Elizabeth Mila Wijaya gadis belia yang cantik berusia 19 tahun, kurangnya perhatian dari orang tuanya yang sibuk bekerja membuat Eliza sibuk mencari perhatian di lain tempat. Bebasnya pergaulan membuatnya masuk dan terjerumus dalam lingkungan pergaulan yang salah, tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya Eliza bebas keluar masuk rumah di jam yang tidak wajar, ke mana perginya gadis cantik itu? tentu saja ke club malam tempat yang paling disukainya dan teman-temannya.
Dari pergaulannya dan dari teman-temannya Eliza mulai mengenal yang namanya alkohol, dari level bawah hingga alkohol termahal dengan kadar persentase yang tinggi sekali pun pernah dicobanya. Mabuk? sudah sering kali Eliza pulang dalam keadaan mabuk tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Usia seperti Eliza adalah usia rawan yang begitu penasaran ingin mencoba sesuatu, dari pergaulannya yang terlalu bebas tersebut Eliza mulai mengenal berbagai jenis obat-obatan terlarang. Dari temannya ia mengenal dan mulai mencoba, dari sekedar coba-coba tersebut Eliza mulai ketergantungan.
Setiap malam gadis itu pulang dalam kondisi mabuk berat hingga suatu ketika ia dipergoki sang papa yang belum tidur.
"Eliza... Eliza itu kamu nak?" Kusuma papanya Eliza, ia tak dapat melihat jelas karena ruangan rumahnya yang sudah gelap.
"Iya papa" ucap Eliza seraya berjalan sempoyongan.
"Astaga Eliza" teriak Kusuma begitu ia menyalakan lampu ruang utama dan melihat dengan jelas wajah putri bungsunya yang berantakan dan berada di bawah pengaruh alkohol.Eliza tak mempedulikan suara sang papa yang meneriakinya, ia terus berjalan sempoyongan menuju kamarnya. Kusuma menggelengkan kepala saat baru mengetahui kelakuan gila putrinya, ia tak menyangka putri kesayangannya akan seliar itu.
Pria paruh baya itu kemudian menuju kamarnya, ia menghela nafas dalam pertanda dirinya telah merasa kecewa.
"Ada apa pah?" tanya Malika mama Eliza.
"Lihat kelakuan putrimu" ucap Kusuma.
"Ada apa dengan Eliza?" tanya Malika.
"Lihat dan cek sendiri" ucap Kusuma kesal.Malika kemudian menuju kamar sang putri dan melihat sendiri Eliza yang sudah berbaring di atas ranjang dengan posisi yang tak beraturan.
"Eliza... nak... ada apa sayang?" Malika mengusap puncak kepala Eliza, ia belum menyadari putrinya yang masih dalam kondisi mabuk berat.
"Apa sih" ucap Eliza asal, dan barulah sang mama menyadari putrinya tersebut tengah mabuk berat terbukti dari bau alkohol yang menguar dari mulut gadis itu.
"Astaga El... kamu mabuk? siapa yang mengajarkanmu berkelakuan seperti ini" ucap Malika marah.
"Percuma saja marah mah, dia tidak akan mendengarkanmu. Kita tunggu besok saja baru bicara padanya, sekarang ayo tidur" ucap Kusuma, ia kembali menghampiri istrinya yang berada di kamar Eliza.Hampir menjelang siang Eliza keluar kamar, dengan kondisi yang masih berantakan ia menuju ruang makan berkumpul bersama kedua orang tuanya. Kusuma dan Malika menatap tajam putrinya, melihat penampilan Eliza yang benar-benar berantakan di pagi itu.
"Duduk Eliza" ucap Kusuma tajam.
"Kami ingin bicara serius denganmu El" ucap Malika, sang mama.
"Tumben mama papa masih di rumah" ucap Eliza.
"Melihat kelakuanmu seperti ini tentu saja kami masih berada di rumah kami ingin mengajarkanmu untuk berkelakuan lebih baik" ucap Kusuma tajam.
"Maksud papa?" tanya Eliza.
"Siapa yang mengajarkanmu untuk bermabuk-mabukkan, siapa yang mengenalkanmu pada minuman haram itu?" geram Kusuma.
"Gak ada, suka-suka El lah pah mau kaya apa" ucap Eliza santai, ia seolah tak peduli pada kemarahan sang papa.
"Apa kamu bilang? siapa yang mengajarkanmu melawan omongan orang tua" geram Kusuma lagi, ia benar-benar marah pada putri bungsunya itu.
"Sesuka El lah pah mau ngomong apa kek, papa ini kenapa sih?" ucap Eliza kesal.
"Lihat... lihat nih mah kelakuan putrimu, sudah semakin berani dia melawan omonganku" geram Kusuma.
"Eliza nak jangan seperti itu, jangan lagi ya mabuk-mabukan seperti tadi malam, jangan buat papamu marah" ucap Malika pelan dan lemah lembut.
"Gak usah sok peduli deh mah" sahut Eliza, ia kemudian berlalu kembali ke kamarnya, dan semakin membuat sang papa meradang marah.---
Giovanni Kevin Tanubrata pria tampan dengan segudang prestasi, pengacara muda ternama yang selalu memenangkan kasus kelas kakap, ia yang hanya putra seorang petani kampung bernasib mujur di ibu kota.
Dan berkat kecerdasan serta ketampanannya Gio tak pelak selalu dikelilingi wanita-wanita cantik. Namun pria itu sungguh teguh hatinya, cintanya masih bertahan pada Nadia mendiang istrinya, mendiang istrinya yang telah pergi meninggalkannya tanpa memberinya seorang anak.
Pria 28 tahun itu tengah duduk di depan meja kerjanya, dengan beberapa berkas masalah kliennya. Di balik kaca mata hitamnya kening Gio terlihat berkerut pertanda ia tengah berfikir keras..
Begitulah pekerjaan pria tampan itu sehari-harinya, selain bekerja di ruang sidang ia juga harus berada di kantor untuk melayani keluhan kliennya yang bermasalah, ia juga rela membantu masyarakat yang kurang mampu, masyarakat yang tak mengerti hukum dan memerlukan bantuannya.
❤❤❤
Part 1
10/8/2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Buta
Fanfiction"Kita sudah sama-sama dewasa, pilihannya hanya dua, berkomitmen atau tidak sama sekali" Elizabeth Mila Wijaya. "Keputusan tersulit yang harus aku buat adalah ketika aku terlalu lelah untuk mempertahankan, tetapi juga terlalu cinta untuk melepaskan"...