Penawaran

696 46 8
                                    

Seorang mahasiswi memasuki ruang kerjaku, dan aku mendongak dari laptopku. Sudah malam. Kerjaan masih menumpuk. Ada yang mau konsultasi tesis kah?

"Malam pak..." gadis itu berkata, tersenyum.

Aku memandanginya dari atas ke bawah. Ia mengenakan gaun ketat berwarna pink dan berdandan seperti mau ke pesta. Senyumnya tampak menggoda. Bibirnya berlipstik merah.

"Ya?" Tanyaku. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Ah, tidak, pak," gadis itu menjawab dengan suara mendesah. "Justru saya yang... ingin menawarkan sesuatu."

"Oh." Aku mengerjap. "Menawarkan apa?"

Dia mendekat. Suara high heels-nya bergema di ruang kerjaku yang lenggang ini.

"Apa saja," dia mengedipkan matanya, "dari tubuh saya ini."

Aku memandanginya dari atas ke bawah lagi. "Dan bayarannya?"

Senyumnya bertambah lebar. "Saya mau nilai Analisis Statistik saya diganti... menjadi A."

Aku mempertimbangkannya sejenak. Menutup laptopku, aku membuka laci meja kerjaku. "Oke," aku mengangguk. "Boleh."

Ia tersenyum menggoda dan mengedipkan sebelah matanya. Perlahan, ia membuka gaunnya tersebut, membiarkannya terjatuh ke lantai. Tak ada pakaian dalam di baliknya. Aku terkesan.

"Baiklah," aku mengeluarkan pisau dan garpu dari laci. "Sini kamu."

Flash Fiction Collection by Ahmad AlkadriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang