Holiday 5

161 10 0
                                    

Happy Reading Guys!
***

Author POV
Kini Miiko dan kawan-kawan sedang berjalan disekeliling monas, mereka mencari objek yang tepat untuk di potret.

“Sepertinya itu tempat yang cocok untuk di potret,” kata Yukko memberitahu Miiko objek yang tepat.

Cekrekk..

“Sudah,” balas Miiko sambil melihat foto yang diambil.

“Lihat dong!!!” celetuk Tappei sambil merebut kamera Miiko.

“Astaga, jelek sekali fotonya, kayak kudanil dikasih lumpur upil sama kebo, sini gue aja yang foto,” tambahnya sambil memotret ulang objek awal Miiko.

“Aiissshh ... Tappei!!” Miiko pun marah karena setelah memotret dia menghapus gambar objek yang diambil Miiko.

“Tappei, kok kamu tumben ngomong gue?” sahut Kenta.

“Gapapa, cuma lagi gak suka aja liat foto yang kayak dikasih lumpur upil.” balas Tappei tenang, sementara Miiko sudah mulai berapi-api.

“Tappei!!! Tunggu pembalasanku!!” marah Miiko sementara Tappei hanya memasang wajah datar.

“Sudahlah Miiko, lebih baik mari kita foto bersama untuk kenang-kenangan, kan habis ini kita mau naik MRT.” ucap Yukko berusaha menenangkan Miiko yang masih mengamuk.

“Baiklah ... ” ujar Miiko lesu.

***

“Shimura, apa kau sangat menyukainya?”

“Sangat. Sungguh aku ingin membuat komik tentang liburan ini, pasti seru sekali.” balas Mari senang, sementara Kenta tersenyum kecil.

“Oh ya, Miiko. Apa kau tidak bosan hanya memainkan ponsel saja? Bukannya seru melihat pemandangan kota Jakarta?” tanya Mari, tapi Miiko tak menghiraukan ucapan Mari.

“Ayolah Miiko, masa kau marah hanya karena aku menghabiskan milshake cokelatmu itu? Aku kan tidak sengaja, kukira kau ingin memberikan itu padaku ternyata kau hanya menitipkannya.”

“Tentu saja aku marah, aku sudah bilang kalau aku menitipkan milshake itu sebentar, sudah tau itu minuman favoritku.” balas Miiko tanpa menatap Mari.

“Yasudah aku minta maaf deh, nanti aku traktir makanan kecil deh, ingat lho, makanan kecil.” Mari pun menyatukan kedua telapak tangannya seperti meminta maaf.

“Iya iya, aku maafin, tapi lihat, kita harus naik bus tingkat itu,”  ujar Miiko lalu menaiki bus tingkat yang sudah sampai tersebut.

“Miiko! Tunggu!” Mari pun berlari mengikuti Miiko yang menaiki bus.

***

“Pengunjung semuanya, yang diujung sana namanya bus gandeng, jadi gandengan gitu. Mirip sama laki-laki dan perempuan gandengan. Tapi kalau lihat saya, mbak semua teh jangan gandeng saya ... nanti dikira orang mbak-mbak sekalian ini pacaran deh sama saya.” ucap seorang mas-mas yang berada di bus. Ia itu seorang pekerja yang kayak jelasin-jelasin gitu deh...

“Baik semuanya kita sudah sampai, jangan sampai barang bawaan ada tertinggal, karena pihak dari bus tidak bertanggung jawab atas hal ini, terimakasih dan naik lagi ya nanti.”

Mas-mas itu pun tersenyum sambil mengambil tiket para pengunjung, begitu pun kami. Tiba saatnya berfoto di museum Fatahillah, tapi harus menyebrang terlebih dahulu. Tak apalah, yang penting kita bisa foto-foto.

Hai Miiko dan kawan kawan {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang