✏ the 6

54 8 0
                                    

_Yang tanpa diduga, bahwa hal itulah yang nantinya akan diperjuangkan dalam menentukan jalan hidup yang sesungguhnya.



















❇❇❇➡

















Jungkook tidak tahu, apakah ia harus merasa menyesal atau sebaliknya.

Pasalnya, saat orang yang ditolongnya ini membuka mata dan telah sadar dari tidurnya, menyuarakan perkataan yang cukup menjengkelkan baginya.

"Bukankah sudah ku katakan sebelumnya, untuk tidak membawaku ke sini? Kenapa kau masih tetap bersikeras juga?"

Begitulah nada pertama yang didengarnya. Dan itu cukup membuat sang onyx memicing tidak percaya diposisinya.

Sejenak ia berdecak pelan. Menghela kemudian dan mengambil beberapa langkah mundur dari bangkar pria tersebut.

Masih menatap lekat atap plafon ruangan, sang pria kembali menambahkan.
"–Sebaiknya kau biarkan aku saja sendiri."

"–Ya. Kau benar." angguknya pada akhirnya. "Sebaiknya aku tidak membantumu dan membiarkanmu saja didalam mobilmu itu. Siapa yang peduli, jika kau hangus terbakar sekalipun." balasnya skeptis. Entah kenapa Jungkook merasa agak tersinggung juga karena pertolongannya yang dianggap sepele. Tsk

Untuk sesaat sang pria, Taehyung, terdiam ditempat. Entah kenapa, perkataan itu sedikit banyak berhasil mengusik sudut hatinya.

'–Peduli, ya?... Benar. Memangnya siapa yang akan peduli jika aku mati sekalipun.'

Hening sesaat merajai waktu.

Dan dikeheningan itu pula Jungkook sukses bertanya - tanya akan keterdiaman sang pria yang tiba - tiba. Berpikir, apa perkataanku terlalu menyinggung? Batinnya.

Sementara itu, Taehyung hanya memejamkan mata disela helaan nafasnya. Tak ingin terus berada pada posisi yang menyedihkan, ia pun perlahan bangun dari rebahan untuk sejenak menetralkan rasa pusing yang sempat mendera kepalanya.

Melihat itu, Jungkook spontan menarik sebelah alisnya tatkala mendapati sang pria yang beranjak turun dari bangkarnya. Agak sangsi, ia pun perlahan menghampiri.

"Mau kemana?" reflek pertanyaan itu meluncur dari bilah ranumnya. "Kau belum pulih betul, ingat."

Masih dengan raut datarnya, Taehyung pun menoleh seketika. Sejenak ia berpikir, pemuda ini.. Apa dia pemuda yang waktu itu? Batinnya. Namun sekalipun itu benar, rasanya Taehyung tidak punya urusan dengan pemuda ini. Dan ia pun memilih enggan untuk peduli.

Sepintas ia mendecak jengah, menggambarkan betapa ia sangat merutuki keadaan seperti ini. Maka tanpa rasa bersalah sedikitpun terlebih tak ingin terus diperhatikan layaknya orang pesakitan, Taehyung kemudian berlalu begitu saja dari hadapan sang onyx untuk keluar dari ruangan beraroma antiseptik tersebut.

Dan Jungkook telak melengos tidak percaya akan respon yang diterimanya. Untuk sesaat, ia merasa kesabarannya seakan diuji saat itu juga.

"Jinjja?!" desisnya.

Merasa dirinya benar - benar dipermainkan, Jungkook pun segera keluar dari sana dengan gerutuan - gerutuan kesalnya.

Dasar pria tidak tahu diri!

• The Truth Untold • TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang