BAB - 2

32.1K 1.1K 13
                                    


Flashback on*

Setelah perkenalan tadi, semua kembali ke kubikel masing-masing. Menyisakan aku yang masih anak baru ini hanya bisa mengamati pergerakan para senior. yang sayangnya tidak menunjukan tanda-tanda berfaedah selain sibuk dengan ponsel masing-masing.

Di kubikel pertama, ada Mbak Dewi.
Janda beranak tiga yang saat ini sedang asik dengan drama korea era joseon.

Aku berada di kubikel kedua, setelahku ada kak Nita yang lebih nyaman ku panggil KaNit. Masih single dan hobby baca, dengar dan nonton berita. Terutama berita politik.

Setelah KaNit ada Mas Dion.
Dengan perawakan yang cukup laki, cukup tinggi dan cukup berisi itu ternyata fanboy Blackpink. Catat!
Sekarang aja dia lagi dengerin lagunya Blackpink - Boombayah.

Beralih ke kubikel di depan Mbak Dewi. Di huni oleh Mas Hendra, pria beristri dengan tiga anak itu hampir seumuran ayahku tapi style nya ala-ala oppa korea. Hujan badai sampai panas terik sekalipun beliau akan selalu memakai kemeja yang di lapisi sweater persis seperti Lee min ho. Katanya!
Fakta baru setelah seminggu kerja disini, Aku pernah ketemu Mas Hendra di Mall lagi belanja samyang guys. Men-ce-ngang-kan!

Di samping Mas Hendra, ada Mas Indra.
Sepuluh tahun lebih tua dariku. Setiap kata yang keluar dari mulutnya menjadi hiburan tersendiri untuk penghuni ruangan ini. Mas Indra ini tingginya hampir sama dengan Mas Dion, hanya saja Mas Indra putih dan badannya gak sebuntel Mas Dion. Oh ya! Mas Indra ini walaupun statusnya masih di pertanyakan tapi bukan berarti dia belok ya, selain ngelawak dia juga hobby nonton drama atau serial Turki. Bahkan ada beberapa pekerjaan yang tertunda gara-gara sibuk nonton Abad kejayaan yang episodenya panjang, saking panjangnya sampe skarang juga belum ada tanda-tanda mau tamat.
Selain kerja disini, Mas Indra juga punya pekerjaan sampingan sebagai tukang kredit yang nawarin hp, laptop, tv, kulkas, motor, BPKB hingga pinjaman.

Jika anda mendengar suara-suara gaib yang menawarkan promo, abaikan aja! Entar juga diem sendiri.

Dan, kubikel terakhir ada Vian. Kelahiran tahun dua ribu yang tidak pantas lagi di sebut Abg, di usianya yang masih sangat muda sudah menyandang status sebagai seorang suami dan Ayah dari satu orang anak. Vian ini agak mirip sama Pak Presiden, kalau Pak Presiden terlihat berwibawa si Vian ini kelihatan berat beban hidup. Raganya disini tapi roh-nya melayang entah kemana.

• • •

Masih dengan keterkejutanku, Mbak Dewi berbisik pelan. "Santai aja, kita kalau lagi kosong berasa lagi di pantai." Ujarnya terkekeh.

Aku mengangguk mengerti dan santai kayak di pantai versiku di mulai setelah mendapat bisikan dari Mbak Dewi itu.

Buka Webtoon, Webcomics, Mangatoon, Wattpad, Drakor.id, Youtube, Ucbrowser lalu Shopee.
Alhamdulillah, serangkaian kegiatan itu berlaku dari senin sampai jum'at tanpa mengabaikan pekerjaan utama.

Flashback off*

Hampir setahun bekerja disini, kadang ruangan yang biasanya berasa kayak lagi di pantai itu bisa tiba-tiba hening, gak kalah hening dari kuburan di malam jum'at. Perubahan suasana itu di tentukan dari kondisi muka Pak Haidar setelah keluar dari ruangan si Bos.
Jika kondisinya mengenaskan, dapat di pastikan bahwa Hamba Allah yang baik hati baru saja menerima siraman rohani dan akan di lanjutkan oleh Pak Haidar sebagai pencerahan kepada kami para kaum kuaci ini.

Elena's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang