Di sebuah apartemen, terlihat Miiko yang sedang merapikan baju-bajunya ke dalam koper untuk liburan besok.
“Hmm, kira-kira apa ya yang harus dibawa besok? Piyama? Sudah. Baju panjang? Sudah. Celana? Juga sudah. Bahkan kaos juga sudah. Apa lagi ya???” pikir Miiko seraya mengingat-ngingat lagi apa yang harus dibawa.
“Aha! Kamera! untuk kenangan aku di Indonesia!” teriak Miiko yang suaranya menghasilkan suara yang keras sehingga Mamoru yang sedari tadi menonton TV mendengar suara Miiko. Padahal volume TV nya sudah sampai angka 10. (Ceritanya itu volumenya yang paling besar ya. Cuma sampai 10.)
“Miiko, bisakah kau diam untuk sementara ini?! Kau tak lihatkah aku yang sedang menonton TV ini?! Beritanya jadinya tidak kedengeran kan! Lebih baik kau keluar deh dari sini! Berisik tau!” teriak Mamoru.
“Iya, iya, aku gak akan berisik! Gak usah marah-marah gitu lah. Dikit-dikit marah-marah, dikit-dikit marah-marah, gak bisa sabar apa?!” marah Miiko yang tidak bisa menahan emosinya.
***
“Akhirnya selesai juga!” ucap Miiko kegirangan karena persiapannya sudah selesai.
“Miiko! Diam! Mama sedang ada telepon nih!” teriak mama yang sedang teleponan dengan salah satu rekan kerjanya.
Miiko pun hanya menghela nafas mendengar ucapan dari mamanya tersebut. Tanpa sadar, Mamoru menatap tajam ke kakaknya itu.
“Hei!” Miiko pun mendongakkan kepalanya menghadap adik laki-lakinya tersebut. “Ada apa?” ujar Miiko pelan tapi dingin ke adiknya itu.
“Bisakah kau membantuku untuk membersihkan kamar? Hari ini aku mengalah padamu untuk membantu membersihkan kamar kita itu, padahal kamu yang berantakin.” kata Mamoru seolah-olah mengejek kakaknya dengan tegas.
“Iya, iya, bawel. Aku akan membantumu membersihkan kamar,” ujar Miiko tak mau kalah dari adiknya tersebut.
***
Pagi telah tiba, cahaya malam masih saja menyinari tubuh mungil gadis itu. Apakah kalian tau siapa dia? Tentu saja dia itu Miiko. Anak pemalas tapi periang.
“Huahhh, akhirnya liburanku telah tiba,” gumam Miiko yang masih mengantuk. Tak biasanya dia bangun sepagi ini, malahan setiap bangun dia selalu telat akan bangunnya.
Tap, tap, tap, terdengar hentakan kaki dari beberapa anak tangga. Mendengar akan itu, mamanya langsung melihat orang yang tepat berada di belakangnya itu.
“Loh, Miiko? Kok tumben banget kamu bangun sepagi ini? Biasanya bangunnya telat,” kekeh mamanya. Miiko pun memutar bola matanya malas.
“Ih mama, aku udah sengaja bangun pagi-pagi buta gini dibilang pemalas mulu, aku jadinya gak semangat nih,” keluh Miiko mendengar ucapan mamanya yang begitu terbiasa didengarnya.
“Mau semangat mau nggak yang penting mah, mama gak peduli.” ujar mama dengan wajah datar dan dinginnya itu sembari kembali menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarganya.
“Huh, yaudah aku mandi aja, daripada dengerin celotehan mama,” dengus Miiko kesal mendengar ucapan mamanya tersebut. Miiko pun masuk ke kamar mandi dengan perasaan campur aduk.
***
“Ayo semuanya, apa kalian sudah siap dengan liburan kali ini?!” tanya mama dengan lantang dan dengan pedenya.
“Sudah, mari kita berangkat!!” jawab Miiko, Mamoru, dan Papa. Mereka pun segera menaiki mobil milik papa untuk langsung ke bandara.
***
“
Haduh, mereka mana sih? Masa' sudah jam segini mereka belum datang juga,” cemas Miiko yang sudah sedari tadi menunggu teman-temannya sampai 30 menit di ruang tunggu keberangkatan.
“Hello guys, apa kalian sudah menunggu lama?” tanya seseorang, Miiko pun mendongakkan kepalanya menghadap orang tersebut.
“Eh, kalian! Dari mana saja kalian ini?! Kenapa bisa terlambat?!” ujar Miiko terkejut akan teman-temannya yang berdiri dengan kece tersebut.
“Maaf, tadi kami harus menunggu Kenta yang bangunnya telat ini,” jawab Mari yang membungkuk tanda meminta maaf.
Yasudah, ayo kita segera naik ke pesawat, waktu sudah menunggu kita dari tadi.” ucap Miiko sambil melihat jam tangannya tersebut.
“Oke!” ujar mereka penuh semangat. Miiko pun tersenyum senang kepada teman-temannya dan segera menuju pintu masuk pesawat. Begitupun dengan yang lainnya. Mereka segera menduduki tempatnya masing-masing.
“Dalam hitungan ketiga, pesawat tujuan Jepang-Indonesia akan segera terbang, satu, dua, tiga!” kata seorang pramugari, mereka pun terbang menuju Indonesia.
***
Hai guys, bagaimana dengan ceritanya tadi, seru gak? Kalau seru segera pencet tombol bintang dibawah ini ya. Oh ya,cerita ini yang harusnya terbit minggu depan terbitnya hari ini aja ya, mumpung ayah aku masuk siang.
Jujur, aku itu sebenarnya gak punya smartphone, aku hanya boleh memainkan HP milik ayah aku, jadi gitu deh jadwalnya, yang berada dalam waktu tidak teratur. Saya harap semuanya mengerti tentang kondisi saya ini. Assalamualaikum wr.wb.
TBC: 3 Agustus, 2019
.
.
.
.
.
Salam sayang:
Naila, sang penulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Miiko dan kawan kawan {Hiatus}
Aktuelle LiteraturBerbagai cerita Miiko ada disini. Mulai dari horor, persahabatan, fantasi, petualangan, bahkan kehidupan sehari-hari Miiko and Friend yang menarik untuk dibaca. Jangan lupa baca yaa🤗🤗 [On Going]