Cinta Buta 4

1.1K 261 6
                                    

Eliza masih enggan untuk pulang ke rumah, ia masih betah menginap di kediaman sang kakak. Dan malam ini gadis itu terlihat bersiap ingin keluar dan berkumpul bersama teman-temannya.

"Mau kemana?" tanya Jonathan saat melihat sang adik menuruni anak tangga rumahnya.
"Mau jalan ke rumah teman" ucap Eliza.
"Silahkan... tapi ingat peraturan di rumah ini El, jangan pulang lewat dari jam 10 malam" ucap Jonathan.
"Jam 10 kak? itu masih pagi" tawa Eliza.
"Ikut peraturan rumah ini atau silahkan angkat kaki" ucap Jonathan tegas.
"Kejam amat kak" ucap Eliza.
"Gue tegas bukan kejam, dan gue melakukan ini demi kenyamanan penghuni rumah ini, peraturan ini berlaku untuk semua penghuni rumah, termasuk para art" ucap Jonathan dengan tegas.
"Iya gue paham, gue ikuti aturan lo kak" ucap Eliza.

---

Gadis itu membawa mobilnya pergi menuju apartemen salah satu temannya.

"Ren..." panggil Eliza saat memasuki apartemen itu.
"Tunggu ya El..." teriak perempuan yang bernama Rena tersebut dari arah kamarnya.

Eliza duduk di sofa panjang yang ada di ruangan tengah apartemen tersebut, ia kemudian tersenyum saat melihat sebotol vodka di atas meja. Gadis cantik itu kemudian mengambil dan menenggaknya sedikit demi sedikit.

Tak lama terlihat seorang pria setengah baya keluar dari kamar Rena sambil membenarkan pakaiannya kemudian pria itu berlalu pergi dari unit apartemen itu, sementara Rena sendiri keluar dengan mengenakan lingery tipis. Eliza menggelengkan kepalanya begitu melihat pria itu dan ia tau betul apa yang baru dilakukan temannya itu.

"Hai El, sorry lama" ucap Rena sambil mengambil tempat duduk disamping Eliza.
"Gak ada kerjaan lain lo? lo gak takut kena penyakit kerja gituan?" ucap Eliza sambil memantik rokok.
"Itu satu-satunya sumber penghasilan gue El" ucap Rena.
"Gue cari'in kerja di tempat bokap gue mau gak?" ucap Eliza.
"Gak ah, gue gak ngerti kalau harus kerja kantoran. Lebih enak kerjaan gini El, selain dapat duit kebutuhan seksual gue juga terpenuhi" ucap Rena.
"Sialan lo" ucap Eliza.
"Lo gak pengen nyoba? lo masih gadis kan El?" ucap Rena.
"Gini-gini gue masih menjunjung tinggi kehormatan gue Ren, gue hanya akan menyerahkan pada pria yang gue cintai, suami gue nantinya" ucap Eliza.
"Gue juga maunya gitu El, tapi hidup ini keras dan mau gak mau gue harus menjual harta paling berharga yang ada di diri gue" ucap Rena.
"Ya sudah yuk siap-siap mau jalan kan kita" ucap Eliza.

Keduanya menuju sebuah tempat hiburan malam dan seperti biasanya saat berkumpul bersama dengan teman-temannya Eliza seakan lupa waktu dan lupa pulang, ia bahkan mengabaikan saat telponnya terus berbunyi. Sementara Eliza asik membaur bersama teman-temannya di rumah Jonathan benar-benar tak tenang, sudah pukul 00.30 dan Eliza belum juga menunjukkan batang hidungnya, gadis itu seolah menganggap angin lalu peringatan sang kakak.

"Tidurlah yank, biar aku yang menunggunya" ucap Tyas.
"Tidak... aku sendiri yang akan menunggu dan mengantarnya pulang ke rumah mama papa" ucap Jonathan tegas.
"Yank kamu mau mengusir adikmu sendiri?" ucap Tyas tak percaya.
"Aku sudah mengatakan apa saja peraturan di rumah ini pada Eliza, dan malam ini dia melanggar peraturan yang telah ku buat" ucap Jonathan.
"Tapi yank dia adikmu, jangan terlalu keras padanya" ucap Tyas.
"Siapa pun dia yang sudah melanggar peraturan di rumah ini silahkan angkat kaki, termasuk Eliza. Karena aku tidak pernah main-main dalam membuat peraturan di rumah ini" ucap Jonathan dan membuat sang istri terdiam.

Pukul 02.00 dini hari mobil Eliza baru saja berhenti tepat di depan kediaman sang kakak, sebelumnya mobil tersebut sempat terlihat oleng dan jalan tak beraturan. Jonathan semakin meradang begitu melihat Eliza yang keluar dari mobilnya dengan berjalan terseok-seok pertanda gadis itu tengah dalam kondisi mabuk berat.

"Ya Tuhan El" gumam Tyas begitu melihat Eliza yang tengah mabuk.
"Gue gak akan membiarkan lo menginjakkan kaki di rumah gue dalam keadaan seperti ini" ucap Jonathan.
"Eh kak... belum tidur?" ucap Eliza dalam kondisi setengah sadar.
"Gue antar lo pulang sekarang" Jonathan menarik Eliza kembali menuju mobilnya.
"Yank...biarkan Eliza disini dulu, besok pagi saja di antar pulang" ucap Tyas.
"Tidak... aku akan mengantarnya sekarang, anak ini harus diberi ketegasan agar dia tau diri" ucap Jonathan kesal.

Jonathan membawa mobil Eliza dengan kecepatan tinggi, ia berusaha keras menahan amarahnya melihat kelakuan sang adik yang benar-benar menggila. Tiba di rumah orang tuanya ia membantu Eliza keluar mobil, gadis itu berjalan sempoyongan, untuk menaiki dua anak tangga menuju teras saja ia sangat kesulitan, melihat itu Jonathan menggelengkan kepalanya, ia marah dan merasa iba pada Eliza. Gadis itu jadi salah pergaulan hanya karena keserakahan orang tuanya yang gila bekerja.

Jonathan membawa Eliza menuju kamar gadis itu, ia kemudian membaringkannya lalu meninggalakannya. Keluar dari kamar Eliza Jonathan bertemu sang papa.

"Sudah melihat kelakuan adikmu seperti apa? masih mau menyalahkan papa atas semua ini?" ucap Kusuma.
"Kebahagiaan tidak di ukur dari seberapa banyak kekayaan yang kita miliki pah, dan Jo rasa itu yang terjadi pada Eliza. Dia tidak bahagia dengan fasilitas yang papa dan mama berikan, yang dia inginkan perhatian dari kalian" ucap Jonathan.
"Omong kosong... dimana-mana uang selalu mendatangkan kebahagiaan Jo. Lihat para pengemis diluar sana mereka begitu bahagia saat papa memberi mereka hanya dengan selembar lima puluh ribu" ucap Kusuma.
"Itu berbeda pah" ucap Jonathan yang kemudian berlalu pergi dari hadapan sang papa.

❤❤❤

4
8/9/2019

Cinta ButaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang