Dua

14 0 0
                                    

Setelah membayar angkot,aku langsung bergegas lari menuju gerbang sekolahku.Hari ini aku tidak berangkat bersama ayah  jadi aku harus berangkat naik angkot.Dan saat aku melihat ke arah sekolah ternyata sudah tidak ada murid lagi yang berkeliaran di luar.Apa bel sudah ber bunyi.
Hampir saja aku memekik saat pak satpam berjalan menuju gerbang untuk mengunci gerbangnya.
"Tunggu pak,jangan ditutup!"
"Ckk cepat masuk,bel sudah berbunyi"
setelah mengucapkan terima kasih aku segera  menuju kelasku sebelum ada guru yang mengajar akan datang.Sampai dikelas ternyata guruku yang paling disiplin itu sudah ada di depan kelas dan langsung menatapku dengan tajam.
"Diesa Fani Radea,kamu terlambat" lantas seluruh pasang mata melihatku yang masih berdiri di ambang pintu kelas.
"Maaf bu"kataku dengan kepala sedikit menunduk.
" Maaf diterima,tapi..hukuman tetap berjalan.Silahkan berdiri di lapangan selama jam pelajaran saya"titah bu ratna.
Tanpa babibu aku langsung berjalan ke arah lapangan,dari pada banyak alasan maka hukumanku akan ditambah untuk membersihkan toilet setelah pulang sekolah seperti temanku yang terlambat beberapa hari yang lalu.Sungguh aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya.

Blood and TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang