, kau kembali ke tempat dimana bintang berada, aku kembali kesebuah ruangan yang hampa, ruangan yang sesekali akan menyayat hatiku sewaktu-waktu, aku tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan karena itu hanya akan membuat apa yang sedang aku rencanakan ke depanya menjadi terhambat.
Sejauh apapun kakimu melangkah,sejauh apapun kau pergi, jika kita berjodoh Tuhan akan mempertemukan kita dengan cara yang termanis
YOU ARE READING
30 DWC JILID 19
General FictionBelajar menghargai yang masih ada dan belajar mengikhlaskan yang sudah tidak ada, karena bumi tidak akan pernah mempunyai mesin waktu,jadi hargailah orang-orang yang sayang terhadap kita,karena kesempatan terbaik tidak akan sama untuk kedua kalinya ...