“Miiko, ayo bangun, kita sudah sampai nih,” ucap seseorang membuat rasa kantuk Miiko menghilang seketika.
“Huahh. Iya Yukko, aku akan segera bangun,” ujar Miiko sembari merenggangkan tubuh lalu segera keluar dari pesawat.
Ia melihat pemandangan bandara Indonesia yang sangat indah. Bahkan pesona alamnya pun ia maklumi, memang indah tidak terbatas.
Mama Miiko pun pergi sebentar untuk membelikan minuman. Setelah beberapa saat mama Miiko sudah kembali dari mesin penjual minuman otomatis.
Tappei pun memandanginya. Yaitu pesona akan keindahan alam Indonesia yang mampu membuatnya ke alam mimpi.
“Semuanya, ayo kita kumpul dulu, nih minuman buat kalian. Minumnya dihabiskan ya,” suruh Mama Miiko. Mengajak meminum minuman khas Indonesia.
“Slurpp, slurppp,” terdengar suara sedotan minuman yang begitu berisik. Tak heran jika berisik, karena mereka menikmatinya dipaksakan. Bukannya tidak mau menerimanya, tetapi karena mereka sudah sangat haus jadi ya gitu deh, hehehe.
Setelah selesai, mereka pun membuang bekas minumannya ke tempat sampah yang disediakan. Kemudian, mereka pun keluar dari bandara.
Mereka membuat barisan, lalu memulai absen untuk menjaga keamanan yang memang harus dilakukan.
“Mamoru?” absen Mama.
“Hadir.” ujar Mamoru datar.
“Mari?”
“Hadir juga mama Miiko,” tanggap Mari.
“Miiko?”
“...”
“Miiko?” absen Mama sekali lagi. Tetapi jawaban Miiko masih sama saja.
“Ya Tuhan!!! Miiko!! Kamu ada dimana?!?!” teriak Mama khawatir.
“Mungkin Miiko sedang membeli jajanan disana, Tante.” ujar Yukko menunjuk seseorang yang sedang membeli kerak telor khas Jakarta dipinggir trotoar.
Mama pun segera menghampiri orang itu untuk memastikan apakah itu benar Miiko? Setelah sampai disana, Mama langsung menepuk bahu orang itu dan orang itu pun mendongakkan kepalanya menghadap Mama.
??? POV
Saat aku sedang berbincang-bincang dengan sang pedagang, tiba-tiba seseorang sedang menepuk bahuku. Aku berbalik badan dan kulihat terdapat seorang wanita paruh baya menatapku membuatku terkejut, pasalnya wanita itu adalah orang yang tak asing lagi bagiku.
“Ma-mama?” kagetku melihat Mama berdiri tegak dengan wajah garang tertampang di mukanya. Kutatap mama yang sedang berkacak pinggang, kemudian mencubit lenganku dengan keras. Memang saat ini aku hanya memakai kaos, celana jeans, dan topi pantai yang melingkar di kepalaku. Wajar saja jika aku menangis ya teman-teman.
“Mau kabur kemana lagi hah?!? Puas buat mama cariin kamu kemana-mana, gak taunya kesini, kan udah dibilang jajannya nanti dulu sehabis absen, malah udah kabur aja. Awas aja ya nanti Mama pukulin kamu dihotel sekarang ikut Mama dulu” sahut Mama panjang lebar. Kulihat di seberang jalan terdapat Yukko, Mari, Tappei, Kenta, Mamoru, dan Papa yang sudah menunggu lama. Namun itu hanya sesaat, karena pesananku sekarang sudah matang, hehehe.
“Neng, ini makanannya sudah matang. Semoga enak ya makanannya,” kata pedagang itu seraya menyodorkan kerak telor yang dibeliku.
“Makasih ya bang, ngomong-ngomong harganya jadi berapa ya bang?” tanyaku. Sambil mengambil beberapa rupiah yang awalnya ditukar dengan uang jepang.
“Harganya jadi 15 ribu ya Neng. Makasih banyak ya uangnya” ujar pedagang itu ramah. Dan segera mengambil beberapa rupiah dari tanganku.
“Sama-sama Bang,” sahutku dengan wajah tersenyum. Sementara itu Mama sudah memasang wajah juteknya sambil melipat tangan didepan dada. Aku pun terdiam kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Miiko dan kawan kawan {Hiatus}
General FictionBerbagai cerita Miiko ada disini. Mulai dari horor, persahabatan, fantasi, petualangan, bahkan kehidupan sehari-hari Miiko and Friend yang menarik untuk dibaca. Jangan lupa baca yaa🤗🤗 [On Going]