Pria yang jahat

4K 72 0
                                    

Klik Bintang di  sudut kiri untuk support cerita ini ...  dan follow penulis karena i will make a new project soon..  thanks all..😘😘

***




"Jackson!!! What is it?  I don't understand you, babe!!!!! "Kylie menghambur dari pintu masuk dan berjalan cepat masuk ke ruangan Jackson dan menghadap meja kerja Jackson.

"Babe, aku tidak mengerti denganmu belakang ini? Apa maksudmu dengan semua ini, kau mengabaikan ku, kau tidak membalas pesan ku, memblokir semua panggilan ku dan sulit sekali menemuimu belakangan ini. Tolong jelaskan ini!!!!

"Kau mau apa Kylie?, aku sedang tidak ingin di ganggu, pergilah! Jackson menjawab Kylie dengan nada datar yang mengartikan "masa bodo aku tidak peduli".

"Lihat kau saat ini? Kenapa kau kacau sekali? Ada apa? Ahhh kau mulai menyesali segalanya? Kau mulai merindukan mantan kekasih bodohmu itu?

Mendengar Itu emosi Jackson menjadi meluap-luap, saat ia sedang kalut dan tersiksa rasa bersalah, Kylie terus mengganggu nya dan mengatakan hal seperti itu, yaa meskipun itu benar. Tapi satu yang tidak benar, Layla bukan gadis bodoh. Ingin sekali Jackson mencabik mulut jahanam Kylie yang sangat lancang itu.

"Jaga ucapanmu, Kylie. Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, aku sedang sibuk, aku lelah, jadi jika kau berkenan tolong tinggalkan aku sendirian dan keluarlah dari ruanganku.

"Ahhh aku mengerti sekarang, kau memang seperti itu, dulu kau juga dalam keadaan seperti ini saat kau merasa sangat jenuh dengan hubunganmu yang membosankan itu dan akhirnya kau datang padaku. Sekarang wanita mana lagi yang kau datangi? Atau kau kembali memungut sisa-sisa rasa yang tertinggal untuk mantan kekasihmu yang terlalu naif itu?.

"Tutup mulutmu, Kylie!! Bisakah kau tidak bicara tentang nya sesuka hatimu?

"Lihat!! Kau bahkan menyalahkanku. Kau lupa bagaimana dulu kau begitu memujaku? Kau datang padaku, mengeluh tentang gadis bodoh itu dan akhirnya mengemis perhatian dariku!! Kau lupa itu?

"Kau terdengar begitu percaya diri dengan dirimu, jika kau merasa aku memuja mu waktu itu, lalu untuk apa kau datang kemari dan menuntut perhatian dariku? Tidak berbeda dari yang ku lakukan! Jackson menjawab yang membuat Kylie kalah telak.

"Hah, kau... sadarkah kau terlalu jahat Jackson. Mungkin kau lupa, kau dulu meninggalkan kekasihmu dan mengemis Cinta padaku. Bahkan kau menyayat hatinya dengan kata-katamu, haruskah ku ulangi setiap kata yang kau ucapkan pada nya saat di apartemenmu? Ku ingatkan kembali, kau si brengsek itu Jackson. Dan sekarang kau melakukan itu padaku. Kau menjadi brengsek untuk sekian kalinya.

Dan...

"Apa kau kira, mantan kekasihmu itu mau menerimamu kembali?

Jackson terdiam mencerna perkataan Kylie, ya dia lah pria itu, pria yang jahat. Pria jahat yang bodoh, yang membuang kesempatan untuk hidup di cintai sepanjang hidupnya, oleh gadis yang hanya mencintai dia. Dan sekarang dia melakukan hal yang sama lagi.

***




Bau obat-obat begitu kuat yang belakangan ini selalu di tangkap oleh indera penciuman pria tampan dan tinggi itu, sepertinya betah sekali untuk ada rumah sakit itu.

"Ahhh Shawn,, kau menyedihkan. Shawn bermonolog pada diri nya sendiri, dia membasuh wajah tampan yang terlihat begitu lelah dan sedih.

"Kau mencintai orang yang sedang sekarat, Dan yang lebih parah lagi, orang yang di hatinya ada orang lain." Shawn bersandar pada wastafel, dan merenungi apa yang terjadi  belakangan ini, namun di ingatan nya hanya senyuman gadis itu, Layla. Semua memori tentang nya berjalan di fikiran Shawn, meski tak banyak namun bayangan ketika ia tertawa dengan menenteng bungkusan bekal, bagaimana dia memasak dengan riang nya, dan semua kata-kata semangat nya. Dan Shawn nyaris akan kehilangan itu. Ohh entahlahh.

Wajah pucat itu bahkan tak secantik dulu, tapi Shawn tetap gemar menatap nya berlama-lama, oh Shawn sebegitu suka kah kau padanya? 

"Makanlah yang banyak, kau nyaris seperti tulang belulang, nona. Shawn dengan lembut melempar lelucon pada Layla yang membuat gadis itu sontak tertawa kecil.

"Apa aku terlihat mengerikan? Hahaha...

"Tidak Layla, tidak sekalipun, kau tetap kau, dan tetap cantik seperti biasanya." Shawn tersenyum lembut dan mbelai surah hitam Layla dan merapikan helai rambut yang agak  berantakan disana.

"Terima kasih sudah mendampingiku, Shawn..

"Dan suatu hari, kau yang nanti mendampingiku." Jawab Shawn singkat.

"Meski terlambat, aku berjanji!. Aku akan mendampingimu, Shawn".


ADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang