Pilu

34 0 0
                                    

Dua purnama sudah ku arungi. entah kapan ini mencapai tepi. Aku lelah, pada rasa yang sebenarnya sudah habis namun masih tersisa. Bagaimana bisa? kau pernah melihat sebuah mangkok berisi bubur? orang sering menyebutnya habis padahal masih ada sisa-sisa kecil menempel di sana, kini, aku begitu. Aku tak lagi berharap kamu kembali, mengulang masa-masa itu, melakukan hal yang katanya bisa membuatmu begitu jatuh hati padaku, atau sekedar duduk berdua melihat hiruk pikuk jalan dibumbui rintik hujan sembari menyesap secangkir kopi panas, walau hanya aku, kau pesan coklat waktu itu. Tapi tak terpungkiri, sedikit bagian dari hatiku yang lemah-labil ini begitu menginginkan kamu untuk sementara tiap hal ambigu mengesalkan ini kembali datang lagi. Sementara di sana kau sudah baik-baik saja, bahkan lebih dari itu. Kau sudah bahagia, membuka hati dan mengisi hari-hari dengan gelak tawa. Aku percaya padamu, bahwa apa yang kau katakan untuk memisahkan kita kala itu benar, memang hatimu sudah tak lagi aku. Itu sebabnya, aku parah, dan kamu acuh tak berarah. Aku benci, namun aku bodoh, aku masih rindu, Kamu.

17 Juli 2019

Sawala NobisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang