01.25 -Rusuh

1.7K 213 21
                                    

"Woi jadi anak baru songong banget dah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woi jadi anak baru songong banget dah"

Cowok yang diketahui dengan nama Park Jimin itu hanya membidikkan bahu acuh, tidak peduli. Hwasa yang amarahnya sudah menggebul-gebul minta keluar sudah tak kuasa Hwasa pendam. Dengan sarkas, Hwasa memukul meja Jimin yang tepat letaknya di belakang meja Hwasa dan Sowon. Sementara Taehyung memilih bungkam untuk sementara waktu. Daripada wajah tampannya bonyok, menjadi patung untuk sementara waktu bukan masalah kan?

"Sa, mendingan lu biarin aja deh. Kan dia gak sengaja numpahin minuman itu ke lu!"

Tentu saja Hwasa gak terima. Selaku sahabat, dengan sigap seharusnya Sowon dengan baik hati membela. Tetapi, Sowon menggenggam prinsip

'Membela yang benar, bukan yang kau sukai'

"Sorry"

"Hah? Apa? Sorry? Lo gak pernah dididik orang tua apa? Minta maaf itu pake etika gob-"

"Gw gak punya orang tua, puas?"

Jimin membanting pintu kelas kasar. Melewati para guru yang menyahutinya. Persetan bagi Jimin, kalau boleh, Jimin bakal nangis sejadi-jadinya. Jimin paling sensitif kalau ngomongin orang tua. Orang tua Jimin emang sudah lama meninggalkan Jimin dari orok. Cuman masalah 'keegoisan' sang ayah yang dengan tega membunuh istrinya sendiri. Hanya Jimin yang tahu. Semua orang pasti berpikir ayah dari anak semata wayangnya itu seorang dokter terkenal bergaji besar. Tapi bullshit, hanya omongan orang bodoh semata. Semenjak itu, keberadaan mereka gak diketahui. Ayah Jimin, dengan licik kabur dari rumah dengan embel-embel dinas luar kota. Jimin kecil gak bodoh, dinas luar kota kok sampai satu dekade gak pulang?

Jimin duduk di tempat yang entah sudah pernah ditapak sebelumnya atau belum. Ruangan tanpa atap dan pintu. Cat putih sedikit pucat menghiasi ruangan kosong berbau lavender. Memiliki jendela hampir setinggi ruangan yang langsung menghadap jalanan dan meja bundar di tengah ruangan.

"Kamu disini rupanya."

Memutar leher 90 derajat dengan tatapan intens berisyarat untuk pergi, gadis berambut hitam diombre merah muda itu hanya tersenyum ramah dan tulus. Siapa sih yang gak kenal sama gadis ini? Anak dari model majalah terkenal yang tiap hari lembur. Tidak membalas senyumannya, Jimin hanya memutar kepalanya kembali, mengacuhkan sang gadis yang hanya mematung di belakang Jimin.

"May I?"

Tanpa berpikir panjang yang ujung-ujungnya diacuhkan juga, Nayeon duduk tepat sebelah Jimin, menyisihkan jarak sekitar satu telapak tangan. Jimin tetap saja kekeh berdiam diri.

"Lo tau? Gw juga sendiri kok!"

Jimin menatapnya dengan ekspresi kelewat datar. Emang, biasanya orang yang ditatap begitu akan tersinggung, gak ada niat jawab gitu? Atau bertanya balik? Cara berpikir Nayeon beda, mau sedingin apapun itu, mau sesongong orang itu, Nayeon dengan senang hati mengajaknya bicara dan bercengkrama. Meskipun, diladenin saja belum tentu.

Yellow Roses   || 95 LinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang