(Tiga) Mimpi itu lagi

26 0 0
                                    

"Mangkanya aku mau ngajak kamu pulang bareng"

"Terima kasih kak tawarannya, tapi ayah akan menjemputku" jawabku canggung.

"Yaudah lain kali ya" Sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Wah itu kebetulan sekali, ayahku sudah datang. Sampai ketemu besok kak!"

"Iya, sampai ketemu" jawabnya sambil melambaikan tangan ke arahku yang sedang berjalan mengarah ke mobil hitam kesayangan ayah.

Ku ketuk pintu kaca mobil ayah, tuk tuk tuk. Tak sampai beberapa detik, kaca mobil digulung mengarah ke bawah. Terlihat wajah ayahku yang selalu tersenyum di dalam sana. Tangannya yang sudah mulai kelihatan keriput memegang ganggang pintu mobil, untuk memastikan tuan putri kesayangannya bisa masuk ke mobil kesayangan itu.

"Bagaimana kelasmu hari ini? Apakah menyenangkan?"

"Tentu ayah, aku sudah mendapatkan banyak teman hari ini"

"Apakah laki-laki tampan di seberang jalan itu termasuk?"

"Ayah, konsentrasi saja menyetirnya"

"Hahaha" jawab ayahku yang mencoba menjailiku.

Karena ayah harus cepat kembali ke kantor, akhirnya kami berhenti di drive thru salah satu fast food di kota kecil ini. Tidak sempat untuk memasak sepotong salmon panggang dengan perasan lemon, tapi makan siangku akan terasa lebih baik dengan ayam goreng dengan kapasitas tepung yang lebih banyak ketimbang dagingnya itu sendiri. Percayalah, tapi aku sangat menyukai makanan ini, jarang sekali ayah membiarkanku memakan makanan cepat saji dengan rasa gurih yang kelewatan.

"Ayah hanya memesan satu? Apa ayah tidak makan?"

"Tidak cocok orang tua seperti ayah memakan makanan berkalori tinggi dan tidak segar seperti ini sayang"

"Terus? Makan siang ayah bagaimana?"

"Tenang saja putriku, kantor ayah disediakan kantin makanan bergizi tinggi, jadi ayah akan makan siang di sana setelah mengantar kamu pulang"

"Baiklah ayah"

Tidak terasa hari ini berlalu dengan cepat, aku ingin tidur. Ingin bertemu wanita cantik itu lagi.

****

"Stella, berjanjilah nanti ketika kamu sudah besar, ketika kamu sudah tahu siapa dirimu. Ibu harap kamu sudah tahu apa yang akan kamu lakukan"

"Ah ibu.. kasih tahu siapa aku, apa aku akan cantik sepertimu?"

"Kamu pasti akan lebih baik dari pada ibu, sayang"

Sontak aku terbangun dari tidurku.

Apa itu tadi? ujarku dalam hati.

Semakin lama mimpi itu semakin jelas. Aku berusaha mengingat kembali apa yang aku mimpikan malam ini, dengan cepat mencatat semua hal yang teringat ke dalam buku diary.

Jelas sekali aku memanggil wanita itu dengan sebutan 'ibu'

apa mungkin? aku saja tidak pernah melihat sosok ibu dalam hidupku.

Dengan keadaan sangat mengantuk, kepalaku berpikir dengan keras. Rasa kantuk itu perlahan-lahan menjadi rasa pusing yang sangat membuatku tidak nyaman.

mungkin lebih baik aku kembali tidur dan menanyakan ke ayah besok pagi

Kembali kubaringkan kepalaku di atas bantal empuk berisi bulu angsa yang ayah buatkan beberapa bulan yang lalu. Kutarik selimut menutupi seluruh badanku, dan tak terasa aku kembali terlelap dan mengharapkan mimpi itu datang lagi dengan membawa beberapa petunjuk yang akan menjawab rasa penasaranku beberapa hari belakangan.

Broken WingsWhere stories live. Discover now