02. Kantin Bucin

216 20 4
                                    

"Beberapa orang gemar menyakiti dirinya sendiri dengan mencintai seseorang yang tak pernah bisa dimiliki. Dan salah satu orang itu adalah lo Ga."

******

Kini jarum jam telah menunjukkan pukul 06.45 WIB. Itu tandanya 15 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Dean sudah sampai sekitar 15 menit yang lalu. Dean berjalan santai menyusuri lorong sekolah untuk menuju kelas tercintanya "X TKJ 1". Sesekali dia balik menyapa orang-orang yang menyapa nya.

Tak sedikit pula yang menyapa nya, bahkan sudah menjadi rutinitas ada yang mau repot-repot membawakannya air mineral. Padahal tanpa mereka beri pun, Dean sudah membawa air mineral dari rumah. Tapi Dean tetap menerimanya dengan sopan dan ramah.

"DEAN.... DEAN!!... " teriak gadis berambut coklat sebahu dari belakang Dean. Sontak teriakkan itu membuat Dean menoleh ke belakang.

Setelah mengetahui siapa yang meneriaki namanya, Dean langsung menghembuskan napas panjang. Gadis itu kini telah berdiri tepat dihadapan Dean.

"Ada apa Sya?" tanya Dean pelan.

Gadis itu pun tersenyum lebar sambil memegang kotak bekal berwarna birunya kuat-kuat.

"Hallo... " ucap Dean sambil melambai-lambai kan tangan didepan wajah gadis itu.

"Eh... umm anu ini Yan, Syakira cuma mau ngasih kotak bekal ini aja buat Dean," ucap Syakira sambil menyodorkan kotak bekal itu ke arah Dean.

Dean ingin menolak. Tapi, Syakira sudah menyimpan kotak bekal itu ke tangan Dean yang sedang menenteng keresek hitam berisikan 5 botol air mineral.

"Ga us-", " Udah gapapa Yan, terima aja. Cukup perasaan aku aja yang ga diterima. Kotak bekal ini jangan, " ucap Syakira tegas.

Dean menggaruk kepalanya tak gatal. Sedikit tak enak hati juga jika Syakira masih saja mengungkit soal hal itu. Padahal Dean sudah menolaknya dan menyuruhnya untuk move on. Tapi gadis ini tetap bersikap biasa saja meski kadang perkataannya selalu menjurus ke arah penolakan yang pernah Dean lakukan.

"Jangan lupa di makan ya Yan. Aku sengaja bikinin makanan favorit kamu," ucap Syakira dengan senyum yang mengembang.

Dean tersenyum kikuk. "Iya makasih, kalo gitu gue duluan ya, " ucap Dean sambil bergegas pergi menuju kelasnya.

*****

Kini Dean telah berada di kelasnya sambil memainkan gadget dibangku kebangsaan nya. Dean melirik ke arah depan sekilas lalu kembali fokus terhadap gadget nya.

"WOY YAN!!! " teriak Satrio kencang tepat di depan kuping Dean.

Dean berdesis kesal sambil mengusap-usap telinga nya. "Apa sih lo Sat? Pagi-pagi udah heboh aja"

"Si bang Sat kesurupan kali Yan," Celetuk Arga yang baru muncul dari balik pintu kelas.

Satrio menoyor kepala Arga tak santai. "Bangsat bangsat aja lo! Gue Satrio bukan bangsat," ucap Satrio jengah.

"Bang. Sat. Bukan bangsat bego!" Ucap Arga sebal sambil mengusap-usap kepala hasil karya Satrio tadi.

Dean menghembuskan napas sebal. Pusing dengan tingkah 2 sahabat nya ini.

"Apa sih Sat? Lo pagi-pagi gini udah ngerusuh aja.".

"Rio aja. Gue risih dipanggil Sat, Sat, Sat. Berasa jadi bangsat gue!"

Give Me A Chance.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang