2. Keputusan!

8.3K 545 42
                                    

Aku merasa sakit sekali melihat Mbak Khumaira terpuruk, lebih pilu melihat Tole Ridwan telantar akibat duka Ibunya. Ya Allah rasanya tidak tega melihat mereka terlantar begini. Tolong maafkan aku belum bisa menepati amanat.

Mas Azzam, apa kamu melihat dari alam sana bahwa Istri dan Anakmu terpuruk? Lihat Mas mereka begitu memilukan.

7 hari aku melihat mereka dengan keterputukan. Tidak ada kehidupan melainkan kehancuran.

Mbak Khumaira bak mayat hidup, sementara Tole Ridwan terus menangis menyayat hati.

Kalau begini, aku harus bagaimana?

Ya Allah, kenapa takdir begitu kejam pada mereka? Setitik air mata luruh melihat nisan Mas Azzam. Aku usap nisan Masku penuh rindu dan kesedihan.

Hatiku remuk mengingat amanat Mas Azzam. Mas, apa yang harus kulakukan?

Mas, Aziz tidak bisa menepati amanat Mas dengan baik.

Mbak Khumaira kehilangan calon anak kedua kalian, dan aku hanya bisa melihat tanpa bisa melakukan apa pun.

Mas Azzam, aku tidak bisa menjaga Mbak Khumaira dan Tole Ridwan. Tolong maafkan Aziz yang salah tidak becus menjaga.

Tole Ridwan begitu pilu kehilangan, Mas. Mas, lihatlah betapa mengenaskan Tole Ridwan selama kehilangan dirimu.

Tidak ada keceriaan melainkan tangisan. Tole Ridwan terus meronta meminta Mbak Khumaira, tetapi Mbak menolak.

Aku sangat tahu betapa terpuruk Mbak Khumaira : pertama menerima takdir bahwa Mas Azzam pulang ke Rahmatullah, kedua kehilangan calon anak dan terakhir Tole Ridwan.

Wajah Tole Ridwan begitu mirip dengan Mas Azzam, sangat tampan dengan ukiran yang sama. Setiap melihat Tole rasanya melihat Mas Azzam kecil.

Aku pernah mengalami hal yang sama seperti Mbak Khumaira. Yaitu kehilangan Adiba sama hanya kehilangan cinta. Gadis yang kucinta telah pulang ke Rahmatullah sebelum aku mengutarakan ingin menikahinya.

Mungkin kehilangan Mbak Khumaira lebih menyakitkan dari apa yang ku alami. Sangat sakit tetapi harus ikhlas menerima cobaan seberat itu.

Ya Allah, inikah jalan menuju takdir yang selalu tergambar melalui mimpi dan petunjukmu?

Apa aku harus melangkah lebih jauh agar membuat Mbak Khumaira dan Tole Ridwan menghilangkan rasa sakit akan keterpurukan?

Dengan mengucap Bismillah semoga hajatku mendapat Ridho Allah.

Dik Zahira, maafkan aku harus melakukan ini. Kita memang tidak berjodoh dan bodohnya aku menyetujui perjodohan itu.

Aku berpikir Dik Zahira jodohku, tetapi di mimpi itu Allah selalu menunjukkan wanita lain. Sekarang aku yakin mimpi itu benar adanya.

Ya Allah, aku tidak ingin menyakitinya tetapi ini takdir. Aku melawan takdir dan berusaha menyangkal dengan menerima Dik Zahira. Tetapi, kuasa Allah lebih dahsyat.

Di sinilah aku berada tepat bersama keluargaku.

"Tole Aziz, ada apa?" tanya Ummi lembut.

"Aziz ingin membatalkan pernikahan, Ummi!"

Singkat padat dan langsung ke inti. Apa aku pria gila? Tidak, aku melakukan ini demi amanat dan tanggung jawab atas kuasa Allah.

Aku sudah memutuskan hal benar dengan melangkah menuju amanat Mas Azzam. Mas, tolong maafkan Aziz menepati amanat dengan jalan pernikahan. Mas Azzam, tolong maafkan aku yang hendak mengambil Mbak Khumaira.

"Apa maksudmu, Tole Aziz?" hardik Abah.

"Sekali lagi maaf ... maafkan Aziz akan mengatakan hal mengejutkan. Pertama, aku ingin acara pernikahan batal, kedua aku ingin menepati amanah, ketiga izinkan Aziz menjadi sandaran Mbak Khumaira dan Tole Ridwan!"

Assalamu'alaikum Imamku 2 (END)!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang