chapter2

65.3K 1.5K 136
                                    

" Ada sebagian orang yang tidak tahu diri, berani memaki tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi."

_
__________________

Gadis itu menatap bingung ke arah ruangan di depannya serta laki-laki yang berdiri di depannya secara bergantian. Ia bingung mengapa laki-laki yang menjabat sebagai ketua Osis ini justru membawa nya ke perpustakaan daripada ke lapangan.

"Masuk." Titah Keo yang menyadari jika gadis di belakang nya itu sedari tadi hanya terdiam.

"Hah?" Heran Valle, jujur saja jika selama hampir 2 tahun bersekolah di sini gadis itu sama sekali belum pernah menginjakan kakinya ke dalam perpustakaan di depannya ia berdiri.

Laki laki itu tampak mendengus. "Masuk, bersihin perpustakaan sampe pergantian jam." Ucapnya yang membuat mata gadis itu hampir keluar dari sarang nya.

Apa tadi katanya? Sampe pergantian jam? Yang benar saja?! Ini baru jam 9 sedangkan pergantian jam biasanya nya pukul 11 tepat, bisa keluar otot semua badan Valle kalo ia membersihkan perpustakaan yang besarnya lumayan ini sendirian selama 2 jam.

"Seriusan?" Tak percaya Valle yang hanya di angguki malas oleh Keo.

Gadis itu berdecak, "Lari keliling lapangan aja deh ya?" Tawarnya.

"Nggak."

" Ato hormat di depan tiang bendera sampe istirahat aja gimana?"

"Nggak."

Valle yang sudah geram sendiri itu mulai menggertakan giginya, "Lo punya dendam kesumat apa sih sama gue? Biasanya juga Bu Sari kalo ngehukum gue cuma di suruh lari sama hormat bendera. Nggak kaya lo yang seenaknya nyuruh orang buat ngebersihin perpus yang gedenya lumayan kaya gini!"

Satu alis Keo terangkat dengan mata yang menatap malas objek di depannya ini, "Bersihin atau skors disini?" Tanya nya malas.

Gadis itu membuang nafasnya perlahan dengan tangan yang sudah mengelus dada, 'Sabar Valle.' Batinnya.

"Beraninya cuman ngancem, situ laki bukan?" Gerutu Valle yang masih bisa di dengar sembari melangkah ke dalam perpustakaan.

Sedangkan Keo, laki laki itu masih berdiri di depan pintu perpustakaan dengan mata yang menatap punggung Valle dengan bibir yang sedikit menyunggingkan senyum tipisnya.

•••••••••••

Bel pergantian jam pelajaran sudah berbunyi 5 menit yang lalu, dan sekarang ini Valle tengah berjalan ke arah kelas nya dengan sumpah serapah yang sedari tadi tak henti-henti keluar dari mulut pedasnya.

"Dasar koala kampret! Bangsul! Bangke! Titisan Miper!-"

"Lo kenapa elahh? Dateng- dateng muka udah kek kancut miper gitu?" Sahut perempuan yang duduk tepat di sebelah Valle memotong umpatan gadis yang baru saja datang itu.

Valle tampak mendengus, "Itu si koala kampret, masa gue cuma telat bentar aja disuruh bersihin perpus yang segede gaban gitu?" Sewot Valle pada teman sebangku nya. Vrazelia Zamora Eugenio, atau yang lebih akrab di panggil Lia, teman sebangku yang sekaligus menjabat sebagai teman masa kecilnya. Dan satu lagi-

"Emang di sekolah kita ada koala nya ya?" Sahut perempuan di depannya yang membuat kedua gadis tadi berdecak kesal. Itu adalah si lola Prisilia Abelia, atau yang lebih akrab di panggil Sisi yang notabene nya juga teman masa kecil Valle, bedanya Lia itu pinter nya asli dan Sisi itu kepinteren.

Married With Enemy (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang