01

47 13 3
                                    

Apa kau pernah memendam rasa pada seseorang yang kau suka? Kalo iya, berarti kita satu golongan. Karena sekarang akupun sedang memendam perasaan pada seseorang.

Rasanya benar-benar tidak enak, sungguh. Kalau kau pernah merasakannya kau akan setuju dengan pendapatku. Bagaimana tidak, disaat kau melihat orang yang kau suka malah menjalin cinta dengan orang lain. Tanpa tau, bagaimana perasaanmu.

Yah, aku menyukai pacar orang. Tapi jangan salahkan aku, karena aku menyukainya jauh sebelum ia berpacaran dengan gadis itu. Fira, namanya. Gadis imut yang selalu membuat orang gemas.

Fira adalah teman sekelasku, sekaligus teman sebangkuku. Bayangkan, bagaimana bisa aku menahan rasa yang begitu menyesakkan, setiap kali Fira berdua dengan pacarnya. mereka satu kelas denganku!

Aditya wijaya, nama orang yang kusukai , juga pacar Fira. Mereka jadian baru beberapa minggu yang lalu. Tepat nya pada hari Jumat, pukul 15.45, tentu aku tahu karena Fira cerita kepadaku.

Terlihat wajahnya yang berbinar bahagia saat Fira menceritakan baru saja jadian dengan Adit. Aku, kaget, tapi masih bisa aku sembunyikan di depan Fira.

Dengan senyum palsu seakan ikut bahagia dengan kebahagiannya, padahal dalam hati menjerit 'kenapa bukan aku? Aku yang menyukainya terlebih dahulu?'.

Apa aku terlihat sangat munafik?

"Shey, pagi-pagi udah ngelamun aja!" Suara Fira menginterupsiku, membuyarkan semua lamunan tentang dirinya.

"Lo, juga pagi-pagi udah rusuh aja," jawabku kesal, pasalnya Fira datang dan langsung mencubit pipi bulatku, kebiasaan yang sangat menyebalkan.

"Lo, tahu? Pagi ini gue bahagia ... Banget!" Teriaknya histeris.

"Hem ... Kenapa?" Tanyaku mencoba menanggapinya. Padahal aku paling malas kalau kaya gini, ujung-ujungnya Fira bakal cerita tentang hubungan asmaranya dengan Adit.

"Semalem gue jalan sama Adit, dan Lo tahu? Dia ngasih hadiah ke gue. Shey, gue bahagia banget ...!" Lanjutnya semakin histeris. Sudah kuduga, kalau Fira bakal cerita soal itu.

"Terus, Lo dikasih hadiah apa sama dia?" Tanyaku, penasaran juga sebenarnya.

"Tada ...." Dia mengangkat pergelangan tangannya, dan memperlihatkan padaku sebuah gelang dengan tali dan bandul separuh hati berwarna perak.

"Walaupun sederhana, tapi gue suka." Katanya dengan mata berbinar, aku tersenyum pahit melihat itu. Rasanya hatiku seperti diremas dengan sangat kuat, sesak.

"Langgeng yah Fir, Lo cocok kok sama Adit." Aku menepuk bahunya tanda mendukung hubungan dia dengan Adit.
Berusaha mati-matian menahan perasaan sesak yang kian melilit hati.

"Makasih, Shey. Lo emang terbaik." Ucap Fira sambil merangkul bahuku.

"Udah, Fir. Tuh diliatin Adit." Aku berusaha melepaskan rangkulan Fira, karena sadar Adit ternyata sudah ada di bangkunya dan mengamati interaksi kami.

Fira mengikuti arah pandangku, dan tersenyum manis ketika melihat Adit yang juga sedang menatapnya.

"Kenapa?" Kata Adit pada Fira sambil tersenyum manis. Senyum yang sempat membuatku jatuh hati padanya.

"Nggak papa, I love you," jawab Fira, dasar bucin. Dan Adit juga sama bucin ya, ia terlihat tersipu sambil membalas ucapan Fira.

"Masih pagi ini loh, jangan buat mata gue melihat hal yang menjijikan," kataku sebal, melihat kelakuan dua anak manusia yang sedang dimabuk asmara.

Mereka hanya tertawa menanggapi ucapanku, mereka pikir ini hanya sebuah lelucon tak tahu seberapa sakitnya melihat tawa keduanya.

"Makannya cari pacar, Shey. Biar tahu gimana rasanya jatuh cinta, ya nggak Fir?" Jawab Adit sambil meminta dukungan pada Fira.

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang