Asik makan bersama di kantin sampai sampai telat masuk ke kelas. Ternyata di kelas sudah ada pak Bensar.
"Tunggu di luar" ucap pak Bensar dari dalam kelas dengan cukup keras setelah melihat Ken dan kawan kawan di depan kelas.
Pak bensar memberikan tugas untuk teman temannya di dalam. Kemudian keluar menghampiri mereka dengan wajah merah dan tangan kanan memegang penggaris kayu.
"Dari mana kalian?" Ucap pak bensar sambil memukulkan penggaris ke pintu dan mengejutkan semua orang yang berada disekitarnya.
"Da... dari.... e..." pevita yang terkejut reflek menjawab dengan terbata bata
"A e a e... dari mana ?
"Dari kantin pak" jawab boy dengan tegas
"Tau jam berapa ini? Atau memang tidak mau masuk di pelajaran saya ?" Pak bensar marah, kali ini matanya ikut merah. Seperti petasan yang sebentar lagi meledak.
"Maaf pak" mereka menjawab dengan serentak.
Huuffftt ... pak Bensar menghela nafas menurunkan emosi.
"Ke lapangan sekarang, hormat bendera. Jangan turun sampai saya datang kesana! Mengerti?"
"Mengerti pak"
Mereka pergi ke lapangan bersama sama. Namun bukan hormat untuk hormat bendera. Kisah persahabatan mereka baru dimulai....
Tunggu part selanjutnya ya ... :)
KAMU SEDANG MEMBACA
KEN
أدب المراهقينMenjadi siswi yang berprestasi bukanlah hal sulit bagi Ken. Baginya, yang sulit itu mengikuti semua aturan yang harus dipatuhinya. Belum lagi beban menjadi anak orang penting di jakarta