Cinta Luar Biasa bag 4

648 87 23
                                    




Drrrtt

Drrrtttttt

Drrttttt

Dering poncel yang bergetar mengisi kesunyian malam, membuat sepasang suami-suami (🤔🤔🤔eeoc...???) yang saat ini sedang mengarungi mimpi indah itu sedikit terusik.

"poncelmu baby....coba angkat siapa tau ada yang penting..." ucap Puk pelan nan lirih sekilas melihat jam kecil disamping poncel yang bergetar itu.

"Eeeummm....aku ngantuk phi....phi yang angkat naaa...." jawab August dengan manjanya, berpaling dari sang suami menghadap kesisi lain.

Puk yang sayang suami pun membuka matanya yang berat, mengambil handphone dan duduk bersandar di headbed, sebelum mengangkat telpon yang sejak tadi berdering.

Krist...nama yang tertera pada layar poncel August membuat ia sedikit menyerngitkan kening heran..

Krist tidak pernah menelpon, ia akan selalu  mengirim pesan teks segenting apapun itu, karna Puk paham mati bahwa Krist tidak bicara selama ini...

"Baby....Krist menghubungi..." bisik Puk yang masih setengah kurang yakin.

Seketika August yang mendengar perkataan Puk terbangun dari tidur cantiknya, bangun dengan sedikit iler menghiasi wajah manisnya.

"Kok bisa...?" -August

Puk hanya mengangkat bahu tanda bahwa ia pun tak tau, dengan segera Poncel yang masih berdering direbut dari tangan sang suami dan dijawab langsung oleh August dengan rasa was-was....

"Krist....."

Hening...tak ada jawaban, August memastikan bahwa panggilan masih terhubung dengan Krist.


"Krist....apa itu kamu...?" tanya August lagi.

eheem....

suara deheman pelan terdengar diseberang sana..

"Eeuumm...ini Krist phi....Krist akan menyusul phi kesana..." jawab pelan Krist diseberang sana.

Sungguh...suara Krist merdu ditelinga August, ia langusng mengidolakan suara itu, menyukainya. membawa ketenangan yang mendalam mendengar suara pelan itu.

August menyesal mengapa baru sekarang ia mendengar suara lembut itu...
Mengapa dulu tidak ia paksa Krist untuk bersuara, namun ia tersadar kembali bahwa krist memang trauma, ia terlalu takut berbicara apalagi meminta sesuatu.

Krist kecil mengalami trauma mendalam.

Itu yang August tau dari psikiater Krist dulu, seperti sang Dokter tau bahwa Krist menyalahkan dirinya atas kecelakaan orang tuanya, menyalahkan dirinya atas disiksanya sang teman panti yang berakhir dirumah sakit, menyalahkan dirinya karna sebuah permintaan serta rengekan saat ia kecil dulu....

Itu yang membuat Krist trauma bersuara, ia menutup dirinya untuk tidak bicara pada siapapun itu, tapi dengan kegigihan dan kesabaran dokter dan keyakinan August untuk kesembuhan Krist, setidaknya Krist kecil bisa berinteraksi dengan orang lain walau menggunakan sebuah note kecil.

"Phi....apa Krist tidak boleh menyusul....?" tanya Krist.

August tertegun sesaat mendengar suara merdu itu lagi, namun sarat akan kekhawatiran, August menyadari bahwa ada sesuatu yang membuat Krist bersuara dan memilih untuk menyusulnya.

"Eeum...phi akan jemput kamu dibandara, kapan berangkatnya..?" tanya August untuk memastikan.

"Sebentar lagi pesawat Krist berangkat phi...sampai jumpa disana...bye."

Cinta Luar BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang