FOURTH GROUND

7.3K 1.5K 337
                                    

Jangan lupa like, vote, and comments!💚💚

Usai tragedi pipis Chenle, Haechan sekarang jadi sedikit kesal dengan Chenle meskipun sudah dibasuh dengan air seadanya tadi dan dia sudah mengganti celana panjangnya tadi dengan celana pendek yang ia bawa.

"Gara-gara lo kaki gua kedinginan!" Omelnya di dalam tenda.

Mereka saat ini memutuskan untuk tidur kurang lebih dua jam di pos empat, karena tadi Jaemin mengeluh merasakan perih dan pegal di luka nya.

Jaemin, Mark, Jeno, Haechan, dan Hina berada dalam satu tenda dan yang lain di tenda sebelah. Mereka hanya membawa dua tenda yang masing-masing berkapasitas lima orang.
Tenang saja, pikiran mereka masih rasional untuk tidak melakukan hal bodoh diatas sini, jadi aman bagi Hina dalam kondisi seperti ini.

Sudah satu jam mereka tertidur pulas dan sekarang jam menunjukkan pukul 00.21.

'ayo bangun'

Jisung menggeliat pelan mendengar bisikan anak kecil tepat di telinga nya. Dan samar-samar ia mendengar tawa anak kecil itu sedang bermain.

Ia sangat lelah, namun mau melanjutkan tidur pun susah karena bisikan-bisikan itu sangat jelas di telinga nya.

Hingga ia bergerak kemudian membuka mata nya. Ia melihat keluar dan nampak bayangan wanita berambut sebahu berada didepan tenda. Selama lima detik hingga kemudian bayangan itu jalan lalu menghilang.

"Kak? Kak Hina?" panggil Jisung namun tidak ada sahutan.

"Ngapain dia keluar" gumam Jisung sambil melihat kearah arloji nya.

00.30

"Tapi kok sendirian?" Karena rasa penasaran yang tinggi yang dimiliki anak-anak, ia akhirnya keluar dan tidak menemukan siapapun disana.

"Kak Hina?" Ia berjalan di sekitaran tenda dan akhirnya bernapas lega ketika dia menemukan punggung Hina di area belakang tenda.

Lalu ia menghampiri Hina dan menepuk punggungnya.
"Kak ngapain malem-malem keluar?"

Yang diajak bicara tidak menggubris dan tetap diam.
"Kak?"
"Kakak sakit?" Ucapnya sambil menilik sedikit kearah Hina.

Beberapa detik kemudian yang dikira Hina tadi memutar kepalanya 180° seperti tidak memiliki tulang dengan mata putih tidak memiliki iris mata sambil nyengir kepada Jisung. Kepalanya tiba-tiba putus dan lari mengejar Jisung.

Jisung yang sejak tadi sadar langsung berteriak dan lari kembali ke tenda.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

"TOLOOOONGGGGGG"

"ADA GUNDUL PECENGIIIIISSSSS"

"Jisung!! Bangun!!"

"Tong bangun!!"

Renjun dan Lucas yang berada di sebelahnya terganggu lantaran Jisung berisik sekali. Mbah Cipto serta Chenle juga ikut terusik.
Mereka menepuk-nepuk pipi Jisung.

Jisung masih belum sadar kemudian beberapa saat kemudian dia bangun dengan napas terengah-engah serta keringat dingin bercucuran dari pelipisnya.

"Hhhh hhhh" Ia menilik sekitar kemudian datanglah bayangan Hina dan Jeno. Dibukalah tenda mereka oleh Lucas.

"Kenapa?" Tanya Jeno yang kepalanya muncul dari luar tenda.
Disusul Hina yang tambah mengakibatkan Jisung histeris.

"Pergi lo!! Lo bukan kak Hina!!"

Hina yang asli mengerutkan keningnya. Tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"Lo ngga usah munafik!! Lepasin aja kepala lo!! Gua ga takut!!" Ucap Jisung marah sambil memaki dengan urat yang terlihat di lehernya.

INDIGHOST | NCT DREAM [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang