Chapter 40

10.7K 272 38
                                    

WARNING: ADULT AREA! (17+)

✌👑✌

- Aku benci melihatmu karena kau mengembalikan perasaan yang aku berusaha keras untuk melupakan -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Aku benci melihatmu karena kau mengembalikan perasaan yang aku berusaha keras untuk melupakan -

••••

🎶Shania Twain - You Are Still The One

•••

Sembari melangkah, ia menatap kotak ditangannya dengan cermat kemudian memasukkannya ke dalam slingbag.

Diiringi pikiran-pikiran yang bercampur menjadi satu, tanpa sadar kakinya berjalan menuju halaman belakang mansion. Alisnya mengernyit merasakan perih ketika ingin tersenyum.

Keadaan mansion terlihat sunyi, hanya terdengar suara teriakan dari Dave atau seruan Seth. Devlin tidak merasakan adanya tanda-tanda kehadiran ibunya, William, dan Valeria.

Melewati dua pilar besar, Devlin sampai dihadapan halaman luas mansion. Matanya menyipit menyadari ada seseorang yang berdiri di dekat pagar pembatas.

Dari belakang, Devlin bisa mengetahui siapa pemilik punggung lebar nan tegap tersebut. Ia adalah lelaki yang telah membuatnya bahagia sekaligus sedih namun tetap saja jantungnya tak hentinya berdebar.

Sosok itu menyadari ada seseorang dibelakangnya pun menoleh lalu memutar tubuh ketika melihat siapa orang tersebut. Jantungnya berdetak kencang.

Devlin membuang pandangannya sejenak lalu berjalan pelan menghampiri Justin. Berdiri disamping lelaki itu tanpa mengeluarkan suara. Kepalanya mendongak menatap langit dengan tangan memegang kayu pembatas.

"I was prepared, but it still hurt." Devlin memulai percakapan. Ia menoleh kearah Justin yang menatapnya dengan tatapan yang tak bisa dimengerti.

Hening beberapa saat. Lelaki itu hanya diam menunggu Devlin membuka suara kembali.

Gadis itu memiringkan tubuhnya hingga berhadapan dengan tubuh Justin yang menjulang. Ia tersenyum miris. "I hate seeing you because you bring back the feelings I tried so hard to forget."

Tubuhnya tersentak ketika Justin menariknya kedalam pelukan lelaki itu. Dan air matanya langsung tumpah yang bahkan tidak disadari oleh Devlin.

Ia mendongakkan kepalanya, menaruh dagunya di pundak Justin sementara lelaki itu sedikit membungkuk dan menenggelamkan wajahnya di sela lehernya.

Tak ada suara tangisan, hanya air mata yang mengambil alih rasa rindu serta tekanan. Devlin meremas punggung yang dilapisi jas hitam itu. Kali kedua menangisi seorang lelaki yang berperan sebagai bodyguard didalam hidupnya.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang