BAB 1

1.3K 93 6
                                    

"terlambat lagi..." radit bergumam dalam hati sambil melihat jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul 06.45 wib.

Ini adalah ke-7 kalinya dia terlambat ke sekolah, padahal dia baru 7 hari masuk ke sekolah barunya. Sifatnya yang pemalas dan cuek, membuat dia mudah dikenali oleh lingkungan 1 sekolahnya.

"mah, uang jajan radit dimana? Radit kesiangan nih." radit berteriak memanggil mamahnya yang sedang menyiapkan sarapan paginya untuk bersekolah.

"ish kamu nih ya, kebiasaan malesnya nggak berubah. Giliran udah telat aja, teriak sanah sinih udah kayak tinggal di hutan."

"gapapa lah mah, yang penting radit kan tetep sekolah walaupun terlambat. Karena nggak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu tuh kata-kata pak sabeni." jawab radit sambil mengikat tali sepatunya.

"siapa pak sabeni?" tanya mamah

"tukang ketoprak sebrang jalan." jawab radit dengan ketawanya yang khas.

"alah, ngada-ngada aja kamu kalo dikasih tau tuh ya jawabannya nggak pernah serius."

"udah mah, nih sarapannya radit bawa aja ya udh terlambat banget." Radit lalu mengambil uang jajannya lantas berpamitan segera ke sekolah.

"dah mamah,  i love youuu" teriak radit sambil keluar rumah

"hati-hati radit, jangan bikin onar disekolah baru." teriak mamah

Di halte bis, radit membakar rokok sambil menunggu bis umum menghampirinya. Menyalakan handphone lalu memasang earphone sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaannya.

Tiba-tiba pundaknya di pegang oleh seorang cewek sambil berbicara
"tolong ya dihalte jangan ngerokok, nggak baik asapnya buat orang disekitar."

Lalu, radit dengan nada kesal menoleh pandangannya ke arah cewek tersebut. Namun, dia menahan amarahnya karena wajahnya itu teramat manis hingga dia tidak bisa berkata apa-apa.

"denger nggak?" tangan cewek tersebut menarik earphone yg terpasang di telinga radit.

"eh eh kenapasih?" lalu radit menjawabnya

"matiin rokok lo itu, asepnya nggak baik buat orang disekitar termasuk gua ini" nada cewek ini mulai naik karena melihat radit seperti tidak memperdulikannya.

"oh ini? Nanggung dikit lagi abis, lo agak jauhan aja biar nggak kena asepnya" radit menjawab dengan santai, lalu memasang kembali earphonenya.

"ishhhhhh, lo yaaa nggak bisa ngehargain hak orang lain. Denger nggak sih??" cewek tsb semakin kesal dibuatnya.

Lalu disaat situasi tersebut, datang 3 orang berseragam putih abu-abu dari jauh menghampiri mereka, lebih tepatnya seperti menghampiri radit dengan muka yang penuh emosi.

Radit mengetahui maksud dari 3 orang tersebut, lalu dia berusaha mencari cara untuk menghindarinya.

"ngapain sih nih orang-orang ketemu gua pas lagi telat gini.." radit berbicara dalam hati.

Tak lama, bis umum datang. Bergegas radit menaiki bus tersebut agar terhindar dari orang orang yang berniat jahat kepadanya.

"woy lo malah ninggalin gua, gua lagi ngomong" cewek itu teriak kepada radit.

"bawel lo, sinih naik cepeeett" radit menarik tangan cewek tersebut.

"eehhh awas gua jatoh ini" cewek tersebut kaget karena tangannya tiba-tiba ditarik oleh radit.

3 orang anak laki-laki tersebut melihat radit naik ke bis lantas berlari  ke arah bis tsb.

"woy radittt,  anj*ing jangan lari lo!" teriakan dari mereka mengagetkan cewek yang sedang bersama radit.

Radit lalu, berdiri didepan pintu bis sambil mengisap rokoknya lalu melempar ke arah 3 orang tersebut sambil berbicara.

"dahhhhhh, kapan kapan aja ya ngobrolnya gua hari ini sibuk"

3 orang itu mencoba masuk ke bus tsb, lalu radit dengan sigap menendang mereka agar tidak masuk ke dalam.

Usahanya berhasil, namun seisi bus dibuat takut oleh kejadian tadi.

"eh maaf ya ibu, bapak, kakak adik sekalian maaf ya bikin heboh" radit menenangkan seisi penumpang bus dan segera duduk ke tempat duduk di belakang.

"eh tadi mereka itu siapa? Kok ngejar-ngejar lo gitu? Lo ada masalah apaansih? Woy jawab, jangan bikin gua tambah kesel dah." cewek tersebut mulai memberikan pertanyaan dan pertanyaan terhadap radit atas kejadian yang dialami barusan.

"udah nggak penting, lagian lu siapa sih? Bawel banget, ganggu gua aja" Radit kembali memasang earphonenya dan duduk dengan tenang tanpa memperdulikan cewek tersebut.

"awas lo yaaaa ihhhh" cewek tersebut semakin kesal, tapi akhirnya sadar bahwa cowok yang sedang ia ajak debat sama sekali tidak perduli dengan ucapannya.

Akhirnya bus sudah sampai ke tempat tujuannya, SMA WISNU KARTIKA.

radit turun, lalu disusul oleh cewek tersebut.

"eh lo ngapain ngikut turun? Masih mau ngajak debat lagi?" Tanya radit

"lah gua sekolah disini, lo yang ngapain turun disini?" tanya balik cewek tersebut.

"hmm gua sekolah disini juga, baru 7 hari sih." jawab radit

"ya tuhan, salah apa gua hari ini udah telat ketemu cowok gajelas, dan ternyata cowok ini 1 sekolah lagi.." teriak cewek tersebut sambil menutup mukanya yang penuh kebingungan bercampur dengan emosi.

Radit lalu berjalan meninggalkannya, menghampii satpam sekolah yang ada di gerbang.

"pak maaf saya telat, tadi saya nolongin cewek itu (mununjuk ke arah cewek yang bersamannya) dulu soalnya dia dijambret orang di bus pak" radit berbicara dengan nada memohon kepada pak satpam agar diijinkan masuk.

"alesan aja kamu, kamu udah 7x telambat terus ya..bapak aja sampai hafal muka kamu ini walaupun kamu anak baru" jawab pak satpam

Cewek tsb lari menghampirinya, lalu berteriak "eh lo kebiasaan banget sihhhh, pergi gitu aja kalo orang lagi ngomonggg!"

"lo demen banget teriak-teriak yaaa ya ampun" radit menjawab dengan sedikit nada pelan

"bener neng winda, tadi ditolongin dia pas ada yg mau jambret neng di dalam bis?" pak satpam bertanya ke pada cewek tsb.

"Oh namannya winda" radit berbicara dalam hati.

"eh engg" disaat winda mau menjawab, lantas kaki radit menginjaknya sambil berbisik "udah iyain ajaa, lo mau masuk apa enggakkk"

"ishh sakit tau.." winda berbalas menginjak kaki radit. Lalu radit kaget namun pasrah hanya bisa menahan sakit dikakinya.

"awas lo ya didalem..." radit kembali berbisik ke telinga winda.

"bener nggak neng?" kembali pak satpam bertanya kepada dia.

"eh iya pak kardi, tadi aku telat karna hampir jadi korban jambret untuk ada dia yang nolongin saya dengan sigap jadi nggak kenapa napa deh saya hehehe" jawab winda dengan ekpresi yang serius menyakinkan pak kardi, satpam sekolah.

"oh yaudah kalo gitu, hati-hati ya lain kali neng yaudah masuk cepet ntar ketauan kepala sekolah jadi pak kardi yang kena omelan." pak kardi lantas membuka gerbang sekolah menginjinkan mereka berdua masuk.

"makasih pakkk" jawab radit.

Akhirnya mereka berdua berpisah digerbang sekolah, menuju kelas mereka masing-masing.

*setelah membaca biasakan klik tanda vote ya, dan komentar 👌

RADITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang