"Yoo,bangun. Ck menyusahkan " Jimin mengoyangkan tubuh Yoora yag tertidur di meja perpustakaan sekolah,Yoora membuka matanya perlahan dan melihat sekeliling.
"Bangun. Sudah malam " ujar Jimin mengambil tas kecil Yoora dan mengelantungkannya di lengan Jimin. Yoora beranjak dari kursinya, dia melakukan perengangan sedikit lalu menatap Jimin.
"Sudah selesai?bisa kita pulang?"Jimin tersenyum kecil,Yoora mengangguk dan berjalan ke luar perpustakaan,jimin mengekor dibelakang.
Jimin dan Yoora bersahabat lebih dari setengah hidup mereka berdua,Jimin lebih muda daripada Yoora yang sudah menginjak 18 tahun sedangkan jimin berinjak 17 tahun.
"Jimin"
"Nee?"tanya jin tanpa mengalihkan pandangannya. Yoora tersenyum menatap jimin. Tangannya mengelus bahu jimin.
"Aku---"
Degh!
Jimin terbangun dari tidurnya,bajunya basah karena keringat, tangannya gementar , perasaan nya kacau. Derung telepon memecahkan lamunannya.
"Nee?"
"Jimin! Yoora kritis!! "
Secuil harapannya hilang sudah, jimin menyeka keringatnya mengambil kunci mobilnya dan langsung turun,segera menuju rumah sakit. Dalam perjalanan jimin nanya mengatakan jangan.
Jimin menaikkan kecepatan mobilnya,dia sangat gelisah sekarang,takut nya sangat besar sekarang. Sesampai di rumah sakit. Jimin segera berlari ke IGD , semua keluarga berdiri di depan pintu IGD , menangis tak karuan. Sebelahnya ada suster dan dokter yang mencoba memberikan penjelasan. Jimin melangkah mendekat. Jimin menggelengkan kepala setiap kata yag di ucapkan sang dokter.
"Kesempatan pasien untuk hidup hanya sedikit,berikan semua yang ia mau. Permisi" jimin menggeleng pelan,sesudah dokter itu pergi. Jimin langsung masuk menghampiri Yoora yang lemah di ranjang. Jimin menepuk kecil pipi Yoora.
"Bangun!ku mohon bangun! Bangunlah Yoora" Jimin mengoyangkan tubuh Yoora. Mengucapkan kata bangun berulang ulang. RM menahan jimin untuk tetap tenang,dia tak mau keadaannya memparah.
"Apa yoora harus mengalaminya?!kenapa tidak aku saja?! Aku tidak melihatnya lemah seperti ini kumohon"
"Jimin tenang, nanti ku jelaskan " ucap RM, jimin membelai rambut Yoora. Menangis di dekapan tangan Yoora yang lemah. RM mengelus bahu Jimin berusaha menenangkan jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Lie [PROSES REVISI]
Short StoryTahu?Rasanya ditinggal saat kau sangat membutuhkannya? Tahu rasanya kehilangan saat di sayang? Tahu seberapa hancur diri saat kehilangan? [ Jimin kehilangan Yoora,Cinta pertamanya saat Studi Tour sekolah. Hilangnya Yoora membuat semua orang berduka...