02.25 -Care?

1.1K 127 31
                                    

Hwasa meraih tas jingga diujung lemari kayu-hampir rapuh dengan ketebalan tidak sampai 3 senti itu. Dengan kekuatan dua kaki mungilnya , tetap saja, tidak dapat digapai. Keringat mulai bercucuran, persetan mau bilang Hwasa lebay, ya karna emang Hwasa sedikit bantet. Kadang Hwasa iri melihat kaki jenjang Sowon, atau proporsi badan Bona yang pas. Hwasa pikir, badannya bukan termasuk badan ideal. Badan Hwasa justru memiliki proporsi yang pas, kaki tidak seperti lidi tapi juga tidak seperti penghapus papan tulis.

"Saa, gece, kalo telat lo mau lari keliling lapangan 10 kali?"

......

"Sumpah badan Bona goals banget"

"OMG, pinggang Jisoo perfect!"

"Kaki Sowon panjang bangett"

"Perut Nayeon lebih mulus dari jalan hidup gw"

"Perut Nayeon lebih mulus dari jalan hidup gw"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hwasa mengehela napas. Berat, jadi Hwasa berat. Salah satu anggota dari group terkenal yang mayoritas bermuka bak dewi, membuat Hwasa minder. Apalagi, muka jutek dengan tatapan garang, siapa yang mau temenin? Hwasa bingung, kenapa mereka berempat mau temenan sama Hwasa? Well, kalau dilihat-lihat, seperti kurcaci di sebelah putri salju.

Hwawi kuu T_T -author

"Sumpah Hwasa, lu cantik banget!"

Hwasa mendongak kepala keatas, mencoba mencari sumber suara misterius di sekitar lapangan. Atensinya beralih pada tangan jenjang yang menyodorkan sekaleng susu coklat, dengan pita yang melingkar di atas tutup kaleng, lucu.

"Dowoon?"

Dowoon tersenyum, memamerkan gigi putih rata, dengan bibir yang terbuka lebar. Kemudian, Dowoon meraih sesuatu di dalam tas jenjeng merah dengan nama brand yang tertera di area depan tengah. Meraih benda elastis pembantu setiap perempuan ketika olahraga.

"Lo kuncir rambutnya, biar gak berantakan. Kan sayang, cantik-cantik gini rambut kusut"

Hwasa tersenyum untuk pertama kali hari ini. Sejuta hal yang ingin Hwasa lakukan untuk pria satu ini, seperti memeluk atau menciumnya. Tetapi, itu semua dikurungnya, dia tetap waras untuk sadar diri bahwa orang yang berdiri tepat di depannya adalah drummer terkenal di sekolah yang memiliki penggemar sejuta umat.

Pritt

Boom, 3 kelas bargabung jadi satu. Kelas mawar kuning, dan 2 kelas biasa. Berderet sesuai barisan kelas masing-masing. Jika dilihat sekilas, terdapat perbedaan 180° diantara mereka.
Kelas mawar kuning yang kompak dengan baju bebas serta sepatu warna-warni, sedangkan yang lainnya, mentaati aturan dengan atribut lengkap serta rambut yang dikuncir kuda.

"Hey, kalian, kelas buangan, siapa yang bilang pakai baju bebas?"

Taeyong melangkahkan kaki kedepan. Dagu mendongak dan smirk lebar diwajah, serta tangan melipat di depan dada, terkesan angkuh.

"Kata bapak, kan kita harus pake baju dari desain sekolah khusus, tapi gak dikasih tuh!"

"Tapi tidak pak-"

"Kita pakai baju olahraga kan intinya? Lagipula, tidak ada aturannya tuh tentang adab berpakaian bebas, so?"

Skak, guru olahrga mereka bungkam. Alis terangkat sebal, helaan napas panjang sembari berjalan kearah ruang perlengkapan. Anak kelas mawar kuning memberikan wajah kemenangan serta jempol keatas kearah Taeyong. Akhirnya, guru bawel ini berhenti mengoceh, jika tidak, mungkin sampai Jimin bertambah tinggi, tidak akan kelar.
^poor Chimmy^

5 menit

10 menit

20 menit

Gurunya tidak kunjung datang. Sudah lumutan mereka menunggu, bokong rasanya sudah mati rasa. Tak sabar ingin mencabik mukanya, dua cakaran dan lebam tidak terlalu parah kan?

Satu kelas keluar dari lapangan, katanya sih ada ulangan dadakan, lupakan saja. Tersisa 2 kelas yang masih setia berduduk patung sembari berjemur dibawah terik matahari yang rasanya sudah menembus pori-pori. Kulit mereka sudah sangat perih, seperti terkena api secara langsung.

"Aish, kenapa pula, harus bersebelahan dengan kelas buangan?"

"Hanbin, mereka bukan kelas buangan!"

Sowon memutar bola mata jengah, mengepal jari kelewat erat, hampir melontarkan seratus pukulan maut jika Yuta tidak menahan tangannya dengan secepat kilat.

"Pfft, berani memukulku?"

"Hentikan Bin, ka-"

"Lihatlah Lee Taeyong, sepertinya pelayanmu sudah terobsesi denganmu!"

Gadis surai coklat itu melangkahkan kaki dengan langkah cukup besar, menutupi wajah dengan lengan, berusaha menahan bulir kristal yang menumpuk di pelupuk mata. Matanya sembab, bibir bergetar menandakan isak tangis yang sudah tidak bias ditahannnya lagi.

"JEN!"

"Poor little crybaby, how pathetic"

"KAU!"

"APA? MAU MEMBELA? PFFT, DIA KOK DIBELA?, open your eyes Taeyong, you're nothing compare to her

"HOW DARE-"



"Ada apa ini ribut-ribut?"

......

Nguengg, kapal aing berlayar gengss. Dowoon x Hwasa inii. FYI, aku bingung mau pasangin idol ini, comment ya cocoknya siapa? Klo bisa 96 line

Taeyong

Yunhyeong

Ong

Sungaje (klo ini pasti Joy)

Yellow Roses   || 95 LinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang